Bab 20. Flashback

Setahun telah berlalu, dan dunia Lilis menapaki babak baru. Uang gaji dari warung Mbak Ratih, telah terkumpul. Setiap gajian, Lilis hanya meminta separo dan dikirimkan kepada ibunya dikampung. Selebihnya, uang dititipkan pada Mbak Ratih.

Setahun, waktu yang teramat lama bagi Lilis sejak berpisah dengan Naina dan ibunya. Hampir setiap malam menjelang tidur, Lilis akan teringat dengan Naina. Putri kecil yang baru berusia sebulan, yang harus dia tinggalkan demi mencari sesuap nasi untuk tetap bertahan hidup.

Naina, kini usianya sudah lebih dari setahun.

Pastinya sekarang, Naina sudah berlatih berjalan, berlatih mengucap sepatah kata. Saat itu harusnya dia ada disampingnya.

Naina, semoga setelah setahun berpisah, ibu bisa menyewa tempat tinggal untuk bisa membawamu.

Setiap kali rindu itu datang tak terbendung, Lilis akan menghubungi Wendi untuk meminjamkan ponsel pada ibunya. Karena ibunya tidak memiliki ponsel sendiri. Video Call menjadi alternatif bagi Lilis untuk melepas kerinduannya pada Naina dan ibunya.

Meski belum bisa bicara, Naina sudah mengenal wajah ibunya lewat VC yang hampir 2 Minggu sekali Lilis lakukan. Yang penting, Naina dan ibunya sehat, itu sudah cukup bagi Lilis untuk tetap gigih berjuang.

Ketika Naina sakit, hati Lilis teriris dan ingin rasanya dia terbang kembali ke kampung. Untunglah, ada Wendi yang selalu siap sedia setiap saat menjadi tumpuan Naina dan ibunya. Kebaikan Wendi, semakin membuat Lilis merasa bersalah. Bersalah telah melibatkan dia dalam kerumitan kehidupannya setelah berpisah dengan Desta. Mengurus anak dan ibunya dikampung.

Lilis tidak bisa membalas kebaikan Wendi, namun dia akan selalu berdoa yang terbaik untuknya. Mendapatkan seorang istri yang Sholehah. Walaupun Lilis tahu jika Wendi masih terus mengharapkan dirinya. Mungkin seiring berjalannya waktu, Wendi akan melupakan Lilis dan mampu mencintai wanita lain.

"Lis, Mbak sudah menyewa sebuah warung untuk kamu yang sekaligus bisa menjadi tempat tinggal kamu untuk sementara. Jika nanti kamu ada uang lagi, kamu bisa mencari rumah kontrakan yang dekat dengan tempat usahamu."

"Terimakasih banyak, Mbak Ratih. Tapi, Lilis masih harus belajar dari Mbak Ratih."

"Nanti aku bantu kamu pindahan pas hari Minggu siang. Mbak akan tutup warung lebih awal. Maafkan Mbak Ratih, baru sekarang bisa membiarkan kamu tinggal sendiri. Harusnya dari dulu, kamu tidak tinggal disini."

Mbak Ratih tiba-tiba memeluk Lilis sambil menangis. Lilis masih belum mengerti kemana arah pembicaraan Mbak Ratih.

"Ada apa, kenapa Mbak Ratih menangis," tanya Lilis cemas.

"Lilis, mbak tahu apa yang terjadi padamu 5 bulan yang lalu. Mbak sebenarnya malu padamu. Terimakasih, karena kamu menolak keinginan mas Reza. Kamu juga telah membuat mas Reza berubah."

Lilis termenung, mengingat kejadian 5 bulan lalu.

Flashback on.

Malam itu, Mbak Ratih, Dava dan mas Reza pergi menghadiri hajatan dirumah tetangga yang tempatnya tidak begitu jauh. Waktu itu sehabis sholat, Lilis lupa mengunci pintu. Dalam hatinya, kalau hanya tikus, Lilis tidak pernah takut.

Dia tertidur lelap dalam posisi miring ke kanan, menghadap ke dinding. Dia terbangun setelah merasa ada tangan yang meraba bagian kakinya yang terbuka. Lilis merasa itu seperti mimpi tapi juga begitu nyata.

Dalam hati dia merasa takut dan merinding. Mungkinkah ada hantu di rumah ini?

Lilis membuka mata dan segera memegang tangan yang memegang kakinya dengan segenap keberanian. Dia segera menoleh meski agak merasa cemas dengan apa yang akan dilihatnya.

Lilis tersentak kaget. Tangan itu milik ma Reza suami Mbak Lilis. Lilis segera mengibaskan tangan Reza dengan penuh tenaga.

"Mas Reza, apa yang mas lakukan?"

"Lis, aku sudah lama jatuh cinta padamu. Jika kamu setuju, aku akan meminta izin dari Ratih agar kita bisa menikah."

"Apa, menikah?! Mas Reza, Lilis ini masih belum resmi bercerai. Lagipula mas Reza kebangetan jika ingin menduakan Mbak Ratih. Mbak Ratih sudah susah payah mencari uang, mempertahankan usaha rumah makan ini agar tetap berjalan. Sedangkan mas Reza hanya belanja saja, setelah itu ongkang-ongkang kaki tidak mau membantu Mbak Ratih."

"Mulut kamu pedas sekali, Lis."

"Biarkan saja. Lilis sangat benci laki-laki macam mas Reza. Mas Reza mengingatkan Lilis pada mantan suami Lilis yang pemalas."

Lilis sangat kesal dan marah. Dia melampiaskan kemarahannya pad Reza. Reza merasa tersinggung dan marah pada Lilis. Sudah niatnya untuk menikahinya ditolak, kini malah dia dicaci semaunya.

"Kalau kamu tidak mau menikah, tidak apa-apa. Tapi kamu sudah lama tinggal disini. Kamu harus membayarnya dengan tubuhmu."

"Enak saja. Memang rumah ini milik kamu? Rumah ini milik Mbak Ratih."

Reza semakin dibuat kesal. Dia mendekati Lilis yang duduk di ranjang. Reza memeluk erat tubuh Lilis sambil membekap mulutnya. Lilis sesaat masih tidak percaya, jika dia akan mengalami hal yang menyedihkan seperti sekarang ini. Lilis berontak sekuat tenaga, namun kekuatan Reza lebih besar darinya.

Lilis mengumpulkan segenap kekuatan yang dia miliki untuk berjuang menghadapi Reza yang sudah hilang akal. Dia mengucap satu Asma Allah yang dibacanya berulang-ulang hingga kekuatan dan keberaniannya memuncak. Allahu Akbar.

Lilis terdiam sesaat, ketika Reza merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Melihat Lilis pasrah, Reza mulai lengah.

"Anak manis, begini kan aku juga akan melakukannya dengan lembut. Kamu juga akan merasakan nikmatnya. Sudah lama kan kamu tidak merasakan belaian seorang pria?" ucap Reza.

Reza terlihat sangat menjijikan dengan senyum menyeringai bagai serigala.

Melihat Reza agak lengah, Lilis mendorong tubuh Reza dengan kekuatan penuh. Reza terduduk, sementara Lilis segera bangkit dari ranjangnya dan berdiri hendak berlari keluar. Tetapi, Reza dengan cepat berlari mengunci pintu. Lilis menarik nafas berat.

Perjuangannya ternyata belum selesai. Reza kembali mendekati Lilis dengan wajah kesal. Lilis berusaha menghindar dan teringat jika dibawah bantalnya tersimpan sebuah pisau yang sengaja dia simpan tanpa sepengetahuan siapapun.

Lilis bergerak perlahan menuju bantalnya. Saat Reza Sakin dekat, Lilis mengeluarkan pisau dan mengancam akan menusuk Reza jika dia berani mendekat. Reza agak ketakutan walau dia terlihat mencari celah untuk merebut pisau yang Lilis pegang.

"Sabar, Lis. Hati-hati, itu benda tajam," ucap Reza panik.

"Awas jika mas Reza berani mendekati Lilis. Lilis tidak akan segan lagi," jawab Lilis lebih berani.

"Jangan Lis. Mas Reza minta maaf. Tolong letakkan pisau itu."

Reza berusaha mendekati Lilis perlahan-lahan dan fokus ingin mengambil pisau dari tangan Lilis. Lilis mulai berpikir lain. Saat Reza mendekat, Lilis mengayunkan tendangan bebas ke arah adik kecil Reza. Reza tampak meringis kesakitan dan dia yang tidak menyangka Lilis akan melakukan itu tampak ada rasa kesal diwajahnya.

"Kau, aau...apa yang kau lakukan Lilis. Ini adalah senjataku yang paling berharga."

Lilis tersenyum sinis melihat Reza menahan sakit sambil memegangi adik kecilnya. Mungkin, jika ada yang melihat wajah Lilis saat itu, akan mengira jika Lilis seorang psikopat. Bahagia diatas penderitaan orang lain. Tetapi bagi Lilis, Reza memang pantas mendapatkannya.

"Lilis, bantulah aku. Bagaimana aku akan menikahimu jika senjataku ini terluka."

"Bantu, bantu apa? Aku masih memegang pisau, aku akan bantu mengebiri laki-laki sepertimu."

"Wanita psiko kamu Lis."

Lilis sengaja tertawa seolah dia benar-benar wanita psiko. Semua ini demi keselamatannya sendiri.

"Aku akan bantu juga, untuk bilang pada Mbak Ratih, jika mas Reza hendak memperkosaku. Kita lihat, Mbak Ratih lebih percaya padaku atau padamu."

"Jangan, Lis. Jangan katakan apapun pada Ratih. Apa kau tega melihat pernikahan Ratih hancur karena ini?"

"Aku tidak akan bilang pada Mbak Ratih, tapi mas Reza harus janji padaku satu hal."

"Katakan," ucap Reza sambil meringis.

"Jangan pernah mendekatiku atau wanita lain selain Mbak Ratih. Jika Samapi aku melihat, aku tidak akan bisa menutup mulut ini lagi."

"Baik, aku janji."

Flashback off.

Episodes
1 Bab 1. Pertemuan
2 Bab 2. Pernikahan
3 Bab 3. Berhenti bekerja
4 Bab 4. Kerja tak nyata
5 Bab 5. Semalam tidak pulang
6 Bab 6. Hutang lagi
7 Bab 7. Lilis pingsan
8 Bab 8. Tidak pulang
9 Bab 9. Seperti pengemis
10 Bab 10. Pertengkaran
11 Bab 11. Lilis melahirkan
12 Bab 12. Bukan tanggungjawab sahabat
13 Bab 13. Tuduhan
14 Bab 14. Talak
15 Bab 15. Status tidak jelas
16 Bab 16. Ingin bekerja
17 Bab 17. Belajar memasak
18 Bab 18. Kota penuh kejutan
19 Bab 19. Pertolongan
20 Bab 20. Flashback
21 Bab 21. Usaha baru dan teman baru
22 Bab 22. Bertemu Naina
23 Bab 23. Bertemu Nathan
24 Bab 24. Perasaan Nathan
25 Bab 25. Saingan Cinta
26 Bab 26. Uang nomor satu
27 Bab 27. Kata Talak untuk Maria
28 Bab 28. Bertemu Mantan
29 Bab 29. Pura-pura menjadi calon suami
30 Bab 30. Rencana pernikahan sungguhan
31 Bab 31. Identitas Nathan
32 Bab 32. izin Bu Siti
33 Bab 33. Kejujuran Nathan
34 Bab 34. Doaku untuk cintaku
35 Bab 35. Apakah ini jawaban atas doaku
36 Bab 36. Flashback yang membuat bahagia
37 Bab 37. Menuju pernikahan
38 Bab 38. Mencari solusi tempat tinggal
39 Bab 39. Pernikahan
40 Bab 40. Bertemu Wendi
41 Bab 41. Menuju malam indah
42 Bab 42. Malam terindah
43 Bab 43. Seperti Seorang Ratu
44 Bab 44. Kenangan
45 Bab 45. Menemui Kakek
46 Bab 46. Rencana Desta
47 Bab 47. Kecewa dengan sikap Kakek
48 Bab 48. Lilis hamil
49 Bab 49. Hasil tes DNA
50 Bab 50. Beruntung memilikimu
51 Bab 51. Nathan menjadi Manajer
52 Bab 52. Tes DNA
53 Bab 53. Hasilnya ...
54 Bab 54. Meninggalkan keluarga Sugara
55 Bab 55. Menjadi pria biasa
56 Bab 56. Menjadi pelayan
57 Bab 57. Pertemuan Guntur dan Sita
58 Bab 58. Jatuh cinta ...
59 Bab 59. Kangen ayah
60 Bab 60. Janji kok malah tidur
61 Bab 61. Nafkah pertama
62 Bab 62. siasat Desta
63 Bab 63. Sombong dibalas sombong
64 Bab 64. Rencana buruk Desta
65 Bab 65. Hanya menciumnya
66 Bab 66. Setuju menikah
67 Bab 67. Kakak Sita, preman?
68 Bab 68. Naina ...dimana
69 Bab 69. Seperti orang gila mencarimu
70 Bab 70. Kecelakaan
71 Bab 71. Menjenguk Desta
72 Bab 72. Buah cinta kita
73 Bab 73. Mengungkapkan perasaan
74 Bab 74. Lahiran
75 Bab 75. Syukuran
76 Bab 76. Curhatan Sri
77 Bab 77. Menjenguk Kakek
78 Bab 78. Dua hati yang terluka
79 Bab 79. Kenapa disebut Mantan suami
80 Bab 80. Dia sudah tanda tangan
81 Bab 81. Pulang kampung
82 Bab 82. Akhir dari kesalahpahaman
83 Bab 83. Hari pertama di kampung
84 Bab 84. Pergi piknik
85 Bab 85. Permintaan mantan mertua
86 Bab 86. Flashback Nathan dan Kakek
87 Bab 87. Wahyu hilang
88 Bab 88. Kesedihan keluarga Nathan
89 Bab 89. Rasa cemburu setelah menikah
90 Bab 90. Lilis berubah
91 Bab 91. Lupakan sejenak kesedihan
92 Bab 92. Temuan polisi
93 Bab 93. Akhirnya ketemu
94 Bab 94 Sketsa penculik
95 Bab 95. Bertemu sang penculik
96 Bab 96. Kembali ke Kota
97 Bab 97. Pernikahan Guntur
98 Bab 98. Bukan anggota keluarga
99 Bab 99. Peristirahatan terakhir
100 Bab 100. Keputusan Final
101 Bab 101. Kenapa tidak mendukungku?
102 Bab 102. Rencana pindahan
103 Bab 103. Memulai lembaran baru
104 Bab 104. Flashback Dokter Pradipta
105 Bab 105. Aku juga membutuhkanmu
106 Bab 106. Saat bicara yang tepat bagi Lilis
107 Bab 107. Kembali ke rumah lama
108 Bab promosi karya baru Mengejar Cinta Casanova
109 Bab 108. Bertemu Kakek
110 Bab 109. Orang dibalik kecelakaan itu
111 Bab 110. Akhir Bahagia (End)
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan
2
Bab 2. Pernikahan
3
Bab 3. Berhenti bekerja
4
Bab 4. Kerja tak nyata
5
Bab 5. Semalam tidak pulang
6
Bab 6. Hutang lagi
7
Bab 7. Lilis pingsan
8
Bab 8. Tidak pulang
9
Bab 9. Seperti pengemis
10
Bab 10. Pertengkaran
11
Bab 11. Lilis melahirkan
12
Bab 12. Bukan tanggungjawab sahabat
13
Bab 13. Tuduhan
14
Bab 14. Talak
15
Bab 15. Status tidak jelas
16
Bab 16. Ingin bekerja
17
Bab 17. Belajar memasak
18
Bab 18. Kota penuh kejutan
19
Bab 19. Pertolongan
20
Bab 20. Flashback
21
Bab 21. Usaha baru dan teman baru
22
Bab 22. Bertemu Naina
23
Bab 23. Bertemu Nathan
24
Bab 24. Perasaan Nathan
25
Bab 25. Saingan Cinta
26
Bab 26. Uang nomor satu
27
Bab 27. Kata Talak untuk Maria
28
Bab 28. Bertemu Mantan
29
Bab 29. Pura-pura menjadi calon suami
30
Bab 30. Rencana pernikahan sungguhan
31
Bab 31. Identitas Nathan
32
Bab 32. izin Bu Siti
33
Bab 33. Kejujuran Nathan
34
Bab 34. Doaku untuk cintaku
35
Bab 35. Apakah ini jawaban atas doaku
36
Bab 36. Flashback yang membuat bahagia
37
Bab 37. Menuju pernikahan
38
Bab 38. Mencari solusi tempat tinggal
39
Bab 39. Pernikahan
40
Bab 40. Bertemu Wendi
41
Bab 41. Menuju malam indah
42
Bab 42. Malam terindah
43
Bab 43. Seperti Seorang Ratu
44
Bab 44. Kenangan
45
Bab 45. Menemui Kakek
46
Bab 46. Rencana Desta
47
Bab 47. Kecewa dengan sikap Kakek
48
Bab 48. Lilis hamil
49
Bab 49. Hasil tes DNA
50
Bab 50. Beruntung memilikimu
51
Bab 51. Nathan menjadi Manajer
52
Bab 52. Tes DNA
53
Bab 53. Hasilnya ...
54
Bab 54. Meninggalkan keluarga Sugara
55
Bab 55. Menjadi pria biasa
56
Bab 56. Menjadi pelayan
57
Bab 57. Pertemuan Guntur dan Sita
58
Bab 58. Jatuh cinta ...
59
Bab 59. Kangen ayah
60
Bab 60. Janji kok malah tidur
61
Bab 61. Nafkah pertama
62
Bab 62. siasat Desta
63
Bab 63. Sombong dibalas sombong
64
Bab 64. Rencana buruk Desta
65
Bab 65. Hanya menciumnya
66
Bab 66. Setuju menikah
67
Bab 67. Kakak Sita, preman?
68
Bab 68. Naina ...dimana
69
Bab 69. Seperti orang gila mencarimu
70
Bab 70. Kecelakaan
71
Bab 71. Menjenguk Desta
72
Bab 72. Buah cinta kita
73
Bab 73. Mengungkapkan perasaan
74
Bab 74. Lahiran
75
Bab 75. Syukuran
76
Bab 76. Curhatan Sri
77
Bab 77. Menjenguk Kakek
78
Bab 78. Dua hati yang terluka
79
Bab 79. Kenapa disebut Mantan suami
80
Bab 80. Dia sudah tanda tangan
81
Bab 81. Pulang kampung
82
Bab 82. Akhir dari kesalahpahaman
83
Bab 83. Hari pertama di kampung
84
Bab 84. Pergi piknik
85
Bab 85. Permintaan mantan mertua
86
Bab 86. Flashback Nathan dan Kakek
87
Bab 87. Wahyu hilang
88
Bab 88. Kesedihan keluarga Nathan
89
Bab 89. Rasa cemburu setelah menikah
90
Bab 90. Lilis berubah
91
Bab 91. Lupakan sejenak kesedihan
92
Bab 92. Temuan polisi
93
Bab 93. Akhirnya ketemu
94
Bab 94 Sketsa penculik
95
Bab 95. Bertemu sang penculik
96
Bab 96. Kembali ke Kota
97
Bab 97. Pernikahan Guntur
98
Bab 98. Bukan anggota keluarga
99
Bab 99. Peristirahatan terakhir
100
Bab 100. Keputusan Final
101
Bab 101. Kenapa tidak mendukungku?
102
Bab 102. Rencana pindahan
103
Bab 103. Memulai lembaran baru
104
Bab 104. Flashback Dokter Pradipta
105
Bab 105. Aku juga membutuhkanmu
106
Bab 106. Saat bicara yang tepat bagi Lilis
107
Bab 107. Kembali ke rumah lama
108
Bab promosi karya baru Mengejar Cinta Casanova
109
Bab 108. Bertemu Kakek
110
Bab 109. Orang dibalik kecelakaan itu
111
Bab 110. Akhir Bahagia (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!