Sejak pertemuan malam itu, Lilis dan Desta menjalin hubungan lebih dekat dan memutuskan untuk menikah. Lilis jatuh cinta pada Desta pada pandangan pertama. Begitu juga Desta, dia selalu membuat Lilis merasa aman dan nyaman semenjak bertemu Desta yang setiap hari menjemput Lilis pulang kerja ketika tiba shift malam.
Pernikahan Lilis dan Desta akhirnya berlangsung setelah kedua keluarga setuju. Keluarga Desta adalah keluarga besar. Saudaranya berjumlah 4 orang dan Desta anak kedua. Keluarga mereka sangat baik dan sangat menyayangi Lilis.
Bu Siti awalnya tidak setuju Lilis menikah dengan Desta. Desta terlihat ada sesuatu yang disembunyikan, walaupun Bu Siti tidak tahu apa itu. Namun akhirnya, beliau setuju juga setelah melihat kebaikan keluarga Desta.
"Sah," kata itu mengawali hidup baru Lilis dan Desta.
Semua orang memberi selamat pada kedua mempelai. Kebahagiaan menyelimuti hari-hari mereka setelah menikah. Lilis bahagia bisa bersama dan menikah dengan orang yang dia cintai.
Desta memperlakukan Lilis dengan sangat baik. Setiap hari terlihat senyum dan tawa dari wajah pasangan pengantin baru yang membuat Bu Siti ikut berbahagia.
Namun siapa sangka, setelah pernikahan berlangsung selama 2 bulan, kebahagiaan mereka mulai terusik. Desta lebih sering berdiam dirumah dan tidak melakukan apa-apa. Bahkan lebih terkesan bermalas-malasan.
Ibu Siti tidak berani menegur perbuatan sang menantu. Karena sebagai mertua, beliau tidak ingin dikatakan mertua yang ingin ikut campur urusan rumah tangga anaknya. Bu Siti hanya bisa mengurut dada saja melihat kelakuan sang menantu.
Kasihan Lilis, bekerja siang dan malam untuk menghidupi keluarga kecil mereka. Sedangkan Desta, enak-enakan tiduran sambil bermain game dari ponselnya.
Meskipun Desta melihat Bu Siti, dia tidak pernah merasa sungkan ataupun segan padanya seolah Bu Siti tidak ada dirumah.Bahkan ketika Bu Siti menatapnya, Desta langsung membentaknya.
"Apa, lihat-lihat. Tidak pernah melihat orang menikmati hidup!?"
Jika sudah begitu, Bu Siti hanya bisa meneteskan air mata dan berlalu pergi. Bukan karena Desta membentaknya, tetapi karena kasihan pada Lilis yang sudah salah memilih suami.
Desta sangat bisa mengatur waktu. Ketika Lilis berangkat kerja, dia juga akan pergi. Setelah itu, dia kan kembali pulang untuk bermalas-malasan. Ketika menjelang Lilis pulang kerja, dia akan pergi dan berpura-pura baru pulang kerja juga.
Ketika Lilis kerja malam, pagi harinya Desta akan pergi seharian dan baru pulang pada jam kerja kantor. Lilis tidak pernah mencurigai perbuatan suaminya karena dia begitu yakin pada Desta.
Bu Siti tidak tahan melihat putrinya di bodohi suaminya. Meskipun seandainya Desta memiliki alasan untuk bermalas-malasan dirumah, seharusnya Lilis juga harus tahu apa alasan Desta.
"Lilis, akhir-akhir ini suamimu sering berada di rumah. Apakah dia tidak bekerja lagi?" tanya bu Siti.
"Entahlah Bu. Sebenarnya aku ingin bertanya padanya. Tapi aku takut ini akan menyinggungnya."
"Anakku, kamu memiliki hak untuk bertanya dan kamu juga berhak meminta nafkah dari suamimu. Sebagai suami, dia berkewajiban memberi nafkah pada istrinya. Bukan hanya nafkah batin tetapi juga nafkah lahir."
"Ya, Bu. Nanti aku akan bertanya padanya."
Lilis mulai memikirkan perkataan ibunya. Sebagai seorang suami, memang seharusnya suaminya memberi dia nafkah. Bukan hanya nafkah batin tetapi juga nafkah lahir. Selama ini suaminya memang tidak pernah memberinya uang.
Mungkin karena melihat Lilis memiliki uang sendiri, makanya suaminya tidak lagi memberinya uang. Lilis memang diam saja karena dia tidak ingin rumah tangganya bermasalah.
Suatu hari, saat Desta bermain ponsel, Lilis mendekati suaminya. Dengan nada lembut, Lilis mencoba bertanya pada suaminya apa yang terjadi pada Desta sehingga memiliki banyak waktu bermalas-malasan.
"Mas Desta, aku perhatikan akhir-akhir ini kamu lebih banyak di rumah. Apa yang terjadi, mas?"
"Aku dipecat dari pekerjaanku sejak sebulan yang lalu," jawab Desta datar.
"Sudah mencoba mencari pekerjaan baru?"
Raut wajah Desta berubah kesal. Dia mematikan game di ponselnya dan meletakkannya dengan kasar diatas sofa.
"Kenapa kamu begitu ribut. Apa kamu tidak mau memberi makan suamimu karena tidak bekerja? Apa kamu wanita matre yang tidak bisa menerima kondisi suamimu yang tanpa pekerjaan?!"
"Bukan begitu mas Desta, aku hanya bertanya …"
Suara Lilis mendadak parau dan tubuhnya gemetar karena baru pertama kali suaminya marah dan membentaknya dengan sangat keras. Hampir dia menangis.
"Jika begitu, jangan pernah bertanya lagi. Kamu tidak perlu khawatir, besok aku akan mencari pekerjaan baru."
Desta merendahkan suaranya setelah melihat Lilis ketakutan dan terlihat hendak menangis. Bagaimanapun juga, Lilis bisa memberinya apa yang dia mau untuk saat ini. Yaitu menikmati hidup tanpa takut tidak bisa makan.
"Sayang, maafkan aku. Aku hanya kesal karena aku di pecat. Aku tidak bisa memberimu uang belanja dan tidak bisa membuatmu bahagia. Sudah jangan menangis. Ayo kita tidur saja, besok kamu kan harus masuk kerja pagi."
Desta memapah Lilis masuk kedalam kamar. Desta mencoba membuat Lilis melupakan kejadian hari ini dengan membuatnya tersenyum dengan mimik wajahnya yang dibuat sedemikian rupa supaya lucu dilihat oleh Lilis.
Lilis tersenyum melihat mimik muka suaminya. Hilanglah sudah rasa kesal di hatinya.
Hari berganti hari, namun Desta masih belum mendapatkan pekerjaan. Setiap hendak pergi, dia meminta uang pada Lilis untuk biaya makan dan transportasi. Meski dengan hati kesal, Lilis selalu memberi apa yang suaminya minta.
Lilis merasa kurang enak badan, tetapi dia masih saja memaksakan diri untuk pergi bekerja. Karena jika dia absen satu hari tanpa cuti, gajinya akan dipotong. Setelah bekerja setengah hari, dia merasa tidak kuat lagi. Lilis pun izin pulang.
Di tengah jalan dekat sebuah warnet, Lilis melihat suaminya berjalan masuk kedalam warnet. Lilis penasaran apakah itu memang benar suaminya ataukah orang lain yang hanya mirip dengan suaminya.
Perlahan dia masuk dan mengamati sekeliling dalam warnet. Betapa hatinya sedih dan syok ketika melihat laki-laki itu memang benar suaminya. Dia perlahan mendekatinya dan berdiri di sampingnya.
"Cari tempat lain saja, aku baru mulai," kata Desta tanpa menoleh.
"Mas, jadi ini yang mas Desta lakukan selama ini?"
Suara Lilis biarpun pelan, sangat mengejutkan Desta. Desta menghentikan aktivitasnya dan berdiri sambil memegang bahu istrinya.
"Kita bicara di rumah, aku tidak mau kita menjadi bahan tontonan di sini," ucap Lilis yang langsung melepaskan pegangan Desta.
Lilis berlalu pergi diikuti Desta yang mulai menyusun rencana agar Lilis bisa menerima dan tidak membuat Lilis marah.
Setelah memarkir motornya di depan rumah, Lilis masuk dan langsung duduk sambil menunggu Desta masuk. Desta mengikuti langkah Lilis dan duduk di samping istrinya yang sudah menunggu penjelasannya.
"Sayang, aku tadi hanya mampir sebentar. Aku sudah capek cari pekerjaan tapi tidak ada yang mau menerimaku. Aku mampir hanya untuk menghilangkan rasa stresku. Kamu tidak mau kan mempunyai suami stres?"
"Benarkah yang mas Desta katakan? Lalu sebelum menikah denganku, apa pekerjaan mas Desta? Dulu sebelum menikah, aku merasa tidak berhak bertanya tentang pekerjaan kamu, tapi sekarang aku bertanya dan aku penasaran kenapa kamu bisa dipecat tanpa pesangon?"
"Sebenarnya dulu aku pengangguran."
"Apa mas, pengangguran? Pantas selama ini mas Desta tidak pernah memberiku uang belanja. Lalu selama ini, untuk keperluan mas Desta membeli paketan dan untuk main di warnet, uang dari mana?"
"Meminta pada orangtuaku."
"Apa... "
Semua penjelasan Desta bagaikan duri yang menusuk hatinya. Sakit sekali. Ternyata dia masih meminta uang dari orangtuanya dengan alasan memberi uang belanja pada Lilis. Padahal uang itu dia habiskan untuk kepentingannya sendiri.
Dimana harga dirimu mas Desta.
Bersambung
Jangan lupa like dan koment
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Marlina Dalipang
lanjut masih penasaran
2022-08-15
0
Rini Antika
Aku mampir kak, smg berkenan mmpir jg ke karyaku yg msh pemula..🙏
2022-07-31
1
@ £I£I$ Mυɳҽҽყ☪️
insting seorang ibu lebih peka,
tapi ibarat nasi sudah menjadi bubur
sudah kepalang tanggung menikah dengan Desta.
akan bagaimana kah nasib Lilis nanti..
lanjut baca
2022-07-07
1