Bab 8. Tidak pulang

Sudah 2 hari, Desta tidak pulang kerumah. Dia menginap di rumah Maria, yang kini bisa memberinya kemewahan tanpa harus bekerja. Saat Maria pergi bekerja, Desta pergi nongkrong bersama teman-temannya sesama pengangguran.

Mereka sangat mengagumi Desta yang sudah berhasil menjebak Maria hingga tergila-gila dengan Desta. Memberikan apa yang Desta mau tanpa bertanya.

"Hebat, kau Desta. Lalu apa rencana mau sekarang. Tidak mungkin selamanya kamu akan membohongi kedua wanita itu," kata Feri.

"Entahlah, aku belum memikirkannya. Aku mencintai Lilis, hanya saja dia tidak bisa memberiku apa yang aku mau. Jika Maria, meski aku tidak mencintainya, tapi dia bisa memberiku segalanya."

"Wah, jangan serakah. Kalau kamu serakah, kamu malah tidak akan bisa memiliki keduanya. Jadi mulailah berpikir dan ambil keputusan secepatnya sebelum keduanya mengetahui kebohongan kamu," kata Keno sambil meminum kopinya.

"Benar kata Keno, Desta. Hidup itu banyak pilihan. Dan tidak semua bisa kamu miliki. Kamu pilih cinta atau harta dan kemewahan."

Desta mengangguk pelan dan menghela nafas panjang. Namun sebelum dia memutuskan untuk hidup bersama siapa nantinya, Desta akan berterus terang pada Maria jika dia sudah memiliki seorang istri. Jawaban, Maria akan menentukan langkah dia selanjutnya.

Jika melihat Maria yang sudah sangat tergila-gila padanya, pasti hanya dengan sedikit trik, Maria pasti akan menerima dirinya. Desta tersenyum licik.

***

Malam ini, Desta kembali menginap di rumah Maria. Dan entah sudah yang keberapa kali, mereka melakukan hubungan suami istri tanpa ikatan pernikahan.

Saat mereka sudah sama-sama lelah, Desta memberitahu Maria tentang status pernikahannya dengan Lilis. Desta memeluk Maria sambil berbisik.

"Sayang, ada yang ingin aku katakan padamu. Tapi janji, kamu jangan marah ya?"

"Tergantung, bisa buat aku marah tidak?"

"Sayang, aku sangat mencintaimu. Aku ingin sekali menikah denganmu. Tetapi…"

"Tapi apa, mas?"

"Aku, sebenarnya sudah menikah."

"Apa, mas…!"

Maria kaget mendengar pengakuan Desta. Matanya merah menahan amarah dan rasa kesal. Setelah semua yang terjadi, Desta baru mengaku jika dia sudah menikah.

"Kenapa mas Desta baru bilang sekarang, jika mas Desta sudah menikah?!"

"Maria, maafkan aku. Aku bisa jelaskan."

"Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi. Aku minta, kamu segera pergi dari rumahku."

"Sayang, aku dan istriku sudah pisah ranjang sejak lama."

"Benarkah?"

"Benar. Kami sering bertengkar karena dulu gajiku kecil. Apalagi sekarang, aku tidak memiliki pekerjaan. Dia terlalu banyak menuntut, sedang aku tidak bisa memenuhi keinginannya. Dia tidak lagi menghormati aku sebagai suami. Kami tidak ada kecocokan lagi."

"Kenapa istrimu seperti itu mas? Harusnya dia menerima kamu apa adanya. Biarpun gaji kamu kecil, tapi kan kamu sudah berusaha bertanggung jawab."

"Itulah, aku jadi malas pulang ke rumah. Pasti kami hanya akan bertengkar. Aku jadi bosan tiap hari dimarahi."

"Ya sudah. Mas boleh tinggal disini. Tapi mas harus nikahi aku dulu. Nikah siri dulu juga nggak apa-apa. Setelah kamu bercerai, kita bisa nikah secara resmi."

"Jadi, kamu sudah tidak marah lagi kan sayang?"

"Tidak, mas. Asal mas janji, akan segera menceraikan istrimu."

"Mas janji."

Desta dan Maria berpelukan sambil tersenyum. Desta menarik nafas lega setelah berhasil membuat Maria menerima dirinya meski masih berstatus menikah dengan Lilis.

Hal ini membuat Desta memikirkan satu cara untuk mengulur waktu. Karena bagaimanapun, perpisahannya dengan Lilis adalah urusan dengan dua keluarga. Keluarga Lilis dan keluarganya sendiri. Jadi dia harus memikirkannya baik-baik.

***

Bagi Lilis, menjadi hal yang biasa ketika Desta tidak pulang ke rumah. Setiap kali ditanya, dia kan menjawab sibuk lembur dan pulang terlalu malam jadi tidur di kantor. Terkadang pergi keluar kota untuk mengurus keperluan kantor. Takut membangunkan Lilis yang sedang hamil tua dan butuh banyak istirahat.

Berbagai alasan yang diberikan Desta, sampai Lilis merasa bosan untuk bertanya. Semakin Lilis banyak bertanya, semakin ada rasa sakit yang mengganjal di hati Lilis yang membuat tubuhnya melemah. Semakin banyak rasa curiga, semakin sedih hatinya. Semakin dipikirkan, semakin membuat pusing kepala.

Demi menjaga kondisinya agar tetap stabil, Lilis mulai acuh dengan keberadaan Desta. Sedari awal kehamilan Lilis, Desta sudah tidak peduli. Seolah anak itu bukan anak dia. Padahal disaat-saat hamil, emosi wanita bisa tidak stabil.

Tetapi Lilis dituntut untuk tidak terpengaruh dengan kehamilannya dan merepotkan suaminya. Suami sok sibuk yang tidak mau tahu urusan Lilis. Mau ngidam apa, dia nggak peduli. Mau manja, dia terlalu sibuk. Lilis sudah terbiasa hamil tanpa mengeluh pada suaminya.

Apalagi masalah uang, yang tiap hari bisa jadi bahan pertengkaran. Orang bilang, asalkan menikah dan saling mencintai, rumah tangga bisa hidup bahagia. Tapi Lilis dan Desta juga menikah dengan cinta, saling mencintai. Tetapi, kenapa pada kenyataannya, hidup Lilis tidak bisa bahagia dan malah cenderung menderita?

Jadi sebenarnya, uang juga berpengaruh dalam sebuah pernikahan. Mana ada istri yang rela tidak dinafkahi oleh suaminya. Semua wanita, setelah menikah, menggantungkan hidup pada suaminya.

Sekalipun dia bekerja dan membantu keuangan keluarga, tetap saja masih mendambakan nafkah dari suaminya. Karena, nafkah yang diberikan seorang suami, menjadi simbol kasih sayang setelah cinta. Simbol rasa peduli dan perhatian seorang suami untuk melihat hidup istrinya lebih bahagia.

Meskipun hanya beberapa ratus perak. Ada rasa bahagia, ketika menerima pemberian suami dan akan menyimpan rasa itu dalam hati. Semua orang butuh makan untuk tetap bertahan hidup.

Hari ini, sudah tidak ada bahan makanan tersisa. Desta juga kebetulan tidak pulang. Jadi Lilis diam saja dirumah bersama ibunya.

"Bu, Lilis mau ambil minum. Mau sekalian aku ambilkan?"

"Tidak perlu, Lis. Ibu tidak haus. Kalau ibu haus, ibu akan ambil sendiri."

"Baiklah, Bu. Lilis ambil untuk Lilis sendiri saja."

Lilis mengambil air putih untuk mengganjal perutnya yang lapar. Setiap kali rasa lapar itu datang, dia akan minum air putih sampai dia merasa kenyang. Masih mending jika hari Senin atau kamis, Lilis bisa sekalian berpuasa.

Lilis sebenarnya sudah tidak tahan lagi terus berdiam diri dan menerima semua ini. Namun harapan untuk bahagia selalu Lilis suntikkan ke dalam hatinya, agar dia tetap dapat terus bertahan dalam kemiskinan.

Siapa yang mampu bertahan dalam hidup yang serba kekurangan dan kesulitan, dialah yang akan jadi pemenang. Tidak tergoda hal-hal yang mewah, karena memang tidak ada yang bisa dipakai.

Lilis ingat, sisa uang kemarin hanya cukup untuk membeli pulsa listrik. Kalau sampai tidak terbeli, bisa-bisa mereka bakal tidur dalam gelap.

Jadi, Lilis lebih mementingkan listrik daripada isi perut. Karena, Lilis lebih takut kegelapan daripada kelaparan.

Lilis menarik nafas berat, seberat beban hidup yang sedang dijalaninya saat ini. Tidak bisa lagi berhutang ke tetangga, karena mereka sudah tidak percaya lagi dengan Lilis ataupun Desta.

Bersambung

jangan lupa like dan koment

mkasih

Terpopuler

Comments

Marlina Dalipang

Marlina Dalipang

ngapain juga bertahan dgn lelaki seperti itu anak dlm kandungan butuh asupan gizi klu air putih sj mana bisa

2022-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pertemuan
2 Bab 2. Pernikahan
3 Bab 3. Berhenti bekerja
4 Bab 4. Kerja tak nyata
5 Bab 5. Semalam tidak pulang
6 Bab 6. Hutang lagi
7 Bab 7. Lilis pingsan
8 Bab 8. Tidak pulang
9 Bab 9. Seperti pengemis
10 Bab 10. Pertengkaran
11 Bab 11. Lilis melahirkan
12 Bab 12. Bukan tanggungjawab sahabat
13 Bab 13. Tuduhan
14 Bab 14. Talak
15 Bab 15. Status tidak jelas
16 Bab 16. Ingin bekerja
17 Bab 17. Belajar memasak
18 Bab 18. Kota penuh kejutan
19 Bab 19. Pertolongan
20 Bab 20. Flashback
21 Bab 21. Usaha baru dan teman baru
22 Bab 22. Bertemu Naina
23 Bab 23. Bertemu Nathan
24 Bab 24. Perasaan Nathan
25 Bab 25. Saingan Cinta
26 Bab 26. Uang nomor satu
27 Bab 27. Kata Talak untuk Maria
28 Bab 28. Bertemu Mantan
29 Bab 29. Pura-pura menjadi calon suami
30 Bab 30. Rencana pernikahan sungguhan
31 Bab 31. Identitas Nathan
32 Bab 32. izin Bu Siti
33 Bab 33. Kejujuran Nathan
34 Bab 34. Doaku untuk cintaku
35 Bab 35. Apakah ini jawaban atas doaku
36 Bab 36. Flashback yang membuat bahagia
37 Bab 37. Menuju pernikahan
38 Bab 38. Mencari solusi tempat tinggal
39 Bab 39. Pernikahan
40 Bab 40. Bertemu Wendi
41 Bab 41. Menuju malam indah
42 Bab 42. Malam terindah
43 Bab 43. Seperti Seorang Ratu
44 Bab 44. Kenangan
45 Bab 45. Menemui Kakek
46 Bab 46. Rencana Desta
47 Bab 47. Kecewa dengan sikap Kakek
48 Bab 48. Lilis hamil
49 Bab 49. Hasil tes DNA
50 Bab 50. Beruntung memilikimu
51 Bab 51. Nathan menjadi Manajer
52 Bab 52. Tes DNA
53 Bab 53. Hasilnya ...
54 Bab 54. Meninggalkan keluarga Sugara
55 Bab 55. Menjadi pria biasa
56 Bab 56. Menjadi pelayan
57 Bab 57. Pertemuan Guntur dan Sita
58 Bab 58. Jatuh cinta ...
59 Bab 59. Kangen ayah
60 Bab 60. Janji kok malah tidur
61 Bab 61. Nafkah pertama
62 Bab 62. siasat Desta
63 Bab 63. Sombong dibalas sombong
64 Bab 64. Rencana buruk Desta
65 Bab 65. Hanya menciumnya
66 Bab 66. Setuju menikah
67 Bab 67. Kakak Sita, preman?
68 Bab 68. Naina ...dimana
69 Bab 69. Seperti orang gila mencarimu
70 Bab 70. Kecelakaan
71 Bab 71. Menjenguk Desta
72 Bab 72. Buah cinta kita
73 Bab 73. Mengungkapkan perasaan
74 Bab 74. Lahiran
75 Bab 75. Syukuran
76 Bab 76. Curhatan Sri
77 Bab 77. Menjenguk Kakek
78 Bab 78. Dua hati yang terluka
79 Bab 79. Kenapa disebut Mantan suami
80 Bab 80. Dia sudah tanda tangan
81 Bab 81. Pulang kampung
82 Bab 82. Akhir dari kesalahpahaman
83 Bab 83. Hari pertama di kampung
84 Bab 84. Pergi piknik
85 Bab 85. Permintaan mantan mertua
86 Bab 86. Flashback Nathan dan Kakek
87 Bab 87. Wahyu hilang
88 Bab 88. Kesedihan keluarga Nathan
89 Bab 89. Rasa cemburu setelah menikah
90 Bab 90. Lilis berubah
91 Bab 91. Lupakan sejenak kesedihan
92 Bab 92. Temuan polisi
93 Bab 93. Akhirnya ketemu
94 Bab 94 Sketsa penculik
95 Bab 95. Bertemu sang penculik
96 Bab 96. Kembali ke Kota
97 Bab 97. Pernikahan Guntur
98 Bab 98. Bukan anggota keluarga
99 Bab 99. Peristirahatan terakhir
100 Bab 100. Keputusan Final
101 Bab 101. Kenapa tidak mendukungku?
102 Bab 102. Rencana pindahan
103 Bab 103. Memulai lembaran baru
104 Bab 104. Flashback Dokter Pradipta
105 Bab 105. Aku juga membutuhkanmu
106 Bab 106. Saat bicara yang tepat bagi Lilis
107 Bab 107. Kembali ke rumah lama
108 Bab promosi karya baru Mengejar Cinta Casanova
109 Bab 108. Bertemu Kakek
110 Bab 109. Orang dibalik kecelakaan itu
111 Bab 110. Akhir Bahagia (End)
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan
2
Bab 2. Pernikahan
3
Bab 3. Berhenti bekerja
4
Bab 4. Kerja tak nyata
5
Bab 5. Semalam tidak pulang
6
Bab 6. Hutang lagi
7
Bab 7. Lilis pingsan
8
Bab 8. Tidak pulang
9
Bab 9. Seperti pengemis
10
Bab 10. Pertengkaran
11
Bab 11. Lilis melahirkan
12
Bab 12. Bukan tanggungjawab sahabat
13
Bab 13. Tuduhan
14
Bab 14. Talak
15
Bab 15. Status tidak jelas
16
Bab 16. Ingin bekerja
17
Bab 17. Belajar memasak
18
Bab 18. Kota penuh kejutan
19
Bab 19. Pertolongan
20
Bab 20. Flashback
21
Bab 21. Usaha baru dan teman baru
22
Bab 22. Bertemu Naina
23
Bab 23. Bertemu Nathan
24
Bab 24. Perasaan Nathan
25
Bab 25. Saingan Cinta
26
Bab 26. Uang nomor satu
27
Bab 27. Kata Talak untuk Maria
28
Bab 28. Bertemu Mantan
29
Bab 29. Pura-pura menjadi calon suami
30
Bab 30. Rencana pernikahan sungguhan
31
Bab 31. Identitas Nathan
32
Bab 32. izin Bu Siti
33
Bab 33. Kejujuran Nathan
34
Bab 34. Doaku untuk cintaku
35
Bab 35. Apakah ini jawaban atas doaku
36
Bab 36. Flashback yang membuat bahagia
37
Bab 37. Menuju pernikahan
38
Bab 38. Mencari solusi tempat tinggal
39
Bab 39. Pernikahan
40
Bab 40. Bertemu Wendi
41
Bab 41. Menuju malam indah
42
Bab 42. Malam terindah
43
Bab 43. Seperti Seorang Ratu
44
Bab 44. Kenangan
45
Bab 45. Menemui Kakek
46
Bab 46. Rencana Desta
47
Bab 47. Kecewa dengan sikap Kakek
48
Bab 48. Lilis hamil
49
Bab 49. Hasil tes DNA
50
Bab 50. Beruntung memilikimu
51
Bab 51. Nathan menjadi Manajer
52
Bab 52. Tes DNA
53
Bab 53. Hasilnya ...
54
Bab 54. Meninggalkan keluarga Sugara
55
Bab 55. Menjadi pria biasa
56
Bab 56. Menjadi pelayan
57
Bab 57. Pertemuan Guntur dan Sita
58
Bab 58. Jatuh cinta ...
59
Bab 59. Kangen ayah
60
Bab 60. Janji kok malah tidur
61
Bab 61. Nafkah pertama
62
Bab 62. siasat Desta
63
Bab 63. Sombong dibalas sombong
64
Bab 64. Rencana buruk Desta
65
Bab 65. Hanya menciumnya
66
Bab 66. Setuju menikah
67
Bab 67. Kakak Sita, preman?
68
Bab 68. Naina ...dimana
69
Bab 69. Seperti orang gila mencarimu
70
Bab 70. Kecelakaan
71
Bab 71. Menjenguk Desta
72
Bab 72. Buah cinta kita
73
Bab 73. Mengungkapkan perasaan
74
Bab 74. Lahiran
75
Bab 75. Syukuran
76
Bab 76. Curhatan Sri
77
Bab 77. Menjenguk Kakek
78
Bab 78. Dua hati yang terluka
79
Bab 79. Kenapa disebut Mantan suami
80
Bab 80. Dia sudah tanda tangan
81
Bab 81. Pulang kampung
82
Bab 82. Akhir dari kesalahpahaman
83
Bab 83. Hari pertama di kampung
84
Bab 84. Pergi piknik
85
Bab 85. Permintaan mantan mertua
86
Bab 86. Flashback Nathan dan Kakek
87
Bab 87. Wahyu hilang
88
Bab 88. Kesedihan keluarga Nathan
89
Bab 89. Rasa cemburu setelah menikah
90
Bab 90. Lilis berubah
91
Bab 91. Lupakan sejenak kesedihan
92
Bab 92. Temuan polisi
93
Bab 93. Akhirnya ketemu
94
Bab 94 Sketsa penculik
95
Bab 95. Bertemu sang penculik
96
Bab 96. Kembali ke Kota
97
Bab 97. Pernikahan Guntur
98
Bab 98. Bukan anggota keluarga
99
Bab 99. Peristirahatan terakhir
100
Bab 100. Keputusan Final
101
Bab 101. Kenapa tidak mendukungku?
102
Bab 102. Rencana pindahan
103
Bab 103. Memulai lembaran baru
104
Bab 104. Flashback Dokter Pradipta
105
Bab 105. Aku juga membutuhkanmu
106
Bab 106. Saat bicara yang tepat bagi Lilis
107
Bab 107. Kembali ke rumah lama
108
Bab promosi karya baru Mengejar Cinta Casanova
109
Bab 108. Bertemu Kakek
110
Bab 109. Orang dibalik kecelakaan itu
111
Bab 110. Akhir Bahagia (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!