Bab 19. Pertolongan

Lilis memejamkan matanya sambil terus berdoa. Tidak berapa lama, terdengar suara langkah dua orang pria mendekati mereka. Sepertinya mereka adalah anak buah Madam Susi. Salah satu dari mereka segera mengambil alih posisi Madam Susi menyandera Lilis.

Lilis semakin tidak memiliki harapan lagi, ketika mereka berniat membawa membawa Lilis pergi.

Ya Allah, berilah hamba mu ini kekuatan, untuk melawan mereka. Jauhkan ketakutan yang saat ini bermukim di hati ini. doanya dalam hati.

Lilis mengumpulkan kekuatan untuk bisa melawan anak buah Madam Susi. Lilis masih ingat pelajaran pencak silat yang pernah dia pelajari ketika SMK dulu, meskipun hanya dasar-dasarnya saja. Ketika Lilis sudah siap bergerak hendak memukul tangan salah satu pria itu, tiba-tiba ada seorang laki-laki berteriak-teriak sangat keras.

"Sayang, kamu mau kemana? Jangan tinggalkan aku?!"

Seorang laki-laki tampan dengan pakaian sederhana, menarik tangan Lilis. Lilis hanya pasrah saja, mungkin ini jalan Allah untuk menyelamatkan dirinya dari jerat mereka. Lilis sudah berhadapan dengan laki-laki itu yang kemudian memeluknya erat. Lilis sempat berusaha berontak, namun usahanya dia hentikan ketika laki-laki itu membisikan sesuatu ke telinganya.

"Bekerja samalah denganku, demi keselamatanmu."

Lilis mulai mengerti, jika laki-laki itu berniat baik untuk menolongnya.

"Sayang, kenapa kamu marah padaku hanya karena aku tidak mau membelikanmu kalung emas itu? Aku hanya bilang nanti, bukan tidak mau beli," ucap laki-laki itu seolah sungguhan.

"Kamu siapa, berani mengambil dia dari kami?" tanya salah satu anak buah Madam Susi.

"Kalian yang siapa, berani menculik istriku. Mau kalian bawa kemana? Jika kalian tidak segera pergi, aku akan lapor polisi," ancam laki-laki itu.

"Bagaimana, Bos. Apa yang akan kita lakukan sekarang?"

"Kita lepaskan saja dia. Kita pergi, aku tidak mau berurusan dengan kepolisian," ucap Madam Susi pada kedua pengawalnya.

Terlihat, Madam Susi dan kedua anak buahnya segera masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan Lilis yang masih dalam pelukan laki-laki itu. Setelah kepergian mereka, Lilis segera mendorong tubuh laki-laki itu hingga hampir terjatuh.

"Kau..."

Kata laki-laki itu tampak kesal dengan perlakuan Lilis yang kasar setelah ditolongnya. Lilis mulai berhati-hati dengan orang yang tidak dikenalnya. Apalagi setelah tahu, di kota B ini, banyak hal yang tidak terduga bisa saja terjadi.

"Terimakasih atas pertolongan anda, pak."

"Berterimakasih, setelah memperlakukan aku dengan kasar. Tapi baiklah, aku hanya ingin memperingatkan kamu, hai pendatang baru. Jangan mudah percaya dengan orang lain yang baru kamu kenal. Karena kamu pasti akan dimanfaatkan."

"Apakah termasuk anda?"

Suara tawa laki-laki itu terdengar sangat membuat hati Lilis kesal.

"Kamu membalikkan ucapanku sendiri padaku. Boleh, mungkin saja aku juga akan memanfaatkan kamu."

"Diberitahukan pada semua pengunjung pasar Modern kota B. Kami telah berhasil menangkap seorang laki-laki terduga pencopet kelas atas spesialis pencopet pasar modern kota B. Bagi yang merasa kehilangan. dompet harap segera datang ke kantor pasar modern kota B, sebelah Barat toko Barokah. Terimakasih."

Suara pengumuman dari kantor pasar modern kota B, terdengar sangat jelas ditelinga Lilis. Senyum merekah menghias diwajahnya yang sejak tadi hanya tampak kesal. Lilis bergegas berjalan cepat menuju kantor pasar seperti yang dimaksud di pengumuman tadi.

Semoga dompetku dan isinya, masih tetap utuh.

Lilis tidak peduli lagi dengan laki-laki yang telah menyelamatkannya dari Madam Susi. Laki-laki itu segera pergi setelah Lilis menghilang dari pandangannya.

Lilis sampai di kantor pasar dengan cepat. Dia melihat seorang pemuda yang sempat menabraknya tadi saat dia baru sampai di pasar. Rupanya dialah yang tadi mengambil dompetnya. Berarti dia seorang pencopet.

"Selamat siang. Saya salah satu orang yang kehilangan dompet," ucap Lilis saat berada di kantor pasar.

"Oh, dompet anda berwarna apa? Apakah didalamnya ada KTP yang bisa menjadi bukti bahwa dompet itu milik anda?"

"Ada. Dompet saya berwarna coklat dan didalamnya ada KTP saya dan foto anak dan ibu saya."

"Baiklah, coba anda lihat sendiri saja."

Lilis melihat beberapa dompet yang ada diatas meja. Ada sekitar 12 dompet. Termasuk hebat juga, pencopet itu bisa mendapatkan dompet begitu banyak.

Ada begitu banyak cara mencari uang, baik yang halal maupun yang haram. Semua tergantung pada pilihan masing-masing orang. Biasanya yang halal, uang yang didapatkan memang tidak begitu besar. Tetapi jika memilih jalan haram, hasilnya bisa melebihi harapan kita. Karena itulah, yang menjadi godaan bagi orang yang mengejar kemewahan secara instan.

Padahal jika ditelaah secara dalam, semua yang didapatkan dengan cara haram, akan menimbulkan rasa tidak tenang dan rasa kekurangan karena dia tidak akan pernah merasa cukup. Dia akan terus merasa miskin ditengah banyaknya uang yang dimilikinya.

Resiko dan akibat memilih jalan haram juga lebih besar. Dibenci dan dijauhi masyarakat. Tidak akan ada rasa hormat, apalagi rasa menghargai. Bagaimana orang lain dan masyarakat akan menghormati dan menghargai kita, jika kita sendiri tidak membuat diri kita pantas untuk dihormati. Hargailah dan hormatilah diri sendiri, maka orang lain juga akan menghormatimu, batin Lilis melihat pencopet itu.

Lilis tertegun mengamati satu persatu, dompet dihadapannya. Matanya tertuju pada dompet coklat miliknya. Lilis segera mengambil dan membukanya dengan tangan gemetar. Cemas jika uangnya sudah hilang. Lilis bisa bernafas lega, saat melihat uangnya masih utuh.

"Bagiamana, apa benar itu dompet anda?" tanya salah satu petugas pasar.

"Benar, pak. Ini KTP saya dan ini foto anak dan ibu saya."

"Bagaimana dengan uangnya, apakah masih utuh? Jika tidak utuh, saya akan menanyakannya pada si bedebah itu."

"Masih utuh dan genap. Terimakasih pak, atas bantuannya."

"Sama-sama, itu sudah menjadi tugas kami, selaku pengelola pasar. Kami harus memberi rasa aman pada para pengunjung dan penjual."

Setelah mengucapkan terimakasih, Lilis pergi untuk mengambil barang pesanannya yang sempat tertunda. Hatinya penuh dengan rasa syukur yang tiada terhingga kepada sang pencipta.

Hari ini begitu banyak kejadian yang membuat dirinya semakin memahami banyak hal. Salah satunya jika kita bersabar dan menyerahkan segalanya pada Nya ketika kita sudah terjepit, maka Allah akan menurunkan malaikat pelindung dengan cara yang tidak kita duga.

Lilis pulang dengan dengan membawa barang permintaan Mbak Ratih. Tapi ini sudah cukup siang , dan dia sudah pergi selama hampir 4 jam.

Lilis memarkirkan sepeda motornya, didepan rumah Mbak Ratih. Lalu dia membawa masuk belanjaannya ke warung.

"Lis, kenapa baru pulang, Mbak sangat khawatir terjadi sesuatu padamu."

"Maaf, telah membuat Mbak Ratih khawatir. Sebenarnya tadi Lilis kena copet, tapi untunglah copetnya tertangkap dan dompet Lilis bisa kembali."

"Kamu masih beruntung, Lis. Mbak harap, lain kali kamu hati-hati bawa uangnya. Ditaruhnya ditempat yang tidak mudah dicopet."

"Iya, Mbak Ratih, Lilis akan selalu ingat pesan Mbak Ratih."

Bersambung

Episodes
1 Bab 1. Pertemuan
2 Bab 2. Pernikahan
3 Bab 3. Berhenti bekerja
4 Bab 4. Kerja tak nyata
5 Bab 5. Semalam tidak pulang
6 Bab 6. Hutang lagi
7 Bab 7. Lilis pingsan
8 Bab 8. Tidak pulang
9 Bab 9. Seperti pengemis
10 Bab 10. Pertengkaran
11 Bab 11. Lilis melahirkan
12 Bab 12. Bukan tanggungjawab sahabat
13 Bab 13. Tuduhan
14 Bab 14. Talak
15 Bab 15. Status tidak jelas
16 Bab 16. Ingin bekerja
17 Bab 17. Belajar memasak
18 Bab 18. Kota penuh kejutan
19 Bab 19. Pertolongan
20 Bab 20. Flashback
21 Bab 21. Usaha baru dan teman baru
22 Bab 22. Bertemu Naina
23 Bab 23. Bertemu Nathan
24 Bab 24. Perasaan Nathan
25 Bab 25. Saingan Cinta
26 Bab 26. Uang nomor satu
27 Bab 27. Kata Talak untuk Maria
28 Bab 28. Bertemu Mantan
29 Bab 29. Pura-pura menjadi calon suami
30 Bab 30. Rencana pernikahan sungguhan
31 Bab 31. Identitas Nathan
32 Bab 32. izin Bu Siti
33 Bab 33. Kejujuran Nathan
34 Bab 34. Doaku untuk cintaku
35 Bab 35. Apakah ini jawaban atas doaku
36 Bab 36. Flashback yang membuat bahagia
37 Bab 37. Menuju pernikahan
38 Bab 38. Mencari solusi tempat tinggal
39 Bab 39. Pernikahan
40 Bab 40. Bertemu Wendi
41 Bab 41. Menuju malam indah
42 Bab 42. Malam terindah
43 Bab 43. Seperti Seorang Ratu
44 Bab 44. Kenangan
45 Bab 45. Menemui Kakek
46 Bab 46. Rencana Desta
47 Bab 47. Kecewa dengan sikap Kakek
48 Bab 48. Lilis hamil
49 Bab 49. Hasil tes DNA
50 Bab 50. Beruntung memilikimu
51 Bab 51. Nathan menjadi Manajer
52 Bab 52. Tes DNA
53 Bab 53. Hasilnya ...
54 Bab 54. Meninggalkan keluarga Sugara
55 Bab 55. Menjadi pria biasa
56 Bab 56. Menjadi pelayan
57 Bab 57. Pertemuan Guntur dan Sita
58 Bab 58. Jatuh cinta ...
59 Bab 59. Kangen ayah
60 Bab 60. Janji kok malah tidur
61 Bab 61. Nafkah pertama
62 Bab 62. siasat Desta
63 Bab 63. Sombong dibalas sombong
64 Bab 64. Rencana buruk Desta
65 Bab 65. Hanya menciumnya
66 Bab 66. Setuju menikah
67 Bab 67. Kakak Sita, preman?
68 Bab 68. Naina ...dimana
69 Bab 69. Seperti orang gila mencarimu
70 Bab 70. Kecelakaan
71 Bab 71. Menjenguk Desta
72 Bab 72. Buah cinta kita
73 Bab 73. Mengungkapkan perasaan
74 Bab 74. Lahiran
75 Bab 75. Syukuran
76 Bab 76. Curhatan Sri
77 Bab 77. Menjenguk Kakek
78 Bab 78. Dua hati yang terluka
79 Bab 79. Kenapa disebut Mantan suami
80 Bab 80. Dia sudah tanda tangan
81 Bab 81. Pulang kampung
82 Bab 82. Akhir dari kesalahpahaman
83 Bab 83. Hari pertama di kampung
84 Bab 84. Pergi piknik
85 Bab 85. Permintaan mantan mertua
86 Bab 86. Flashback Nathan dan Kakek
87 Bab 87. Wahyu hilang
88 Bab 88. Kesedihan keluarga Nathan
89 Bab 89. Rasa cemburu setelah menikah
90 Bab 90. Lilis berubah
91 Bab 91. Lupakan sejenak kesedihan
92 Bab 92. Temuan polisi
93 Bab 93. Akhirnya ketemu
94 Bab 94 Sketsa penculik
95 Bab 95. Bertemu sang penculik
96 Bab 96. Kembali ke Kota
97 Bab 97. Pernikahan Guntur
98 Bab 98. Bukan anggota keluarga
99 Bab 99. Peristirahatan terakhir
100 Bab 100. Keputusan Final
101 Bab 101. Kenapa tidak mendukungku?
102 Bab 102. Rencana pindahan
103 Bab 103. Memulai lembaran baru
104 Bab 104. Flashback Dokter Pradipta
105 Bab 105. Aku juga membutuhkanmu
106 Bab 106. Saat bicara yang tepat bagi Lilis
107 Bab 107. Kembali ke rumah lama
108 Bab promosi karya baru Mengejar Cinta Casanova
109 Bab 108. Bertemu Kakek
110 Bab 109. Orang dibalik kecelakaan itu
111 Bab 110. Akhir Bahagia (End)
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan
2
Bab 2. Pernikahan
3
Bab 3. Berhenti bekerja
4
Bab 4. Kerja tak nyata
5
Bab 5. Semalam tidak pulang
6
Bab 6. Hutang lagi
7
Bab 7. Lilis pingsan
8
Bab 8. Tidak pulang
9
Bab 9. Seperti pengemis
10
Bab 10. Pertengkaran
11
Bab 11. Lilis melahirkan
12
Bab 12. Bukan tanggungjawab sahabat
13
Bab 13. Tuduhan
14
Bab 14. Talak
15
Bab 15. Status tidak jelas
16
Bab 16. Ingin bekerja
17
Bab 17. Belajar memasak
18
Bab 18. Kota penuh kejutan
19
Bab 19. Pertolongan
20
Bab 20. Flashback
21
Bab 21. Usaha baru dan teman baru
22
Bab 22. Bertemu Naina
23
Bab 23. Bertemu Nathan
24
Bab 24. Perasaan Nathan
25
Bab 25. Saingan Cinta
26
Bab 26. Uang nomor satu
27
Bab 27. Kata Talak untuk Maria
28
Bab 28. Bertemu Mantan
29
Bab 29. Pura-pura menjadi calon suami
30
Bab 30. Rencana pernikahan sungguhan
31
Bab 31. Identitas Nathan
32
Bab 32. izin Bu Siti
33
Bab 33. Kejujuran Nathan
34
Bab 34. Doaku untuk cintaku
35
Bab 35. Apakah ini jawaban atas doaku
36
Bab 36. Flashback yang membuat bahagia
37
Bab 37. Menuju pernikahan
38
Bab 38. Mencari solusi tempat tinggal
39
Bab 39. Pernikahan
40
Bab 40. Bertemu Wendi
41
Bab 41. Menuju malam indah
42
Bab 42. Malam terindah
43
Bab 43. Seperti Seorang Ratu
44
Bab 44. Kenangan
45
Bab 45. Menemui Kakek
46
Bab 46. Rencana Desta
47
Bab 47. Kecewa dengan sikap Kakek
48
Bab 48. Lilis hamil
49
Bab 49. Hasil tes DNA
50
Bab 50. Beruntung memilikimu
51
Bab 51. Nathan menjadi Manajer
52
Bab 52. Tes DNA
53
Bab 53. Hasilnya ...
54
Bab 54. Meninggalkan keluarga Sugara
55
Bab 55. Menjadi pria biasa
56
Bab 56. Menjadi pelayan
57
Bab 57. Pertemuan Guntur dan Sita
58
Bab 58. Jatuh cinta ...
59
Bab 59. Kangen ayah
60
Bab 60. Janji kok malah tidur
61
Bab 61. Nafkah pertama
62
Bab 62. siasat Desta
63
Bab 63. Sombong dibalas sombong
64
Bab 64. Rencana buruk Desta
65
Bab 65. Hanya menciumnya
66
Bab 66. Setuju menikah
67
Bab 67. Kakak Sita, preman?
68
Bab 68. Naina ...dimana
69
Bab 69. Seperti orang gila mencarimu
70
Bab 70. Kecelakaan
71
Bab 71. Menjenguk Desta
72
Bab 72. Buah cinta kita
73
Bab 73. Mengungkapkan perasaan
74
Bab 74. Lahiran
75
Bab 75. Syukuran
76
Bab 76. Curhatan Sri
77
Bab 77. Menjenguk Kakek
78
Bab 78. Dua hati yang terluka
79
Bab 79. Kenapa disebut Mantan suami
80
Bab 80. Dia sudah tanda tangan
81
Bab 81. Pulang kampung
82
Bab 82. Akhir dari kesalahpahaman
83
Bab 83. Hari pertama di kampung
84
Bab 84. Pergi piknik
85
Bab 85. Permintaan mantan mertua
86
Bab 86. Flashback Nathan dan Kakek
87
Bab 87. Wahyu hilang
88
Bab 88. Kesedihan keluarga Nathan
89
Bab 89. Rasa cemburu setelah menikah
90
Bab 90. Lilis berubah
91
Bab 91. Lupakan sejenak kesedihan
92
Bab 92. Temuan polisi
93
Bab 93. Akhirnya ketemu
94
Bab 94 Sketsa penculik
95
Bab 95. Bertemu sang penculik
96
Bab 96. Kembali ke Kota
97
Bab 97. Pernikahan Guntur
98
Bab 98. Bukan anggota keluarga
99
Bab 99. Peristirahatan terakhir
100
Bab 100. Keputusan Final
101
Bab 101. Kenapa tidak mendukungku?
102
Bab 102. Rencana pindahan
103
Bab 103. Memulai lembaran baru
104
Bab 104. Flashback Dokter Pradipta
105
Bab 105. Aku juga membutuhkanmu
106
Bab 106. Saat bicara yang tepat bagi Lilis
107
Bab 107. Kembali ke rumah lama
108
Bab promosi karya baru Mengejar Cinta Casanova
109
Bab 108. Bertemu Kakek
110
Bab 109. Orang dibalik kecelakaan itu
111
Bab 110. Akhir Bahagia (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!