Bab 13. Tuduhan

Setibanya di rumah, Wendi membantu Lilis menurunkan barang bawaan. Setelah itu, Wendi segera pamit pulang. Dia tidak ingin berlama-lama di rumah Lilis. Atau gosip itu akan semakin tidak terkendali.

Wendi takut, jika Lilis sampai tahu gosip yang sudah menyebar tentang hubungan antara dia dan Lilis, semua itu pasti akan membuat Lilis semakin sedih. Untung saja, Lilis belum mendengar, jadi Lilis masih bisa tersenyum kepadanya.

Setelah kepergian Wendi, ibu mertua Lilis datang kerumahnya setelah mendapat pesan dari Lilis kalau dia sudah pulang ke rumah. Mereka segera berunding untuk membuat sebuah acara Krayan.

Meskipun terlambat, Bu Siti dan Lilis tetap akan melakukan acara adat Krayan. Sebagaimana yang dilakukan keluarga yang lain di kampungnya, saat seorang anak baru dilahirkan. Bu Siti membuat nasi dan kuluban.

Biasanya jika memiliki uang, akan ditambah dengan daging ayam yang dipotong sedang dan dimasak menjadi bistik daging ayam. Namun jika tidak ada daging ayam, telur juga bisa. Seperti Lilis saat ini. Tetapi, sekarang telur juga mahal seperti bahan-bahan dapur lainnya.

"Lis, berapa anak nanti yang akan kamu undang?" tanya ibu Sri.

"5 atau 6 anak saja Bu."

"Sedikit sekali, Lis. Biasanya ibu kalau buat Krayan bisa sampai 10 atau 12 anak. Semakin banyak anak yang mendoakan, akan semakin baik."

"Kasihan ibu, kalau harus masak banyak. Kalau masak nasinya sedikit, kan bisa pakai magic com."

Bu Sri mengangguk pelan mengiyakan perkataan Lilis. Bu Siti memang sudah tua dan tidak boleh terlalu lelah bekerja. Padahal tujuan Lilis membuat Krayan hanya sedikit karena memang beras di rumah Lilis sudah habis. Dan hanya cukup untuk 5 atau 6 anak saja. Agar beras yang tersisa masih bisa dimasak esok hari.

"Kalau kamu ada kesulitan uang, kamu bisa bilang sama ibu."

"Nggak kok Bu. Mas Desta, sudah memberi aku uang."

Uang pemberian Desta 50 ribu, masih bisa digunakan untuk membeli telur dan sayuran sebagai pelengkap Krayan. Sisanya bisa untuk membeli susu untuk bayinya karena asi Lilis tidak bisa deras sehingga bayinya masih butuh minuman bernutrisi sebagai tambahan.

Selesai acara Krayan, Bu Sri pamit pulang. Sebelum pergi beliau berpesan pada Lilis untuk tetap sabar menghadapi Desta yang sampai saat ini belum pulang. Lilis hanya mengiyakan saja, walau dalam hatinya Lilis teramat kecewa dan sakit hati.

Lilis masih menunggu kepulangan sang suami untuk memberi nama pada putri kecil mereka. Namun hingga sore, Desta masih belum pulang juga. Langit sudah berubah gelap. Segelap hati Lilis saat ini.

Harapannya untuk mendapatkan nama untuk putrinya dari sang suami, pupus sudah. Lilis segera memberi nama putrinya 'Naira Najma" yang berarti bintang yang bersinar. Lilis berharap, kehidupan putrinya akan seperti bintang yang akan terus bersinar dan menjadi cahaya bagi orang lain dan memiliki masa depan yang terang. Menjadi cahaya bagi orang tuanya yang saat ini dalam kegelapan.

Setelah memberi putrinya nama, Lilis yang saat ini masih dalam masa nifas setelah lahiran, hanya bisa berdoa dalam hati.

" Ya Allah ya Robbi, ampunilah semua dosa-dosa yang pernah hamba lakukan. Ampunilah dosa ibu dan almarhum ayah semasa hidupnya. Saat ini hamba dalam kegelapan, dalam kebimbangan dan dalam ketidak pastian. Ya Allah ya Robbi, yang maha memberi petunjuk. Berilah hamba petunjuk Mu. Tunjukan jalan yang terang, agar hamba bisa melihat dan bisa mendengar kebenaran dari suami hamba. Jika memang, dia adalah yang terbaik untuk hamba, maka biarkan kami tetap bersama. Tetapi jika pernikahan ini tidak bisa menjadi jalan hamba masuk surga Mu, maka tunjukan jalan agar kami bisa berjalan di jalan masing-masing. Sesungguhnya hamba menyerahkan segalanya hanya pada Mu ya Allah ya Robbi. Aamiin."

Lilis tidak dapat menahan air matanya yang kini mengalir deras. Lilis hanya bisa menyerahkan pada Allah, karena saat ini Lilis masih bingung antara tetap bertahan atau mengakhiri semuanya.

***

Esok harinya, Desta berniat pulang ke rumah. Dijalan dia mampir ke sebuah warung untuk membeli rokok. Saat itu dia mendengar sebuah cerita tentang hubungan Lilis dengan Wendi. Tidak hanya itu, masa lalu Wendi dan Lilis kembali diungkit.

Desta pulang dengan penuh amarah. Wajahnya yang tampan berubah menakutkan bak harimau yang siap menerkam mangsanya. Tanpa pikir panjang, apalagi melihat Naira, putrinya.

"Lis, apa benar semua yang orang-orang katakan?!"

Teriakan Desta terdengar nyaring di telinga Lilis, yang setiap kali marah atau kesal pasti hanya memanggil namanya tanpa tambahan 'sayang'.

"Mas, kamu kenapa marah-marah? Apa yang orang-orang katakan, sampai mas Desta sangat marah?" tanya Lilis penasaran.

"Kamu dan Wendi selingkuh, bahkan aku mendengar anak yang kamu kandung itu anak dia, bukan anakku."

Lilis terpukul dengan tuduhan suaminya. Dua hari tidak pulang, sekalinya pulang malah membuat hatinya sedih. Menuduhnya dengan sangat keji tanpa mencari dulu kebenarannya. Selingkuh, bahkan membayangkan saja Lilis tidak pernah.

"Mas Desta jangan asal percaya omongan orang. Naira adalah anakmu, anak kita, mas. Kamu bisa tes DNA jika perlu. Dan jika kamu tidak percaya padaku, lalu apa gunanya sebuah pernikahan tanpa adanya rasa saling percaya."

"Lis, semua orang tahu jika Wendi mencintaimu sejak lama. Lalu kamu menerima semua pemberiannya. Biaya rumah sakit, dan entah sudah berapa banyak kamu menerima uang dari dia. Kamu benar-benar wanita matre, Lis."

"Mas, selama ini aku diam saja, dan menerima semua perlakuan mas Dimas. Tetapi aku tidak terima jika mas Dimas menuduh aku matre dan selingkuh dengan Wendi. Melihat sikap mas Desta yang seperti ini, aku tidak perlu memberi penjelasan apapun tentang semua ini lagi. Terserah apapun yang mas Desta pikirkan, aku sudah tidak peduli lagi," ucap Lilis kesal.

"Dasar wanita murahan! Apa kamu tidak malu, seluruh kampung membicarakan hubuganmu dengan laki-laki brengsek itu," ucap Desta bertambah marah karena Lilis tidak menanggapi ucapannya.

"Mas, ucapanmu semakin lama semakin membuat panas telinga. Jika aku wanita murahan, lalu mas Desta apa? Mas Desta tidak malu, memiliki istri wanita murahan?"

"Lis, kamu sekarang berani berdebat denganku? Berani membalas kata-kataku? Kamu tidak takut menjadi istri durhaka?"

"Takut? Aku sangat takut mas. Tetapi aku lebih takut membiarkan kamu menjadi suami durhaka, suami yang dibenci Allah."

"Jangan asal bicara, Lis. Kamu yang durhaka, malah kamu berani menuduhku?"

"Mas, aku tidak asal menuduh. Pertama, kamu sudah menelantarkan kami, dan kamu tidak ada rasa tanggung jawab dalam segi materi. Kedua kamu sudah menuduhku berbuat zina tanpa ada buktinya. Aku tidak akan mengatakan lebih banyak lagi, karena mas Desta pasti akan sangat sakit hati jika mendengarnya."

Mendengar semua ucapan Lilis, darahnya mulai naik. Matanya memancarkan kemarahan yang Yangs sudah memuncak.

Plakkk.

Sebuah tamparan keras mendarat di wajah pucat Lilis. Lilis kaget dan mengerang kesakitan. Dia tidak menduga jika Desta sanggup berbuat kasar padanya. Mata Lilis mulai basah oleh airmata. Kini, tidak hanya batin yang disakiti, tetapi badan juga telah disakiti oleh suaminya.

"Itu peringatan untukmu karena kamu telah berani menceramahi suamimu," ucap Desta sambil tersenyum sinis.

Ada rasa puas terlihat di mata Desta, menambah sadisnya perangai Desta di Mata Lilis.

"Mas, kamu sudah keterlaluan." Batin Lilis.

Mendengar pertengkaran anak dan menantunya, Bu Siti tampak sedih. Matanya mulai berkaca-kaca mendengar tuduhan perzinahan Lilis oleh suaminya, dan juga tamparan keras Desta yang pasti sangat menyakitkan hati Lilis.

Bu Siti ingin menjadi saksi bahwa putrinya tidak pernah berbuat zina dengan Wendi ataupun lelaki lain. Tiap hari, Lilis selalu bersamanya kecuali dia hendak berhutang ke rumah temannya. Dengan berat hati, Bu Siti melangkah mendekati mereka.

"Nak Desta, aku adalah saksi hidup kesetiaan Lilis padamu."

"Hei orang tua, jangan kau ikut campur urusan rumah tangga kami!"

"Mas, jangan bentak ibu. Walau bagaimanapun, dia adalah ibuku, yang berarti juga adalah ibumu."

"Ibu, hahaha. Entah kenapa aku menyesal memiliki ibu mertua yang miskin seperti dia."

"Kamu sudah keterlaluan, mas. Kau bisa hina aku sepuas hatimu, tapi jangan pernah hina ibuku."

"Lalu kenapa, kamu tidak rela, kamu marah. Marah saja, rasanya di rumah ini sudah tidak ada yang bisa membuat aku ingin tetap disini."

"Ibu…"

Suara teriakan Lilis mengagetkan Desta. Bu Siti tiba-tiba pingsan. Lilis bingung karena saat ini dia masih dalam masa nifas dan masih belum bisa mengangkat ibunya ke tempat tidur.

"Mas Desta, tolong angkat ibu ke kamar mas."

Desta terdiam sejenak, lalu dengan segera mengangkat tubuh tua Bu Siti kekamarnya Lilis bergegas mengambil minyak kayu putih dari rak kecil dan didekatkan di hidung Bu Siti. Lilis sangat panik melihat ibunya yang tiba-tiba pingsan. Jangan-jangan beliau sedang sakit?

Bersambung

Terpopuler

Comments

@ £I£I$ Mυɳҽҽყ☪️

@ £I£I$ Mυɳҽҽყ☪️

baca nya maraton kak

2022-07-18

1

@ £I£I$ Mυɳҽҽყ☪️

@ £I£I$ Mυɳҽҽყ☪️

kenapa ngga minta di cerainkan saja, lebih baik menjadi janda dari pada punya suami seperti itu

2022-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pertemuan
2 Bab 2. Pernikahan
3 Bab 3. Berhenti bekerja
4 Bab 4. Kerja tak nyata
5 Bab 5. Semalam tidak pulang
6 Bab 6. Hutang lagi
7 Bab 7. Lilis pingsan
8 Bab 8. Tidak pulang
9 Bab 9. Seperti pengemis
10 Bab 10. Pertengkaran
11 Bab 11. Lilis melahirkan
12 Bab 12. Bukan tanggungjawab sahabat
13 Bab 13. Tuduhan
14 Bab 14. Talak
15 Bab 15. Status tidak jelas
16 Bab 16. Ingin bekerja
17 Bab 17. Belajar memasak
18 Bab 18. Kota penuh kejutan
19 Bab 19. Pertolongan
20 Bab 20. Flashback
21 Bab 21. Usaha baru dan teman baru
22 Bab 22. Bertemu Naina
23 Bab 23. Bertemu Nathan
24 Bab 24. Perasaan Nathan
25 Bab 25. Saingan Cinta
26 Bab 26. Uang nomor satu
27 Bab 27. Kata Talak untuk Maria
28 Bab 28. Bertemu Mantan
29 Bab 29. Pura-pura menjadi calon suami
30 Bab 30. Rencana pernikahan sungguhan
31 Bab 31. Identitas Nathan
32 Bab 32. izin Bu Siti
33 Bab 33. Kejujuran Nathan
34 Bab 34. Doaku untuk cintaku
35 Bab 35. Apakah ini jawaban atas doaku
36 Bab 36. Flashback yang membuat bahagia
37 Bab 37. Menuju pernikahan
38 Bab 38. Mencari solusi tempat tinggal
39 Bab 39. Pernikahan
40 Bab 40. Bertemu Wendi
41 Bab 41. Menuju malam indah
42 Bab 42. Malam terindah
43 Bab 43. Seperti Seorang Ratu
44 Bab 44. Kenangan
45 Bab 45. Menemui Kakek
46 Bab 46. Rencana Desta
47 Bab 47. Kecewa dengan sikap Kakek
48 Bab 48. Lilis hamil
49 Bab 49. Hasil tes DNA
50 Bab 50. Beruntung memilikimu
51 Bab 51. Nathan menjadi Manajer
52 Bab 52. Tes DNA
53 Bab 53. Hasilnya ...
54 Bab 54. Meninggalkan keluarga Sugara
55 Bab 55. Menjadi pria biasa
56 Bab 56. Menjadi pelayan
57 Bab 57. Pertemuan Guntur dan Sita
58 Bab 58. Jatuh cinta ...
59 Bab 59. Kangen ayah
60 Bab 60. Janji kok malah tidur
61 Bab 61. Nafkah pertama
62 Bab 62. siasat Desta
63 Bab 63. Sombong dibalas sombong
64 Bab 64. Rencana buruk Desta
65 Bab 65. Hanya menciumnya
66 Bab 66. Setuju menikah
67 Bab 67. Kakak Sita, preman?
68 Bab 68. Naina ...dimana
69 Bab 69. Seperti orang gila mencarimu
70 Bab 70. Kecelakaan
71 Bab 71. Menjenguk Desta
72 Bab 72. Buah cinta kita
73 Bab 73. Mengungkapkan perasaan
74 Bab 74. Lahiran
75 Bab 75. Syukuran
76 Bab 76. Curhatan Sri
77 Bab 77. Menjenguk Kakek
78 Bab 78. Dua hati yang terluka
79 Bab 79. Kenapa disebut Mantan suami
80 Bab 80. Dia sudah tanda tangan
81 Bab 81. Pulang kampung
82 Bab 82. Akhir dari kesalahpahaman
83 Bab 83. Hari pertama di kampung
84 Bab 84. Pergi piknik
85 Bab 85. Permintaan mantan mertua
86 Bab 86. Flashback Nathan dan Kakek
87 Bab 87. Wahyu hilang
88 Bab 88. Kesedihan keluarga Nathan
89 Bab 89. Rasa cemburu setelah menikah
90 Bab 90. Lilis berubah
91 Bab 91. Lupakan sejenak kesedihan
92 Bab 92. Temuan polisi
93 Bab 93. Akhirnya ketemu
94 Bab 94 Sketsa penculik
95 Bab 95. Bertemu sang penculik
96 Bab 96. Kembali ke Kota
97 Bab 97. Pernikahan Guntur
98 Bab 98. Bukan anggota keluarga
99 Bab 99. Peristirahatan terakhir
100 Bab 100. Keputusan Final
101 Bab 101. Kenapa tidak mendukungku?
102 Bab 102. Rencana pindahan
103 Bab 103. Memulai lembaran baru
104 Bab 104. Flashback Dokter Pradipta
105 Bab 105. Aku juga membutuhkanmu
106 Bab 106. Saat bicara yang tepat bagi Lilis
107 Bab 107. Kembali ke rumah lama
108 Bab promosi karya baru Mengejar Cinta Casanova
109 Bab 108. Bertemu Kakek
110 Bab 109. Orang dibalik kecelakaan itu
111 Bab 110. Akhir Bahagia (End)
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan
2
Bab 2. Pernikahan
3
Bab 3. Berhenti bekerja
4
Bab 4. Kerja tak nyata
5
Bab 5. Semalam tidak pulang
6
Bab 6. Hutang lagi
7
Bab 7. Lilis pingsan
8
Bab 8. Tidak pulang
9
Bab 9. Seperti pengemis
10
Bab 10. Pertengkaran
11
Bab 11. Lilis melahirkan
12
Bab 12. Bukan tanggungjawab sahabat
13
Bab 13. Tuduhan
14
Bab 14. Talak
15
Bab 15. Status tidak jelas
16
Bab 16. Ingin bekerja
17
Bab 17. Belajar memasak
18
Bab 18. Kota penuh kejutan
19
Bab 19. Pertolongan
20
Bab 20. Flashback
21
Bab 21. Usaha baru dan teman baru
22
Bab 22. Bertemu Naina
23
Bab 23. Bertemu Nathan
24
Bab 24. Perasaan Nathan
25
Bab 25. Saingan Cinta
26
Bab 26. Uang nomor satu
27
Bab 27. Kata Talak untuk Maria
28
Bab 28. Bertemu Mantan
29
Bab 29. Pura-pura menjadi calon suami
30
Bab 30. Rencana pernikahan sungguhan
31
Bab 31. Identitas Nathan
32
Bab 32. izin Bu Siti
33
Bab 33. Kejujuran Nathan
34
Bab 34. Doaku untuk cintaku
35
Bab 35. Apakah ini jawaban atas doaku
36
Bab 36. Flashback yang membuat bahagia
37
Bab 37. Menuju pernikahan
38
Bab 38. Mencari solusi tempat tinggal
39
Bab 39. Pernikahan
40
Bab 40. Bertemu Wendi
41
Bab 41. Menuju malam indah
42
Bab 42. Malam terindah
43
Bab 43. Seperti Seorang Ratu
44
Bab 44. Kenangan
45
Bab 45. Menemui Kakek
46
Bab 46. Rencana Desta
47
Bab 47. Kecewa dengan sikap Kakek
48
Bab 48. Lilis hamil
49
Bab 49. Hasil tes DNA
50
Bab 50. Beruntung memilikimu
51
Bab 51. Nathan menjadi Manajer
52
Bab 52. Tes DNA
53
Bab 53. Hasilnya ...
54
Bab 54. Meninggalkan keluarga Sugara
55
Bab 55. Menjadi pria biasa
56
Bab 56. Menjadi pelayan
57
Bab 57. Pertemuan Guntur dan Sita
58
Bab 58. Jatuh cinta ...
59
Bab 59. Kangen ayah
60
Bab 60. Janji kok malah tidur
61
Bab 61. Nafkah pertama
62
Bab 62. siasat Desta
63
Bab 63. Sombong dibalas sombong
64
Bab 64. Rencana buruk Desta
65
Bab 65. Hanya menciumnya
66
Bab 66. Setuju menikah
67
Bab 67. Kakak Sita, preman?
68
Bab 68. Naina ...dimana
69
Bab 69. Seperti orang gila mencarimu
70
Bab 70. Kecelakaan
71
Bab 71. Menjenguk Desta
72
Bab 72. Buah cinta kita
73
Bab 73. Mengungkapkan perasaan
74
Bab 74. Lahiran
75
Bab 75. Syukuran
76
Bab 76. Curhatan Sri
77
Bab 77. Menjenguk Kakek
78
Bab 78. Dua hati yang terluka
79
Bab 79. Kenapa disebut Mantan suami
80
Bab 80. Dia sudah tanda tangan
81
Bab 81. Pulang kampung
82
Bab 82. Akhir dari kesalahpahaman
83
Bab 83. Hari pertama di kampung
84
Bab 84. Pergi piknik
85
Bab 85. Permintaan mantan mertua
86
Bab 86. Flashback Nathan dan Kakek
87
Bab 87. Wahyu hilang
88
Bab 88. Kesedihan keluarga Nathan
89
Bab 89. Rasa cemburu setelah menikah
90
Bab 90. Lilis berubah
91
Bab 91. Lupakan sejenak kesedihan
92
Bab 92. Temuan polisi
93
Bab 93. Akhirnya ketemu
94
Bab 94 Sketsa penculik
95
Bab 95. Bertemu sang penculik
96
Bab 96. Kembali ke Kota
97
Bab 97. Pernikahan Guntur
98
Bab 98. Bukan anggota keluarga
99
Bab 99. Peristirahatan terakhir
100
Bab 100. Keputusan Final
101
Bab 101. Kenapa tidak mendukungku?
102
Bab 102. Rencana pindahan
103
Bab 103. Memulai lembaran baru
104
Bab 104. Flashback Dokter Pradipta
105
Bab 105. Aku juga membutuhkanmu
106
Bab 106. Saat bicara yang tepat bagi Lilis
107
Bab 107. Kembali ke rumah lama
108
Bab promosi karya baru Mengejar Cinta Casanova
109
Bab 108. Bertemu Kakek
110
Bab 109. Orang dibalik kecelakaan itu
111
Bab 110. Akhir Bahagia (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!