Bab 16. Ingin bekerja

Kabar perpisahan Lilis dan Desta telah sampai ke telinga mertuanya. Ibu mertuanya datang mewakili keluarganya untuk meminta maaf pada Lilis atas kelakuan anak mereka.

Mertua Lilis tidak menyalahkan Lilis atas berakhirnya pernikahan yang baru setahun dia jalani dengan Desta. Sedih dan kecewa tampak terlihat dari raut wajah orang tua Desta.

Bagi Lilis, kedatangan mertuanya cukup bisa mengobati rasa sedihnya karena tidak ada yang memperhatikan Naina. Ayahnya sama sekali tidak peduli dengan keberadaannya.

Mereka menawarkan harta warisan milik Desta untuk diberikan pada Naina. Tetapi Lilis dengan halus menolak pemberian mereka karena jika harta warisan mas Desta diberikan padanya, malah akan menambah masalah dikemudian hari.

Mereka belum bercerai secara resmi dan Desta pasti juga tidak akan setuju mengingat dia tipe lelaki yang sangat mengagungkan harta dan uang. Lebih baik menghindari berurusan dengan Desta di kemudian hari.

"Warisan ini bukan untuk kamu, Lis. Tapi untuk Naina. Naina adalah anak kandung Desta dan dia berhak atas warisan dari ayahnya."

"Jujur saja, Bu. Mas Desta tidak pernah mengakui Naina sebagai anak kandungnya. Sedikitpun dia tidak menyentuh Naina, bahkan sekedar melihat saja, tidak. Dia mungkin merasa jijik saat melihat Naina," ucap Lilis sambil membendung air mata yang sudah hampir mengalir.

"Desta tidak mengakui Naina?! Berani sekali dia tidak mengakui darah dagingnya sendiri."

"Lilis sangat kecewa dan sakit hati pada Mas Desta. Karena itu, Lilis tidak ingin menerima apapun dari dia."

"Ibu mengerti kesedihanmu Lis. Sekali lagi, ibu meminta maaf atas kelakuan Desta. Sebagai seorang ibu, aku mengerti bagaimana perasaan kamu sekarang. Meskipun Desta tidak mengakui Naina sebagai anaknya, Naina akan tetap menjadi cucu ibu sampai kapanpun. Kamu tetaplah menantu kesayangan ibu."

"Terimakasih, Bu."

"Ibu juga percaya padamu. Kamu tidak akan pernah menghianati anak ibu. Tetapi Desta yang sudah menghianati kamu, Lis."

"Bagaimana ibu bisa tahu, Lilis tidak pernah bilang pada siapapun tentang semua itu?" ucap Lilis kaget.

"Kemarin, Desta datang membawa seorang wanita. Namanya Maria. Mereka datang untuk meminta restu. Mereka telah menikah siri seminggu yang lalu. Bertepatan dengan kelahiran Naina."

Perkataan Bu Sari membuat Lilis semakin yakin, sebuah kenyataan yang harus Lilis hadapi dengan hati yang kuat. Saat Lilis melahirkan Naina, Desta telah menikah siri dengan Maria. Dan setelah Desta dan Maria menikah, mereka pergi berbulan madu dan menginap di hotel. Makanya Lilis saat itu menemukan bill hotel di saku celananya saat Desta pulang ke rumah.

Desta juga mematikan ponselnya, karena tidak ingin ada yang mengganggu acara bulan madu mereka.

Ternyata di hati Desta, keberadaan dia dan Naina, tidak mampu membuat Desta melepaskan godaan wanita lain. Lilis tersenyum pahit dan dia tidak akan pernah menyesali perpisahannya dengan Desta. Karena mungkin, inilah yang terbaik bagi hubungan mereka. Daripada tetap bersama tetapi saling menyakiti.

"Kamu tidak perlu khawatir, ibu tidak akan pernah menerima wanita itu sebagai menantu ibu. Bagi ibu, kamu tetaplah menantu ibu," ucap Bu Sari saat melihat Lilis termenung.

"Ibu, sekarang Lilis dan mas Desta sudah berpisah. Mas Desta berhak untuk menikah lagi dengan wanita pilihannya. Lilis tidak akan menyalahkan ibu, jika ibu ingin memberi restu mereka."

"Mereka selingkuh, Lis. Mereka menikah sebelum Desta menceraikan kamu. Kamu sama sekali tidak marah?"

"Lilis sudah tidak punya tenaga lagi untuk marah. Kemarahan Lilis sudah habis setelah kata talak dari mas Desta. Emosi Lilis sudah terkubur bersama kepergian mas Desta dengan wanita itu. Sudah tidak ada lagi tersisa hati ini untuk memikirkan dia lagi."

"Lis…"

"Lilis hanya ingin hidup tenang dan merawat Naina tanpa campur tangan mas Desta. Tanpa uang dia dan apapun yang berhubungan dengan dia. Aku akan membesarkan Naina dengan uang aku sendiri, Bu. Jadi maaf, Lilis tidak bisa menerima kebaikan ibu."

"Tapi bagaimanapun, Naina adalah cucu ibu. Tak bisakah ibu menyayangi Naina dan memberi Naina hadiah?"

"Tentu saja boleh, Bu. Asalkan bukan dari mas Desta, pemberian ibu dan keluarga lain masih bisa Lilis terima."

Lilis menatap sendu mertuanya yang terlihat sedih dengan keputusan Lilis. Lilis menyadari kekhawatiran mertuanya, menghidupi Naina dan ibu tanpa seorang suami. Apalagi Naina masih bayi, dan Lilis juga baru saja melahirkan. Pekerjaan seperti apa yang bisa dikerjakan Lilis.

Lilis tidak pernah takut ataupun putus asa, menghadapi masa depan yang tidak jelas kemana diri akan melangkah. Satu yang menjadi keyakinan Lilis, selama nyawa masih di badan, tidak ada yang tidak mungkin bisa dilakukan. Bekerja Dan berdoa menjadi motto baru Lilis agar bisa lebih maju dan bersemangat menghadapi tantangan hidup yang akan dia hadapi.

Naina, akan menjadi pil penyembuh saat Lilis jatuh dan terluka oleh keadaan. Naina, akan menjadi minuman berenergi bagi Lilis, saat dia kelelahan dan kehilangan semangat.

Lilis harus bisa mengucapkan selamat tinggal masa lalu dan selamat datang masa depan yang baru.

***

Sebulan telah berlalu, namun surat gugatan cerai dari mas Desta tidak kunjung datang. Lilis akhirnya hanya bisa pasrah saja dan menerima keadaannya untuk saat ini.

Sekarang, bukan waktunya memikirkan surat cerai dari Desta, tetapi memikirkan bagaimana Lilis bisa bekerja untuk menghidupi Naina dan ibu.

Kebetulan, saudara jauh Lilis baru saja pulang dari kota. Namanya mbak Ratih. Dikota dia membuka usaha warung makan yang sangat laris. Dari usahanya itu, mbak Ratih sudah bisa membeli rumah di kota dan membangun rumahnya di kampung.

Mbak Ratih dan keluarganya pulang ke kampung setiap 2 atau 3 tahun sekali. Karena biaya transportasi yang sangat mahal. Sekali pulang, mereka bisa menghabiskan uang sekitar 5 sampai 6 juta jika di total secara keseluruhan beserta oleh-oleh.

Mbak Ratih datang kerumah Lilis, setelah mendengar Lilis melahirkan. Mbak Ratih tampak bahagia melihat Naina.

"Lis, Naina sangat menggemaskan. Sudah berapa bulan usianya?"

"Sekitar selapanan mbak atau kurang lebih 36 hari."

"Lis, aku juga sudah mendengar banyak hal tentang rumah tangga kamu. Sekarang kamu tidak ada pekerjaan, bagaimana kamu bisa menghidupi Naina dan ibumu?"

"Itulah, mbak. Saya akan menunggu sampai masa nifasku berakhir. Setelah itu, aku akan mencari pekerjaan lagi seperti dulu."

"Mbak sebenarnya butuh seorang pelayan di salah satu rumah makan di luar kota. Tapi Mbak tidak yakin kamu mau ikut bekerja di rumah makan milikku."

"Kenapa tidak mau mbak. Asalkan halal, pekerjaan seperti apapun akan Lilis lakukan."

"Tapi, apa kamu bisa berpisah dari Naina dan ibumu?"

"Entahlah, nanti Lilis berunding dulu dengan ibu. Sekaligus meminta izin, semua ada ditangan ibuku sekarang. Kali ini aku hanya akan melakukan apa yang ibu suruh. Karana restu seorang ibu, itu akan menentukan berhasil dan tidaknya sebuah impian."

"Baiklah. Kamu tidak usah khawatir, jika nanti ibumu merestui kamu pergi, mbak akan memberikan uang muka yang bisa digunakan oleh ibumu selama kamu belum mendapat gaji."

"Terimakasih, mbak."

Lilis tersenyum karena ada harapan baginya untuk berjalan maju bukan mundur. Namun, semua masih harus lewat persetujuan ibunya.

Sehari sejak kedatangan mbak Ratih, Lilis baru mengutarakan niat hatinya pada ibunya. Bu Siti menidurkan Naina disampingnya sambil terus memandangi wajah Naina.

"Bu, Lilis ada niat pergi bekerja bersama mbak Ratih. Bagaimana menurut ibu?" tanya Lilis sambil duduk didekat ibunya.

"Ratih? Bukannya Ratih bekerja di kota?" tanya ibu Siti kaget

"Benar Bu. Lilis berniat belajar membuka usaha dari mbak Ratih. Tapi untuk sementara, Lilis akan bekerja membantu mbak Ratih dulu."

"Bukanya kamu tidak ada modal? Bagaimana kamu bisa membuka usaha sendiri?"

"Lilis akan bekerja sambil belajar. Setiap bulan, Lilis akan mendapat gaji. Lilis akan mengatur uang itu sebaik mungkin. Untuk keperluan ibu dan Naina, sisanya baru Lilis tabung. Apakah ibu akan merestui keinginan Lilis?"

"Tentu saja ibu akan merestui apa yang akan kamu lakukan. Tetapi masalahnya bukan itu. Bisakah kamu jauh dari Naina?"

"Entahlah Bu, tetapi jika ibu sanggup menjaga Naina, Lilis juga akan sanggup berpisah dengan Naina untuk sementara. Jika nanti, Lilis sudah memiliki usaha sendiri, kalian akan Lilis bawa ke kota. Kita bertiga akan hidup bersama."

"Ibu bisa saja menjaga Naina, tetapi ibu ada satu keinginan. Jangan larang ibu meminta bantuan Wendi."

"Kenapa?"

"Bagiamanapun, tidak mungkin ibu sanggup mengurus Naina sendiri tanpa minta bantuan orang lain. Ibu juga tidak mungkin sehat terus. Jika kamu melarang ibu, apa ibu harus membiarkan Naina terlantar?"

"Baik, Bu. Demi Naina, silahkan ibu minta bantuan Wendi dan keluarganya. Namun jangan sampai berhutang budi terlalu banyak. Lilis tidak mungkin bisa membalasnya."

"Ibu mengerti, jika tidak terpaksa, ibu tidak akan meminta bantuan Wendi"

Akhirnya, restu dari sang ibu sudah Lilis dapatkan. Ada perasaan sedih ketika Lilis melihat Naina yang sedang tertidur pulas. Bayi sekecil itu, harus ditinggalkan demi meraih hidup yang lebih baik.

Maafkan ibu, Naina. Ibu janji akan segera kembali dan membawamu bersama ibu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Kod Driyah

Kod Driyah

smga sukses lilis

2022-09-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pertemuan
2 Bab 2. Pernikahan
3 Bab 3. Berhenti bekerja
4 Bab 4. Kerja tak nyata
5 Bab 5. Semalam tidak pulang
6 Bab 6. Hutang lagi
7 Bab 7. Lilis pingsan
8 Bab 8. Tidak pulang
9 Bab 9. Seperti pengemis
10 Bab 10. Pertengkaran
11 Bab 11. Lilis melahirkan
12 Bab 12. Bukan tanggungjawab sahabat
13 Bab 13. Tuduhan
14 Bab 14. Talak
15 Bab 15. Status tidak jelas
16 Bab 16. Ingin bekerja
17 Bab 17. Belajar memasak
18 Bab 18. Kota penuh kejutan
19 Bab 19. Pertolongan
20 Bab 20. Flashback
21 Bab 21. Usaha baru dan teman baru
22 Bab 22. Bertemu Naina
23 Bab 23. Bertemu Nathan
24 Bab 24. Perasaan Nathan
25 Bab 25. Saingan Cinta
26 Bab 26. Uang nomor satu
27 Bab 27. Kata Talak untuk Maria
28 Bab 28. Bertemu Mantan
29 Bab 29. Pura-pura menjadi calon suami
30 Bab 30. Rencana pernikahan sungguhan
31 Bab 31. Identitas Nathan
32 Bab 32. izin Bu Siti
33 Bab 33. Kejujuran Nathan
34 Bab 34. Doaku untuk cintaku
35 Bab 35. Apakah ini jawaban atas doaku
36 Bab 36. Flashback yang membuat bahagia
37 Bab 37. Menuju pernikahan
38 Bab 38. Mencari solusi tempat tinggal
39 Bab 39. Pernikahan
40 Bab 40. Bertemu Wendi
41 Bab 41. Menuju malam indah
42 Bab 42. Malam terindah
43 Bab 43. Seperti Seorang Ratu
44 Bab 44. Kenangan
45 Bab 45. Menemui Kakek
46 Bab 46. Rencana Desta
47 Bab 47. Kecewa dengan sikap Kakek
48 Bab 48. Lilis hamil
49 Bab 49. Hasil tes DNA
50 Bab 50. Beruntung memilikimu
51 Bab 51. Nathan menjadi Manajer
52 Bab 52. Tes DNA
53 Bab 53. Hasilnya ...
54 Bab 54. Meninggalkan keluarga Sugara
55 Bab 55. Menjadi pria biasa
56 Bab 56. Menjadi pelayan
57 Bab 57. Pertemuan Guntur dan Sita
58 Bab 58. Jatuh cinta ...
59 Bab 59. Kangen ayah
60 Bab 60. Janji kok malah tidur
61 Bab 61. Nafkah pertama
62 Bab 62. siasat Desta
63 Bab 63. Sombong dibalas sombong
64 Bab 64. Rencana buruk Desta
65 Bab 65. Hanya menciumnya
66 Bab 66. Setuju menikah
67 Bab 67. Kakak Sita, preman?
68 Bab 68. Naina ...dimana
69 Bab 69. Seperti orang gila mencarimu
70 Bab 70. Kecelakaan
71 Bab 71. Menjenguk Desta
72 Bab 72. Buah cinta kita
73 Bab 73. Mengungkapkan perasaan
74 Bab 74. Lahiran
75 Bab 75. Syukuran
76 Bab 76. Curhatan Sri
77 Bab 77. Menjenguk Kakek
78 Bab 78. Dua hati yang terluka
79 Bab 79. Kenapa disebut Mantan suami
80 Bab 80. Dia sudah tanda tangan
81 Bab 81. Pulang kampung
82 Bab 82. Akhir dari kesalahpahaman
83 Bab 83. Hari pertama di kampung
84 Bab 84. Pergi piknik
85 Bab 85. Permintaan mantan mertua
86 Bab 86. Flashback Nathan dan Kakek
87 Bab 87. Wahyu hilang
88 Bab 88. Kesedihan keluarga Nathan
89 Bab 89. Rasa cemburu setelah menikah
90 Bab 90. Lilis berubah
91 Bab 91. Lupakan sejenak kesedihan
92 Bab 92. Temuan polisi
93 Bab 93. Akhirnya ketemu
94 Bab 94 Sketsa penculik
95 Bab 95. Bertemu sang penculik
96 Bab 96. Kembali ke Kota
97 Bab 97. Pernikahan Guntur
98 Bab 98. Bukan anggota keluarga
99 Bab 99. Peristirahatan terakhir
100 Bab 100. Keputusan Final
101 Bab 101. Kenapa tidak mendukungku?
102 Bab 102. Rencana pindahan
103 Bab 103. Memulai lembaran baru
104 Bab 104. Flashback Dokter Pradipta
105 Bab 105. Aku juga membutuhkanmu
106 Bab 106. Saat bicara yang tepat bagi Lilis
107 Bab 107. Kembali ke rumah lama
108 Bab promosi karya baru Mengejar Cinta Casanova
109 Bab 108. Bertemu Kakek
110 Bab 109. Orang dibalik kecelakaan itu
111 Bab 110. Akhir Bahagia (End)
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan
2
Bab 2. Pernikahan
3
Bab 3. Berhenti bekerja
4
Bab 4. Kerja tak nyata
5
Bab 5. Semalam tidak pulang
6
Bab 6. Hutang lagi
7
Bab 7. Lilis pingsan
8
Bab 8. Tidak pulang
9
Bab 9. Seperti pengemis
10
Bab 10. Pertengkaran
11
Bab 11. Lilis melahirkan
12
Bab 12. Bukan tanggungjawab sahabat
13
Bab 13. Tuduhan
14
Bab 14. Talak
15
Bab 15. Status tidak jelas
16
Bab 16. Ingin bekerja
17
Bab 17. Belajar memasak
18
Bab 18. Kota penuh kejutan
19
Bab 19. Pertolongan
20
Bab 20. Flashback
21
Bab 21. Usaha baru dan teman baru
22
Bab 22. Bertemu Naina
23
Bab 23. Bertemu Nathan
24
Bab 24. Perasaan Nathan
25
Bab 25. Saingan Cinta
26
Bab 26. Uang nomor satu
27
Bab 27. Kata Talak untuk Maria
28
Bab 28. Bertemu Mantan
29
Bab 29. Pura-pura menjadi calon suami
30
Bab 30. Rencana pernikahan sungguhan
31
Bab 31. Identitas Nathan
32
Bab 32. izin Bu Siti
33
Bab 33. Kejujuran Nathan
34
Bab 34. Doaku untuk cintaku
35
Bab 35. Apakah ini jawaban atas doaku
36
Bab 36. Flashback yang membuat bahagia
37
Bab 37. Menuju pernikahan
38
Bab 38. Mencari solusi tempat tinggal
39
Bab 39. Pernikahan
40
Bab 40. Bertemu Wendi
41
Bab 41. Menuju malam indah
42
Bab 42. Malam terindah
43
Bab 43. Seperti Seorang Ratu
44
Bab 44. Kenangan
45
Bab 45. Menemui Kakek
46
Bab 46. Rencana Desta
47
Bab 47. Kecewa dengan sikap Kakek
48
Bab 48. Lilis hamil
49
Bab 49. Hasil tes DNA
50
Bab 50. Beruntung memilikimu
51
Bab 51. Nathan menjadi Manajer
52
Bab 52. Tes DNA
53
Bab 53. Hasilnya ...
54
Bab 54. Meninggalkan keluarga Sugara
55
Bab 55. Menjadi pria biasa
56
Bab 56. Menjadi pelayan
57
Bab 57. Pertemuan Guntur dan Sita
58
Bab 58. Jatuh cinta ...
59
Bab 59. Kangen ayah
60
Bab 60. Janji kok malah tidur
61
Bab 61. Nafkah pertama
62
Bab 62. siasat Desta
63
Bab 63. Sombong dibalas sombong
64
Bab 64. Rencana buruk Desta
65
Bab 65. Hanya menciumnya
66
Bab 66. Setuju menikah
67
Bab 67. Kakak Sita, preman?
68
Bab 68. Naina ...dimana
69
Bab 69. Seperti orang gila mencarimu
70
Bab 70. Kecelakaan
71
Bab 71. Menjenguk Desta
72
Bab 72. Buah cinta kita
73
Bab 73. Mengungkapkan perasaan
74
Bab 74. Lahiran
75
Bab 75. Syukuran
76
Bab 76. Curhatan Sri
77
Bab 77. Menjenguk Kakek
78
Bab 78. Dua hati yang terluka
79
Bab 79. Kenapa disebut Mantan suami
80
Bab 80. Dia sudah tanda tangan
81
Bab 81. Pulang kampung
82
Bab 82. Akhir dari kesalahpahaman
83
Bab 83. Hari pertama di kampung
84
Bab 84. Pergi piknik
85
Bab 85. Permintaan mantan mertua
86
Bab 86. Flashback Nathan dan Kakek
87
Bab 87. Wahyu hilang
88
Bab 88. Kesedihan keluarga Nathan
89
Bab 89. Rasa cemburu setelah menikah
90
Bab 90. Lilis berubah
91
Bab 91. Lupakan sejenak kesedihan
92
Bab 92. Temuan polisi
93
Bab 93. Akhirnya ketemu
94
Bab 94 Sketsa penculik
95
Bab 95. Bertemu sang penculik
96
Bab 96. Kembali ke Kota
97
Bab 97. Pernikahan Guntur
98
Bab 98. Bukan anggota keluarga
99
Bab 99. Peristirahatan terakhir
100
Bab 100. Keputusan Final
101
Bab 101. Kenapa tidak mendukungku?
102
Bab 102. Rencana pindahan
103
Bab 103. Memulai lembaran baru
104
Bab 104. Flashback Dokter Pradipta
105
Bab 105. Aku juga membutuhkanmu
106
Bab 106. Saat bicara yang tepat bagi Lilis
107
Bab 107. Kembali ke rumah lama
108
Bab promosi karya baru Mengejar Cinta Casanova
109
Bab 108. Bertemu Kakek
110
Bab 109. Orang dibalik kecelakaan itu
111
Bab 110. Akhir Bahagia (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!