Hubungan Desta dan Maria semakin dekat. Mereka sering pergi berdua untuk makan atau sekedar saling bercengkrama di sebuah cafe. Menghabiskan waktu dan akhirnya, Maria semakin cinta mati pada Desta.
Uang pesangon dari Lilis sudah hampir habis digunakan Desta untuk biaya berkencan dengan Maria. Desta menyebutnya sebagai investasi, karena nanti dia akan bisa mengunduh hasilnya saat Maria mulai takluk padanya.
Benar saja, tidak perlu berbulan-bulan. Hanya dalam waktu 2 Minggu berkencan, Maria seperti sudah tidak ingin berpisah dengan Desta. Desta telah menyatakan cinta dan Maria menerimanya.
Malam itu, Desta dan Maria janjian hendak pergi nonton bioskop. Tetapi karena tiba-tiba gerimis, mereka memutuskan untuk menonton film di rumah Maria. Mulanya, Desta pura-pura tidak mau, tetapi akhirnya dia bersedia juga pergi ke rumah Maria.
Rumah Maria terbilang cukup mewah. Di garasi, ada satu mobil lagi yang terparkir manis menambah mewahnya rumah Maria. Ada kolam renang, taman dan bunga-bunga yang sedang bermekaran.
Desta menelan ludah melihat rumah mewah Maria. Aku benar-benar beruntung.
"Sayang, dimana orang tuamu?"
"Aku sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi. Ayah ibuku sudah meninggal 5 tahun lalu karena sebuah kecelakaan. Aku sekarang tinggal sendiri. Tapi ada pembantu juga sih yang ngurus rumah."
"Tapi kenapa sepi sekali? Pembantumu juga nggak kelihatan."
"Kebetulan, malam ini dia minta izin pulang, katanya ada keluarganya yang sedang sakit dan ingin bertemu dia. Sudahlah mas Desta, kok jadi membicarakan pembantuku sih, mas."
"Maaf, sayang. Aku hanya penasaran saja."
"Ya udah, mas Desta pilih filmnya dulu. Aku mau ganti pakaian, yang lebih santai. Kan kita nontonnya di rumah."
Desta mengangguk pelan lalu mulai memilih film yang akan ditonton bersama dengan Maria. Sementara Maria bergegas masuk ke kamar untuk berganti pakaian. Tidak lama kemudian, Maria sudah keluar dengan memakai rok pendek dan sweater rajut yang hangat.
Sampai Maria datang, Desta masih mencari-cari film mana yang cocok. Namun dia merasa sungkan, jika pilihannya tidak berkenan di hati Maria. Bisa gagal semua usahanya selama ini yang sudah menghabiskan hampir semua uang pesangon istrinya.
"Mas, kok belum diputar filmnya? Kan banyak itu pilihannya."
"Kamu aja yang pilih, tadi aku udah pilih takut kamu tidak suka," ucap Desta sambil bergeser memberi tempat duduk pada Maria.
"Di laptop ini, semua filmnya kesukaanku. Ada juga sih rekomendasi dari teman. Tapi aku belum pernah tonton."
"Kalau begitu, coba saja yang rekomedasi dari temanmu. Sekalian aku temani nonton, siapa tahu itu film hantu," ucap Desta sambil tertawa.
"Mungkin juga, mas. Jangan-jangan, mereka mau mengerjai aku."
Maria mencari film yang pernah dikatakan oleh Resti, agar Maria menontonnya di rumah. Mumpung sekarang ada mas Desta. Batin Maria senang, karena selama ini dia penasaran dengan film itu tetapi dia takut menonton sendirian.
Mereka telah bersiap menonton film yang sudah disiapkan. Judulnya 365 Days 2. Sejak awal, sudah tampak agak aneh dengan posternya. Sepertinya akan ada banyak adegan dewasanya. Namun keduanya berpura-pura tidak menyadari dan tetap melanjutkan menonton film tersebut dengan agak gelisah.
Entah siapa yang mengawali, Desta dan Maria mulai tenggelam dalam indahnya malam. Malam yang penuh gairah api cinta. Dan mereka menikmati malam penuh dosa tanpa peduli jika gairah mereka terlarang.
Gairah yang menghancurkan pondasi cinta Desta dan Lilis yang memang telah rapuh oleh keadaan.
Malam sudah semakin larut, dan Desta sama sekali tidak peduli jika ada yang menunggunya di rumah. Lilis duduk termenung di ruang tamu seorang diri. Matanya sudah mulai mengantuk, namun dia masih tetap bertahan menunggu suaminya pulang.
Hati Lilis dipenuhi kecemasan dan khawatir jika terjadi sesuatu pada suaminya. Biasanya jika pulang terlambat, dia akan mengirim pesan. Tetapi sampai saat ini, satu pesan pun belum diterima.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 12 malam. Bu Siti yang terbangun, keluar karena melihat lampu masih menyala. Beliau kaget melihat Lilis masih duduk di ruang tamu sambil termenung.
"Lis, belum tidur?"
"Belum, Bu. Lilis masih menunggu mas Desta."
"Ini sudah larut malam, sebaiknya kamu tidur saja. Kamu sedang hamil, jangan terlalu banyak begadang."
"Sebentar lagi, Bu. Lilis khawatir dengan mas Desta. Takut ada sesuatu yang terjadi. Biasanya jika pulang terlambat, dia pasti memberi kabar pada Lilis."
"Jangan terlalu khawatir, suamimu itu pria dewasa. Mungkin saja, dia sedang banyak kerjaan yang harus diselesaikan. Dia tidak akan marah meski kamu tidak menunggunya."
"Ya, Bu. Sebentar lagi Lilis tidur."
"Kalau begitu, ibu ambil wudhu dulu. Jangan lupa, segera istirahat."
Lilis mengangguk pelan, sambil melihat ibunya yang segera beranjak pergi mengambil wudhu untuk sholat malam. Lilis kemudian ikut beranjak dari duduknya untuk ikut mengambil wudhu dan melakukan sholat malam agar hatinya tenang.
Setelah selesai sholat, Lilis kembali menunggu Desta sambil merebahkan diri dan dia tertidur hingga fajar menjelang. Dirabanya bantal di sebelahnya, berharap suaminya sudah pulang dan tidur. Namun, tidak nampak ada tanda-tanda dia pulang.
Lilis bangun perlahan dan mulai membersihkan diri, sekaligus mengambil wudhu untuk sholat. Hingga pagi datang dan terik matahari mulai meninggi, terdengar sebuah sepeda motor milik Desta berhenti di depan rumah.
Lilis bergegas menyambut suaminya yang tampak lelah. Lilis tidak berani bertanya banyak disaat suasana hati suaminya terlihat tidak stabil. Ujung-ujungnya pasti akan terjadi pertengkaran.
"Mas, baru pulang?"
"Iya, banyak kerjaan di kantor karena memang usaha baru. Jadi kamu juga harus terbiasa jika aku tidak pulang. Apa kamu semalaman menungguku?"
"Tidak, mas. Mas Desta tidur di kantor?"
"Iya, tadinya mau pulang. Eh, malah ketiduran di sana. Aku mandi dulu nanti langsung balik kerja lagi."
"Nggak istirahat dulu, mas. Mas Desta kelihatan capek," tanya Lilis cemas.
Lilis takut, jika Desta terus-terusan seperti ini dia bisa jatuh sakit.
"Nggak capek. Lagi usaha, nanti hasilnya buat kalian juga."
Desta tersenyum, melihat istrinya tidak curiga sama sekali atas kebohongannya. Semalam dia memang capek, bukan capek kerja tapi capek bercinta dengan Maria.
"Aku mandi dulu, sayang."
"Iya, mas. Nanti aku siapkan sarapan untuk mas Desta."
"Tidak perlu. Tadi aku sudah sarapan. Kamu santai saja. Kamu kan sedang hamil."
"Mas Desta perhatian sekali."
"Kamu itu istriku, ya tentu saja aku harus perhatian sama kamu, sayang."
Lilis sangat bahagia, mas Desta kembali berubah penuh perhatian dan peduli dengan Lilis.
Selesai mandi, Desta berganti pakaian sambil mengenang kejadian semalam. Bagaimana Maria sangat penuh gairah dan mampu mengimbangi permainannya yang brutal. Meski Desta tidak mencintai Maria, tetapi Desta menikmati percintaannya dengan Maria.
Maria memang sudah tidak perawan, tetapi mungkin sudah lama dia tidak berhubungan dengan laki-laki. Makanya Maria seolah melampiaskannya semalam dengan Desta.
"Mas…"
Bersambung
jangan lupa like dan koment
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
@ £I£I$ Mυɳҽҽყ☪️
masih bisa kah kamu bertahan dengan sikap Desta ...
2022-07-12
1