Lihat Saja Nanti

"Tessaaaaaaaaaa" pada malam harinya Diva menghubungi Tessa untuk menceritakan segala pengalaman barunya di negara M termasuk perasaan aneh yang ia rasakan saat bertemu dengan Dante untuk yang pertama kalinya.

"Ada apa?" jawab gadis itu di seberang sana.

"Ahhhh aku mau ceritaaaaa" seperti orang gila yang berteriak-teriak tidak jelas.

"Kau ini kenapa sih? seperti orang yang kesurupan saja berteriak-teriak begitu!" temannya merasa aneh sendiri.

"Kau tau tidak, tadi siang saat aku sedang berkeliling ibukota M, tiba-tiba aku tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang saat aku baru saja keluar dari dalam toilet umum di sebuah cafe pinggir pantai" mulai bercerita dengan penuh semangat.

"Lalu?" Tessa tau bahwa itu baru permulaan.

"Lalu, karena benturannya sangat keras, aku hampir terjatuh ke belakang,," menggantung kalimatnya.

"Terus?" hanya memancing agar sang teman melanjutkan ceritanya.

"Terus, tiba-tiba dia menangkapku,," wajahnya mulai merah merona seperti kepiting rebus.

"Dan??" menunggu akhir ceritanya.

"Dan akhirnya kami berpelukan sangat erat serta saling tatap dengan sangat tajam beberapa saat!" kini tidak lagi bisa menutupi rasa senangnya.

"Hemmmmm" Tessa hanya mengangguk-anggukan kepalanya mendengar cerita itu sebagai bentuk menghargai lawan bicaranya yang sedang semangat menggebu-gebu.

"Rasanya sangat aneh bagiku, entah kenapa tiba-tiba saja ada sebuah perasaan yang berbeda saat aku bertemu dengannya. Dia begitu berkharisma dan membuatku tidak berdaya sama sekali dihadapnnya. Apalagi dia begitu sopan, bahkan tadi dia sempat meminta maaf dan mengucapkan permisi sebelum akhirnya pergi!" Masih dengan semangat yang membara.

"Memangnya seperti apa orangnya?" sejujurnya Tessa sangat heran dengan sikap temannya ini, mengingat selama ini Diva terkenal sebagai gadis yang sangat cuek terhadap lawan jenisnya.

"Dia bertubuh kekar, wajahnya tampan dan rupawan, dengan ditumbuhi brewok yang membuatnya semakin terlihat gagah!" jelasnya dengan penuh puja dan puji.

"Kalau aku taksir, mungkin usianya kurang lebih seperti uncle Raf dan uncle Rich" imbuhnya lagi.

"Hah? jadi dia sudah om-om?" Tessa terbelalak tak percaya.

"Tapi tidak terlihat tua ya, hanya dewasa dan matang saja!" Diva tidak terima jika pria yang membuatnya merasa aneh itu dikatakan seperti om-om.

"Ya tetap saja, berarti jarak kalian sangat jauh kan!?" Tessa tidak habis pikir dengan selera Diva yang lebih suka daun tua.

"Memangnya kenapa kalau jaraknya jauh? papa dan mamaku juga beda usia cukup jauh tapi tetap romantis. Grandpa dan grandmaku malah jarak usianya sudah seperti ayah dan anak, tapi sampai sekarang mereka tetap saja masih seperti pasangan muda!" ia memberi contoh kisah cinta orang tua serta kakek dan neneknya yang memiliki jarak usia cukup jauh.

"Iya juga sih" sang teman membenarkan ucapan Diva.

"Lalu habis itu kalian kenalan? sudah sejauh apa progressnya?" Tessa penasaran.

"Huffffff,, sayangnya tadi hanya sampai disitu saja, setelah dia minta maaf dan berpamitan, kami tidak berinteraksi lebih lanjut lagi" merasa sedih.

"Kau tidak minta nomer telpon atau akun media sosialnya gitu? biasanya kau kan paling berani bertanya-tanya pada orang lain!" sang teman sangat paham dengan sikap berani Diva yang selalu to the point jika berhadapan dengan orang lain.

"Tidak, mana mungkin aku tiba-tiba bertanya seperti itu pada orang yang baru aku kenal, bisa-bisa nanti aku dihajar!" katanya.

"Tapi biasanya kan kau memang begitu, tiba-tiba saja minta contact personnya!" Tessa mempertegas.

"Ya itu bedalah, kan kalau biasanya untuk urusan jurnalistik, jadi sah-sah saja jika aku minta contact person seseorang, karena berhubungan sama profesionalitas. Nah kalau ini kan hubungannya sama hati, masa baru ketemu sekali secara tidak sengaja langsung minta nomer hp, yang ada nanti dia menganggap aku wanita agresif lagi!" Diva tidak mau dipandang seperti wanita murahan.

"Lalu bagaimana selanjutnya?" masih penasaran.

"Ya tidak bagaimana-bagaimana, ya sudah cuma begitu saja" jawabnya agak kecewa.

"Jadi sudah berakhir? bahkan sebelum dimulai?" Tessa ikut kecewa.

"Ya lihat saja nanti, kalau memang berjodoh pasti akan bertemu lagi kok, tapi kalau tidak berjodoh ya sudah, biarkan saja!" meskipun ada nada kecewa, namun Diva tetaplah gadis yang realistis.

"Uhhhhh gadis yang baik, semoga kalian berjodoh ya" Tessa membesarkan hati Diva.

"Amin, terima kasih ya" angguk Diva.

Malam itu mereka berdua kemudian bercerita panjang lebar tentang keseharian masing-masing sampai merasa lelah dan mengantuk.

Terpopuler

Comments

merry yuliana

merry yuliana

kak rosi kok jarangggggg up yaaaaa

2022-08-07

2

merry yuliana

merry yuliana

kak rosi kok jarang upp yaaa...sering2 up ya kak....

2022-08-05

1

Unnah_Azzahrah03

Unnah_Azzahrah03

aaaa,lanjut Thor 🙉😆😆

2022-08-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!