"Ahhhh akhirnya tiba juga di negara M" hati Diva begitu berbunga-bunga saat menginjakkan kakinya untuk yang pertama kali ke negara M ini. Meskipun keluarganya sangat mampu untuk melakukan penerbangan bolak balik ke negara ini untuk liburan, namun karena negara M tidak ramah dengan turis asing dan terkenal dengan peredaran narkoba yang sangat bebas, membuat negara ini dicoret dari daftar kunjungan wisata mereka.
"Divaaaa,, aku disini!" seorang gadis melambaikan tangannya ke arah Diva.
"Haiiiii" putri dari pasangan Gaby dan Dimas itu melonjak kegirangan saat melihat temannya berjalan menghampirinya.
"Apa kabarmu?" tanya gadis blasteran negara M yang tidak lain adalah teman Diva.
"Aku baik, kau sendiri bagaimana Arneta?" kini giliran Diva yang bertanya.
"Seperti yang kau lihat" gadis bernama Arneta ini berputar menunjukkan bahwa dia dalam keadaan baik.
"Oya, perkenalkan ini kekasihku Frederico dan ini adiknya Fernando" Arneta memperkenalkan dua pria lokal dari negara M kepada Diva.
"Hi nice to meet you" Diva menyapa keduanya sambil tersenyum.
"Hi nice to meet you too" jawab keduanya dengan ramah.
"Ayo kita jalan" kini Arneta akan menjadi pemandu Diva selama di negara M.
"Oke" dengan senang hati Diva mengikuti temannya berjalan menuju mobil milik kekasih gadis itu. Sementara Pram, Budi dan semua anak buahnya mengikuti mereka berempat dari belakang secara diam-diam dengan mobil yang sudah disediakan oleh Dimas.
"Kau mau kemana dulu sekarang?" tanya Arneta saat mereka berempat sudah ada di dalam mobil.
"Sepertinya kita harus menaruh barang-barangku dulu deh ke tempat aku tinggal supaya tidak mencurigakan. Kau tau kan kalau keluargaku itu sangat over protect? jadi aku harus pintar-pintar mengatur strategi agar mereka percaya bahwa aku benar-benar datang ke sini hanya untuk berlibur!" jelas Diva.
"Tidak masalah, dengan senang hati" Arneta menjawab dengan riang.
Mereka berempat punkemudian menyusuri jalanan ibukota negara M dengan mobil mewah edisi terbatas keluaran eropa milik kekasih Arneta.
"Wah keren sekali ya, andaikan tingkat kriminalitas dan narkoba disini tidak tinggi, pasti akan sangat banyak turis asing yang datang dan berlibur" Diva berdecak kagum melihat bagaimana kota megapolitan itu berdiri dengan megahnya. Bangunan-bangunan dengan design modern menjulang tinggi memecah angkasa dan berdampingan dengan bangunan kuno dengan arsitektur yang unik khas negara M.
"Ya begitulah, makanya kedua orang tuaku lebih suka tinggal di negara kita dibandingkan negara ini" Arneta sepertinya tidak begitu menyukai negara M meskipun stengah darah yang mengalir ditubuhnya adalah keturunan asli negara tersebut.
"Lalu kenapa kalian pindah kesini?" Diva menatap temannya itu.
"Kan mereka ada bisnis disini yang harus diurus, jadi mau tidak mau ya mereka harus tinggal dan menetap disini!" seperti tidak rela tinggal di negara M.
"Untungnya ada Rico yang selalu menemani kesepianku, jadinya aku bisa sedikit terhibur" Arneta menunjuk Frederico sang kekasih yang duduk di kursi depan bersama adik laki-lakinya yang sedang mengendarai mobil.
"Oya, ngomong-ngomong kalian sudah lama ya pacarannya?" Diva tiba-tiba penasaran.
"Emmmm lumayan sih, sudah sekitar enam bulanan" jawab Arneta.
"Kalian sudah ngapain saja selama pacaran?" rasa penasaran Diva benar-benar tinggi.
"Ya begitu deh" tersenyum penuh makna.
"Begitu deh tuh maksudnya apa?" calon jurnalis itu memancing dengan umpannya. Dia berpikir sambil menunggu waktu yang tepat untuk mencari informasi tentang geng mafia pengedar narkoba, ia juga bisa membuat artikel sampingan seperti gaya berpacaran anak muda negara M atau mungkin fashion dikalangan remaja yang tidak kalah menariknya.
"Kau tau lah" masih belum mau terbuka.
"Apa kalian sudah pernah melakukan itu?" Diva menyatukan dua jari telunjuknya.
"Melakukan apa?" Arneta pura-pura bodoh.
"Hubungan itu" bertanya dengan tidak sabar, sementara yang ditanya hanya mengangguk saja.
"Benarkah? sudah berapa kali?" matanya terbelalak tidak percaya.
"Lupa, ya pokoknya setiap ada kesempatan saja" menjawab dengan santai.
"Gila gila gila!" geleng kepala karena tidak menyangka hubungan mereka sudah sejauh itu.
"Disini tuh gaya berpacarannya memang begitu, sudah lumrah, jadi kau jangan terkejut!" Arneta menjelaskan dengan santai.
"Apa dia yang memperdanaimu?" semakin penasaran.
"Tidak" kini Arneta yang menggelengkan kepala.
"Hah? jadi kau sudah pernah melakukan dengan pria yang lainnya sebelum sama Rico?" entah informasi macam apa ini.
"He em, dengan pacarku yang sebelumnya" jawabnya lagi.
"Apa Rico tidak marah saat mengetahui kau sudah pernah melakukannya dengan yang lain?" semakin tidak masuk akal bagi seorang Diva.
"Tidak, dia biasa saja, karena sebelum denganku dia juga sering melakukannya dengan mantan-mantannya" bercerita tanpa ada rasa malu sedikit pun.
"Daebakkkkk!!!" Diva bertepuk tangan dengan sangat takjub. Meskipun selama ini ia selalu mendengar cerita tentang pergaulan bebas dikalangan remaja dunia barat, namun belum pernah ia temui orang yang begitu terbuka seperti Arneta. Terlebih lagi keluarga besar Anderson adalah keluarga yang tergolong konvensional dan menjunjung tinggi nilai moral.
"Baby, what are you both talking about?" Frederico yang tidak paham bahasa kedua gadis itu bertanya kepada kekasihnya.
"Nothing, it's only about our memory!" Arneta berbohong.
"Eh pokoknya selama aku disini kau harus membantuku memberikan banyak informasi tentang segala hal ya! Sepertinya selain tentang mafia narkoba, aku juga akan mengulik sisi lain kehidupan dari negara ini deh seperti gaya hidup berpacaran anak mudanya dan fashionnya juga!" Diva sudah tidak sabar memulai petualangannya.
"Tenang saja, apapun untuk Gadiva Anderson pasti aku berikan kok, asal jangan memajang fotoku saja ya sebagai model artikelmu, apalagi tentang ceritaku tadi!" Arneta termasuk gadis yang sangat suka menolong.
"Iya, aku pastikan semua narasumbernya aman kok hehehehe" Diva terkekeh.
Sepanjang perjalanan Diva pun tidak menyia-nyiakan kesempatan mengorek informasi tentang kehidupan berpacaran Arneta dan Rico pacarnya. Bahkan ia akhirnya mengetahui bahwa Arneta sempat hamil namun kemudian digugurkan karena mereka berdua belum siap memiliki anak. Seperti layaknya petani yang menatap kebun yang siap panen, otak Diva pun langsung berputar dan bersiap menuliskan rangkaian kata di dalam tabletnya yang selalu ia bawa kemana pun pergi sebagai alatnya menulis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Unnah_Azzahrah03
lanjut Thor 🙉😆😆
2022-07-18
2
Siti Aminah
💪💪💪💪lanjut up lg😁
2022-07-18
1
KntRiiW 💖💖
akhirnya sampai di negara M petualangan dimulai 😉 jadi ga sabar moment ketemu sama bang dantenya gimana ya 🙈
2022-07-17
2