Hari ini Xi Mei bersekolah seperti biasa, ia bahkan memiliki teman baru yang merupakan murid pendatang dari negara lain.
Xi Mei berkenalan dengan lelaki bernama Jason itu, mereka mudah akrab dan dekat selama di sekolah karena Jason cukup asyik orangnya.
"Jason, kamu sejak kapan tinggal disini? Dan apa alasan kamu pindah kesini?" tanya Xi Mei.
"Aku baru seminggu disini, sebenarnya aku sih juga gak mau pindah, tapi karena orang tua aku ada urusan penting disini, jadinya aku terpaksa deh ikut sama mereka. Padahal aku lebih suka tinggal di Eropa, disana lebih seru!" jawab Jason menjelaskan masalahnya.
"Ohh karena itu, tapi kamu gak perlu khawatir Jason! Disini juga gak kalah seru kok dari Eropa, aku bisa tunjukin semuanya ke kamu supaya kamu suka tinggal disini." kata Xi Mei.
"Yang benar Xi Mei?" tanya Jason.
"Iya, aku juga bakal ajarin kamu bahasa Mandarin. Supaya kamu bisa berkomunikasi sama orang-orang disini," jawab Xi Mei tersenyum.
"Terimakasih Xi Mei! Ternyata selain cantik, kamu juga pintar dan baik hati ya. Kamu bisa ngerti bahasa aku, padahal tadi banyak banget yang gak ngerti maksud aku." kata Jason.
"Hahaha... emang bahasa kamu jarang dipelajari disini, Jason. Jadi, kamu yang sabar aja ya! Mungkin setelah kamu lama tinggal disini, kamu bisa berkomunikasi sama mereka." ucap Xi Mei.
"Iya, udah kenal sama kamu aja aku senang kok!" ucap Jason tersenyum.
"Bisa aja kamu! Yaudah, kita pindah kesana yuk!" ucap Xi Mei mengajak Jason pergi.
"Yuk!" Jason mengangguk setuju.
Keduanya bangkit dan hendak pergi, namun tiba-tiba seseorang muncul menghampiri mereka.
"Xi Mei!" gadis itu terkejut saat ada yang memanggilnya.
Itu adalah Zheng, sahabatnya.
"Zheng? Kamu ngapain kesini?" tanya Xi Mei penasaran.
"Aku mau ajak kamu makan, seperti biasa. Emang kamu gak lapar apa?" jawab Zheng.
"Lapar sih, tapi tadi udah cobain makanan punya Jason. Mungkin kalau aku mau makan, nanti kali begitu pulang ke rumah." ucap Xi Mei.
"Jason? Jason siapa?" tanya Zheng heran.
"Ini loh, dia namanya Jason. Dia ini teman kelas aku yang baru pindah dari Eropa, kalian kenalan gih!" ucap Xi Mei mengenalkan Jason pada Zheng.
"Ohh kamu namanya Jason?" tanya Zheng menatap ke arah Jason.
"I-i-iya..." jawab Jason dengan bahasanya.
"Hah? Dia ngomong apaan sih, Mei?" Zheng tidak mengerti bahasa yang diucapkan Jason.
"Itu artinya iya," ucap Xi Mei.
"Jason ini kan orang Eropa, jadi bahasanya emang beda sama kita." sambungnya.
"Oalah, pantes aja aku bingung dia ngomong apa." kata Zheng tersenyum.
"Yaudah, kamu mau ikut sama kita juga gak keliling sekolah? Aku pengen kenalin Jason sama lingkungan sekolah kita, sekalian ketemu juga sama murid-murid disini." ujar Xi Mei.
"Aku mau sih, tapi aku lapar nih. Kayaknya aku mau makan dulu deh, kalian duluan aja nanti aku nyusul!" ucap Zheng menjawab.
"Oh gitu, yaudah kita pergi ya?" ucap Xi Mei.
"Oke!" ucap Zheng tersenyum lebar.
Setelahnya, Xi Mei pun pergi bersama Jason meninggalkan Zheng disana.
Terlihat Zheng terus memandang ke arah punggung Xi Mei yang perlahan menjauh.
"Kok aku gak suka ya lihat Xi Mei berduaan sama cowok lain? Padahal aku dan Xi Mei gak ada apa-apa," gumam Zheng kebingungan.
•
•
Jam pulang telah tiba, Zheng kembali menemui Xi Mei untuk mengajaknya pulang bersama.
Akan tetapi, lagi-lagi Zheng melihat Xi Mei tengah bersama Jason di depan sekolah dan nampaknya mereka semakin akrab.
Zheng mengurungkan niatnya, ia lebih memilih pergi sendiri daripada mengganggu Xi Mei dengan Jason, walau tentunya di dalam lubuk hatinya ia ingin menghampiri Xi Mei.
Xi Mei tak menyadari keberadaan Zheng, ia asyik saja berbincang dengan Jason yang perlahan mulai mengerti bahasa Mandarin.
"Jason, kamu pulang naik apa?" tanya Xi Mei.
"Umm... aku dijemput papa. Kamu sendiri pulang pake kendaraan apa?" jawab Jason.
"Biasanya sih aku jalan kaki, lagian rumahku dari sini juga gak jauh. Itu di depan sana udah masuk desa Fuxiu tempat aku tinggal," ucap Xi Mei.
"Ohh enak dong ya, sekolah dekat sama rumah. Aku boleh gak mampir ke rumah kamu?" ujar Jason.
"Oh kamu mau? Boleh boleh aja sih, justru aku senang kalau kamu mau mampir." kata Xi Mei.
"Wah asik dong! Kalo gitu kapan-kapan aku main deh ke rumah kamu," ucap Jason.
"Iya," ucap Xi Mei singkat.
Tiiinnnn...
Tak lama kemudian, Jason dijemput oleh papanya dengan mobil pribadi miliknya.
"Yaudah, aku pulang dulu ya? Itu papaku udah datang, kamu gapapa kan aku tinggal?" ucap Jason.
"Santai aja!" ucap Xi Mei tersenyum.
Jason pun melangkah pergi setelah berpamitan dengan Xi Mei, pria itu tak lupa melambaikan tangan dan tersenyum ke arah Xi Mei sebelum melaju bersama papanya.
Xi Mei tampak celingak-celinguk mencari seseorang.
"Zheng mana ya? Biasanya dia udah muncul, tapi sampai sekarang belum datang juga. Apa dia udah pulang duluan?" gumam Xi Mei merasa heran.
•
•
"YANG MULIA DATANG.. YANG MULIA DATANG.."
Luan buru-buru keluar rumah setelah mendengar suara teriakan tersebut, ia penasaran apa benar bahwa yang mulia raja istana akan datang ke kampung tempat tinggalnya itu.
"Heh tunggu!" Luan mencegat salah seorang warga yang tadi memberikan informasi itu.
"Iya Bu Luan, ada apa?" ujarnya.
"Beneran yang mulai kerajaan akan datang berkunjung ke desa ini?" tanya Luan penasaran.
"Benar Bu, barusan saya dapat informasinya dari prajurit kerajaan. Katanya gak lama lagi yang mulia mau kesini, makanya saya infokan ke seluruh penduduk untuk bersiap-siap menyambut kedatangan yang mulia!" jawab warga itu.
"Baiklah, kau boleh pergi!" ucap Luan.
"Permisi Bu!" ucap warga itu kemudian pergi.
Luan tetap berdiam diri disana, ia penasaran apa kiranya yang hendak dilakukan sang raja di desa tempat tinggalnya itu.
"Mau apa raja Xavier datang kesini? Aku harus hubungi Mungyi dan bertanya padanya!" ucap Luan.
***
Di istana, Xavier menghampiri permaisurinya yang sudah berganti pakaian di kamar.
"Lien, kau sudah siap pergi denganku?" tanyanya.
"Kenapa aku harus ikut? Aku sedang tidak ingin pergi kemanapun, termasuk desa Fuxiu." ujar ratu Lien menolak ajakan Xavier.
"Mengapa begitu? Bukankah kau ingin mengetahui kabar mengenai putrimu yang hilang itu?" ujar Xavier tersenyum smirk.
"Ya, tapi kenapa harus desa Fuxiu yang kita datangi? Apa sudah pasti kalau putriku ada disana?" tanya Lien berpura-pura tidak tahu.
"Sudahlah Lien, aku tahu putrimu disembunyikan di desa itu oleh salah satu pelayanmu dulu. Jangan kau kira aku ini bodoh! Aku adalah raja, pemimpin disini. Mana mungkin aku tidak bisa mengetahui hal itu, Lien?" ucap Xavier.
Lien terdiam memalingkan wajahnya, ia sangat khawatir jika Xavier berhasil menemukan putrinya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
keren 😍
2022-07-26
1