"Ratu!" rupanya itu adalah Luan, salah satu pelayan di istana tersebut.
"Luan? Syukurlah! Ternyata kamu yang datang, saya sudah sangat panik tadi! Bagaimana keadaan di luar? Apa sudah membaik?" ucap ratu Lien.
"Tidak ratu, justru semakin gawat! Pasukan-pasukan iblis itu sudah berhasil membobol pertahanan istana, mereka sekarang berada di area dalam istana dan sedang mencari ratu serta putri Xiu!" jawab Luan dengan panik.
"Apa??" ratu Lien menganga dan nampak panik.
"Benar ratu! Sebaiknya sekarang kita segera pergi dari sini dan cari tempat sembunyi yang aman ratu, supaya kita bisa selamat dari mereka!" ucap Luan memberi usul pada sang ratu.
Ratu Lien terdiam sejenak, ia berpikir jika pergi dari istana maka itu sama saja menyerahkan kerajaan milik suaminya secara cuma-cuma pada para penjahat tersebut, maka ia pun memilih cara lain agar bisa menyelamatkan istana sekaligus nyawa putri kandungnya itu.
"Tidak Luan, aku memiliki rencana lain. Sekarang kau bawalah putriku ini jauh-jauh dari sini, jaga dan sembunyikan dia di tempat yang aman! Aku akan tetap disini menghadang mereka, biar gimanapun aku tidak mungkin membiarkan mereka dapat menguasai istana ini!" ucap ratu Lien.
"Tapi ratu, itu sangat berbahaya! Nyawa ratu bisa terancam, karena tidak pandang bulu untuk menghabisi siapapun yang menghalangi mereka termasuk ratu! Ada baiknya ratu ikut dengan saya, kita sama-sama menyelamatkan diri!" ucap Luan.
"Tidak! Sebagai seorang ratu, aku harus menjaga kedaulatan istanaku! Sekarang cepatlah kamu bawa putri Xiu pergi dari sini, sebelum mereka berhasil menemukannya!" ujar ratu Lien.
"Ratu, apa ratu yakin?" tanya Luan agak ragu.
"Ya, aku yakin! Sudah cepat kamu bawa putri Xiu pergi dari sini!" titah ratu Lien.
"Mom..." putri Xiu menangis menatap sang ratu dan mengeratkan pelukannya pada tubuh ibunya itu, ia tak mungkin tega meninggalkan ratu Lien sendirian di istana itu.
"Mom, mommy ikut juga ya sama aku dan bik Luan! Aku gak mau tinggalin mommy disini, aku pengen sama-sama terus sama mommy!" pinta putri Xiu dengan nada sedihnya.
"Tidak sayang, istana tidak boleh ditinggalkan begitu saja. Mommy harus tanggung jawab sebagai ratu disini, kamu dan bik Luan pergi ya selamatkan diri! Dengar sayang, nanti mommy pasti akan menyusul kalian kok!" ucap ratu Lien.
"Benar mom? Mommy gak bohong kan?" tanya putri Xiu khawatir jika ibunya tidak akan menyusul.
"Iya sayang, mommy gak mungkin bohong sama putri mommy yang cantik ini." jawab sang ratu sembari mendekap tubuh Xiu dengan erat.
"Hiks hiks... mommy jangan lama-lama ya!" ujar putri Xiu diiringi isak tangis.
"Pasti, mommy gak akan lama kok sayang!" ucap ratu Lien menenangkan putrinya.
Setelah dirasa cukup, sang ratu melepas pelukannya dan meminta pada putri Xiu serta Luan untuk segera pergi dari sana sebelum para penjahat itu dapat menemukan mereka.
"Sudah ya, kamu sekarang pergi sama bik Luan! Luan, tolong kamu amankan putri saya ke tempat yang jauh dari wilayah kerajaan! Kamu bisa kabur melalui pintu belakang, minta bantuan dengan kusir kuda yang ada disana. Aku akan menyusul kalian sesudah masalah ini selesai," ucap ratu Lien memerintahkan Luan segera pergi.
"Baik ratu! Kalau begitu kami pergi dulu, mari tuan putri!" ucap Luan menggandeng tangan Xiu untuk dibawa pergi dari sana.
Putri Xiu melirik sejenak ke arah mamanya, ia sebenarnya tak tega meninggalkan sang mama dalam keadaan seperti ini, apalagi ia tahu di luar sangat berbahaya dan bisa saja mamanya terluka atau bahkan terbunuh.
"Mom, mommy hati-hati ya!" ucap putri Xiu.
Sang ratu mengangguk disertai senyuman, "Iya sayang, kamu gak perlu mikirin mommy! Cepat kamu pergi dari sini!" ucapnya.
Dengan berat hati putri Xiu keluar dari ruangan itu, ia mengendap-endap bersama Luan agar bisa kabur tanpa ketahuan oleh para penjahat yang sedang menyerbu ke istana.
Sementara ratu Lien juga meneteskan air mata, ia sangat berharap putrinya dapat diselamatkan. Tanpa berpikir panjang, ratu Lien bergerak keluar dengan membawa pedang miliknya.
"Aku harus hadapi mereka!" tekadnya dalam hati.
•
•
Sementara itu, para iblis utusan Terizla telah berhasil memasuki bagian dalam istana, mereka mengacak-acak seluruh benda yang ada disana termasuk patung serta beberapa foto keluarga kerajaan yang terpajang disana.
"Hahaha, cepat ratakan semuanya! Kita ganti istana jelek ini dengan kerajaan iblis, dan semua orang harus tunduk di bawah kaki kita!" teriak sang ratu iblis bernama Alice.
"Baik ratu!" ucap para prajurit yang kemudian langsung menghancurkan apapun disana.
"Hahaha... hahaha..." Alice tertawa puas dengan merentangkan kedua tangannya, ia merasa sudah menang karena tak ada lagi prajurit istana yang tersisa di sekitar sana.
"Ternyata hanya segini kemampuan kaum manusia, mereka memang tidak pantas berada di atas kita!" ujarnya menyombongkan diri.
"Kau benar ratu! Itulah sebabnya kita harus terus melebarkan sayap untuk bisa menguasai seluruh kaum manusia di negeri ini, dengan begitu pastinya kaum iblis tidak akan dipandang rendah lagi ratu!" ucap Wingki alias orang kepercayaan Alice.
Disaat mereka tengah asyik menghancurkan seluruh bangunan istana, tiba-tiba muncul kembali pasukan dari dalam sana yang menyerang seluruh prajurit iblis.
"Hiyaaa...."
Pertarungan pun kembali terjadi, Alice cukup heran lantaran prajurit-prajurit istana itu ternyata belum habis tak sesuai perkiraannya.
"Sialan! Aku pikir mereka sudah mati, tapi ternyata istana ini masih memiliki prajurit lainnya. Wingki, tunggu apa lagi? Cepat kau habisi mereka semua tanpa tersisa!" titah Alice.
"Baik ratu!" Wingki langsung mengangkat senjatanya dan bergerak mendekati para prajurit itu.
Dengan mudahnya Wingki berhasil menghabisi prajurit-prajurit istana yang tersisa, mereka semua langsung tepar tak berdaya dibuatnya.
"Hahaha, dasar lemah!" ucap Wingki.
"Bagus Wingki!" ucap Alice memuji Wingki.
"Terimakasih ratu!"
Tak lama kemudian, terdengar suara kuda yang berhenti di depan istana. Mereka pun segera berbalik mengarahkan pandangan ke arah kuda tersebut, Alice tersenyum ketika melihat Terizla telah kembali bersama panglima Xavier.
"Akhirnya kalian kembali. Bagaimana nasib si raja bodoh itu? Sudah berhasil kalian habisi bukan?" tanya Alice tersenyum smirk.
"Tentu saja. Menghabisi dia bukanlah suatu hal yang sulit dilakukan. Lalu, bagaimana denganmu? Apa kau telah berhasil menangkap seluruh atasan kerajaan dan sang ratu?" ucap Terizla.
Alice terdiam, dirinya terlena dengan kekuasaan sampai melupakan ratu Lien yang belum ia tangkap.
"Kenapa? Apa kau belum menangkap sang ratu?" tanya Terizla curiga.
"Eee sedang proses, dengan segera pasti aku berhasil menangkapnya! Kau tidak perlu cemas Terizla, rencana kita sudah 99 persen akan berhasil!" ucap Alice tersenyum smirk.
"Baiklah! Aku pegang kata-kata mu!" ucap Terizla.
Mereka semua pun mulai bergerak mencari keberadaan sang ratu, menangkap ratu di istana tersebut tentunya adalah sebuah keharusan bagi mereka agar mereka bisa benar-benar meruntuhkan kerajaan.
Sementara dari balik tembok, rupanya ratu Lien mengintip dan menguping pembicaraan orang-orang jahat itu, ia sangat syok saat mengetahui kabar suaminya telah meninggal dan juga fakta bahwa Xavier sudah mengkhianati istana.
"Aku sama sekali tidak menyangka, Xavier bisa melakukan ini semua terhadap kerajaan. Oh yang mulia, maafkan aku karena aku tidak bisa melindungi mu!" batin ratu Lien sambil menangis memegangi dadanya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Syhr Syhr
Sedih...Kenapa aku jadi deg deg kan, saat ratu hendak di serbu para penjahat.
2022-08-18
2
tintakering
Biasanya istana punya jalan rahasia...
2022-08-13
0
Mommy QieS
Sabar Ratu, nanti Puteri Xiu akan merebut kembali kerajaan kalian yang telah di rebut oleh Ratu Iblis
2022-08-12
0