Mungyi bersama Luan dan Ryu sudah memasuki rumah, mereka menemui putri Xiu yang sedang bermain bersama Chen disana.
Xiu langsung gembira begitu melihat Mungyi datang kesana, ia bangkit dan berjalan menghampiri Mungyi dengan senyum renyah menghiasi wajahnya.
Melihat itu sangat membuat Mungyi merasa tidak tega untuk mengatakan yang sebenarnya, ia sungguh khawatir jika Xiu akan bersedih setelah mengetahui semuanya.
"Paman, akhirnya paman datang juga! Aku udah tunggu paman daritadi loh," ucap Xiu.
"Iya putri. Maafin paman ya, karena paman datangnya terlambat!" ucap Mungyi merunduk.
"Gapapa paman. Oh ya, sekarang paman jangan panggil aku tuan putri lagi! Soalnya bibik udah rubah nama aku, sekarang namaku jadi Zhao Xi Mei, paman. Jadi, paman panggil aku pakai nama itu ya!" pinta Xiu.
"Iya tuan putri, eh maksud saya Xi Mei." Mungyi masih gugup dan belum bisa lancar saat berbicara dengan putri Xiu.
"Nah gitu paman! Eee tapi kok paman datang kesini sendiri sih? Mommy mana? Bukannya tadi paman bilang mau jemput mommy di istana?" putri Xiu menanyakan bunda ratunya.
Mungyi pun tampak kebingungan untuk menjelaskan pada putri Xiu, ia gemetar dan melirik ke arah Luan serta Ryu seperti meminta bantuan.
"Paman, kenapa diam?" tanya putri Xiu lagi.
"Xi Mei, kamu duduk dulu ya! Kita bicara sambil duduk aja supaya santai, kasihan juga paman Mungyi pasti capek abis dari istana! Mau kan sayang?" bujuk Luan.
"Yaudah bik, aku mau. Tapi, paman kasih tahu ke aku ya dimana mommy!" ucap putri Xiu.
"I-i-iya Xi Mei..." kata Mungyi gugup.
Mereka pun duduk di kursi, tak lupa juga Luan menyediakan minuman untuk Mungyi agar pria itu bisa lebih tenang dalam menjelaskan semuanya.
"Mungyi, diminum dulu biar gak gugup!" ucap Luan.
"Iya, terimakasih Luan!" ucap Mungyi sembari mengambil gelas itu lalu meminumnya sampai habis.
Setelahnya, putri Xiu kembali membuat Mungyi terkejut dengan menanyakan perihal ibunya.
"Paman, lalu bagaimana sama mommy sekarang? Mommy kok gak ikut kesini bareng paman sih? Apa paman lupa ajak mommy buat kesini temuin aku? Paman kan udah janji," tanya putri Xiu.
"Maaf ya non! Paman sudah gagal membawa ratu Lien kemari, itu sebabnya paman hanya seorang diri datang kesini. Sekali lagi paman minta maaf non Xi Mei! Paman benar-benar tidak tahu lagi harus berbuat bagaimana," ucap Mungyi.
"Iya Xi Mei, maafkan paman Mungyi ya! Dia gak bisa bawa bunda ratu kesini, karena kondisi istana sedang tidak baik-baik saja!" sahut Luan.
"Maksud bibik apa?" tanya putri Xiu bingung.
"Begitulah adanya Xi Mei, kamu harus bisa ikhlas dan sabar! Ratu Lien sekarang ditahan oleh para penjahat itu di istana, mereka tidak akan melepaskan ratu begitu saja. Bibik harap kamu bisa tenang ya! Bibik dan paman berjanji, kami akan bawa sang ratu kemari untuk bertemu dengan kamu Xi Mei!" jelas Luan.
"Kenapa mereka tahan mommy, bik? Apa salah mommy sama mereka?" tanya putri Xiu.
"Eee bunda kamu gak salah kok sayang, mereka itu orang-orang jahat yang ingin menguasai istana. Nanti begitu kamu sudah besar, pasti kamu juga bisa tahu semuanya! Untuk sekarang, bibik minta kamu buat sabar dulu ya! Semuanya akan baik-baik saja, sang ratu pasti akan selamat!" ucap Luan.
"Bibik yakin? Mereka gak bakal apa-apain mommy kan? Aku takut banget bik, aku gak mau kehilangan mommy!" ujar putri Xiu diiringi isak tangis.
"Tenang aja sayang! Mommy kamu gak akan kenapa-napa kok, percaya ya sama bibik! Sekarang kamu tenang, jangan nangis begitu Xi Mei!" ucap Luan menangkup wajah Xiu dan menenangkannya.
Melihat tangisan yang keluar di wajah Xiu, membuat Mungyi makin tak kuat menahan dirinya, ia pun ikut bersedih sekaligus menyesal karena gagal membawa ratu Lien kesana.
•
•
Disisi lain, Xavier kembali mendatangi Lien di penjara dan membawakan makan malam untuk sang ratu bersama dua orang prajurit.
Terlihat kalau ratu Lien sedang melamun bersandar pada dinding penjara sambil menangis sesenggukan, rupanya Lien masih belum bisa tenang memikirkan putrinya, ia khawatir jika Terizla sampai menemukan keberadaan Xiu dan menangkapnya.
"Pergilah kalian! Biar saya yang berikan makanan ini untuk Lien," pinta Xavier.
"Baik panglima!" ucap kedua prajurit itu.
Setelah dua prajuritnya pergi, Xavier melangkah maju mendekat ke arah sel menatap tubuh sang ratu dengan tatapan kasihan. Xavier sungguh tak tega melihat wanita yang ia cintai bersedih.
"Lien, sudahlah kau tidak perlu menangis terus seperti itu! Aku janji akan selalu menjagamu dari si jahat Terizla, kamu tenang saja Lien!" ucap Xavier.
Sang ratu melirik sekilas ke arah Xavier, ia menatap pria itu dengan mata sembab miliknya.
"Untuk apa kau datang kesini lagi, Xavier? Kau masih belum puas dengan penderitaan yang aku alami saat ini? Asal kamu tahu Xavier, semua masalah ku saat ini terjadi karena ulah kau! Jadi, kau tidak perlu repot-repot untuk menjagaku, karena aku tak memerlukan penjagaan darimu!" geram ratu Lien.
"Sabarlah Lien! Aku melakukan itu bukan untuk menyakitimu, tapi justru aku ingin menghindarkan kamu dari raja bodoh itu! Dia bukan orang baik Lien, buktinya dia sudah merebut kamu dari aku!" ucap Xavier.
"Jangan pernah kamu hina yang mulia! Karena disini yang paling jahat itu kamu, Xavier! Sampai kapanpun, aku tidak akan memaafkan mu!" ucap Lien penuh emosi.
"Baiklah, mungkin kamu bicara seperti itu sekarang karena kamu sedang emosi. Tapi, aku yakin suatu saat nanti kamu bisa memaafkan aku dan menerima ku kembali di hatimu." ucap Xavier tersenyum.
Ratu Lien hanya membuang muka tak mau meladeni ucapan Xavier yang menyebalkan itu.
"Oh ya, aku sudah membawakan makan malam untukmu. Ayo dimakan, karena ini sudah memasuki waktu makan malam!" ucap Xavier meminta ratu Lien untuk makan.
"Makan? Apa kamu disana sudah makan, Xiu? Mommy benar-benar merindukan kamu!" batin ratu Lien mengingat putrinya.
"Hey Lien! Kamu kenapa diam saja? Apa kamu tidak mau memakan ini semua?" tanya Xavier.
"Kau bawa saja semua makanan itu dari sini! Aku tidak akan pernah mau memakan makanan dari orang jahat sepertimu, aku tidak sudi!" ujar Lien.
"Jangan begitu Lien! Kalau kamu tidak makan, maka kamu bisa sakit! Ayolah, kamu makan dulu ya Lien sayang!" bujuk Xavier.
"Aku gak mau!" tegas ratu Lien.
"Huft, baiklah aku tidak akan memaksamu. Tapi, aku akan taruh makanan ini disini, supaya kamu bisa memakannya jika kamu sudah berubah pikiran nanti." kata Xavier.
Ratu Lien terdiam, Xavier membuka kunci sel itu lalu masuk ke dalam membawa makanan tersebut.
"Jangan lupa dimakan ya Lien! Aku gak mau kamu sakit, karena itu pasti memudahkan Terizla untuk membunuh kamu!" ucap Xavier.
"Biarlah, aku tidak perduli dengan itu!" ujar Lien.
Xavier hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.
"Sekarang kamu bisa bersikap seperti ini padaku, Lien. Tapi, aku pastikan tidak lama lagi kamu akan menjadi istriku dan kita bisa menguasai istana ini sebagai pasangan raja serta ratu!" batin Xavier.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
ARA
Dih.. Pd amat loe Xavier
2022-10-09
1
tintakering
bisa dimanfaatin tuh si xavier...😁
2022-08-16
0
Elisabeth Ratna Susanti
mampir 😍
2022-07-19
0