Dari arah luar kamar, Xavier yang tengah mencari keberadaan ratu Lien pun melewati kamar tempat ratu bersembunyi.
"Duh, saya harus cari kamu kemana lagi Lien?" gumam Xavier kebingungan.
"Hiksss hiksss...."
Xavier tak sengaja mendengar suara tangis dari dalam kamar itu, ia pun menatap pintu kamar dan penasaran siapa yang ada disana.
"Kayak ada yang nangis," gumamnya.
Xavier pun mendekat dan menempelkan telinganya ke pintu untuk mencari tahu apakah benar di dalam sana ada seseorang yang tengah menangis, karena ia yakin sekali bahwa tadi telinganya tidak salah mendengar suara tangisan tersebut.
Sementara itu, di dalam kamar sang ratu masih terus terisak mengingat mendiang suami serta putrinya yang saat ini sedang bersama Luan, ia sangat cemas khawatir jika terjadi sesuatu pada putri Xiu.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku sudah terjebak disini, sepertinya tidak ada jalan keluar yang bisa aku lewati. Semua bagian istana dijaga ketat, aku jadi bingung!" gumam ratu Lien.
TOK TOK TOK...
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari arah luar, yang membuat ratu Lien panik.
"Duh, siapa itu ya?" ujar ratu Lien kebingungan.
Ia pun berdiri dengan tubuh gemetar sembari menggigit jarinya, ia sangat takut jika ternyata yang mengetuk pintu dari luar adalah salah satu penjahat yang sedang mengincarnya.
"Gimana ini?" sang ratu tampak bingung dan berusaha mencari cara untuk bersembunyi.
"Hey, siapa di dalam? Kalau memang itu kamu Lien, ayo cepat buka pintunya! Kamu gausah takut, ini aku Xavier!"
Suara tersebut membuat ratu Lien justru bertambah panik, tentu karena ia tahu bahwa Xavier adalah pengkhianat.
"Itu Xavier, gawat jangan sampai dia berhasil masuk dan tangkap aku!" gumam Lien cemas.
"Eee apa aku sembunyi di lemari itu ya?" ratu Lien berpikir untuk bersembunyi di dalam lemari yang berada di kamar itu, namun ia masih agak ragu karena pastinya disana tidak ada udara segar.
"Ah yaudah deh aku masuk aja biar aman!"
Akhirnya mau tidak mau ratu Lien pun masuk ke dalam lemari untuk bersembunyi disana, karena ia juga khawatir jika Xavier masuk ke kamarnya.
Di depan kamar, Xavier masih terus berusaha berteriak sembari mengetuk-ngetuk pintu. Ia yakin sekali di dalam sana ada ratu Lien yang sedang bersembunyi, Xavier juga mulai berusaha untuk membuka pintu kamar tersebut walau tak berhasil.
"Lien, ayo cepat buka pintunya Lien! Ini aku Xavier, aku gak akan apa-apain kamu kok sayang! Aku cuma mau ketemu sama kamu, ayolah kita kembali bersama seperti dulu lagi!" teriak Xavier.
Karena tak kunjung ada jawaban dari dalam sana, Xavier pun memilih mendobrak pintu itu.
"Sayang, aku dobrak ya pintunya?" ujar Xavier.
Disaat pria itu hendak mendobrak pintu, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang dan membuat Xavier terkejut.
"Heh! Lagi ngapain kamu disini?" tegur seseorang yang tak lain ialah Wingki, asisten Alice.
"Huh ternyata kau, mau apa sih susul saya kesini? Saya ini lagi cari ratu Lien, jadi jangan ganggu saya! Sebaiknya kau kembali ke depan, mungkin Alice atau Terizla butuh bantuan kau!" ujar Xavier kesal.
"Kenapa kamu kelihatan panik gitu begitu saya datang? Kalau emang kamu lagi cari ratu Lien, kenapa saya tidak boleh ikut andil buat bantu kamu? Kan supaya lebih cepat, kalo kamu sendiri pasti bakal lama!" ujar Wingki.
"Kamu gausah banyak omong! Sudah pergi saja sana, ini urusan aku. Jadi, biarkan aku yang mencari ratu Lien!" tegas Xavier.
"Baiklah, aku pergi." Wingki berjalan pergi dengan melirik sinis ke arah Xavier.
Setelah Wingki pergi, Xavier kembali berusaha mendobrak pintu kamar itu dan berhasil.
Braakkk...
Xavier memasuki ruangan itu sambil berteriak mencari ratu Lien, "Ratu, ayo keluar ratu! Ini aku Xavier, panglima kepercayaan yang mulia Feng Ying dan juga mantan kekasih kamu sayang. Kamu gak perlu takut atau sembunyi dari aku, aku gak akan melukai kamu kok ratu!"
Ratu Lien yang bersembunyi di dalam lemari hanya bisa menutup mulutnya dengan telapak tangan, ia sudah tidak tahan lagi, namun apa daya ia tak mungkin keluar saat ini.
"Kamu emang benar-benar licik Xavier! Kamu pembunuh! Aku gak boleh diam aja disini, aku harus lawan pembunuh yang mulia!" batin Lien.
Ratu Lien terbawa emosi ketika mengingat bahwa Xavier lah pembunuh dari suaminya, ia berniat keluar dari sana dan menghajar Xavier dengan pedang miliknya.
Sementara Xavier merasa bahwa disana tidak ada siapapun, setelah ia mengecek seluruh bagian kamar.
"Haish, kok kosong sih? Perasaan tadi aku dengar suara tangisan dari sini, apa cuma halusinasi aku doang ya? Aduh jadi bingung!" gumamnya.
Xavier garuk-garuk kepala berpikir keras dimana keberadaan ratu Lien saat ini, sampai ia melihat sebuah lemari yang sedikit bergoyang di sampingnya, Xavier mengira jika ratu Lien ada di dalam sana.
"Nah, pasti kamu ada di dalam situ kan sayang? Sudah lah, ayo cepat keluar!" ucapnya.
Perlahan pria itu mendekati lemari dan berusaha membukanya untuk memastikan apakah ada ratu Lien atau tidak disana.
"Sayang...."
Braakkk...
Ratu Lien menendang pintu lemari hingga terkena Xavier, pria itu pun terdorong ke belakang dan terjatuh di atas lantai sambil memegangi perutnya yang sakit.
"Awhh!!" pekiknya merasakan sakit. Namun, ia langsung tersenyum ketika melihat ratu Lien keluar dari dalam sana.
"Hahaha, benar kan dugaan ku. Kamu ternyata sembunyi disana sayang, kalau begitu ayo ikut aku dan kita kembali bersama seperti dulu!" ucap Xavier tersenyum.
"Jangan mimpi kamu Xavier! Aku justru akan menghabisi mu sekarang juga!" bentak ratu Lien.
"Menghabisi ku? Mengapa?" tanya Xavier.
"Tidak usah pura-pura kau pengkhianat! Aku tahu kau yang sudah membunuh suamiku, sekarang aku tidak akan pernah memaafkan kamu Xavier!" ucap ratu Lien dengan nada tinggi.
"Hahaha, baguslah kalau kamu sudah tahu tentang itu sayang. Sekarang lebih baik kamu ikut denganku, kita bangun kehidupan yang baru! Aku tahu kamu masih mencintaiku sayang, ayolah tidak perlu ragu!" ucap Xavier.
"Itu tidak akan terjadi! Aku lebih baik mati, daripada harus bersama denganmu!" tegas ratu Lien.
"Hiyaaa..." ratu Lien mengangkat pedangnya hendak menusuk jantung Xavier.
"Tunggu ratu!" Xavier berusaha menahannya dengan tangan, tetapi itu justru melukainya. Darah mengalir keluar dari telapak tangannya itu.
"Tahan, kita bicarakan ini baik-baik!" pinta Xavier.
"Aku gak mau dengerin kamu lagi pengkhianat!" ucap ratu Lien kembali mengangkat pedangnya.
Wanita itu hendak melakukan hal yang sama, Xavier pun sudah pasrah dengan hanya diam memalingkan wajahnya. Akan tetapi, seseorang menahan tangan ratu Lien dari samping dan menghentikan gerakannya.
Sang ratu terkejut, lalu menoleh untuk memastikan siapa yang menahannya. Sedangkan Xavier juga kembali menatap ke depan dengan mulut terbuka, ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Syhr Syhr
Siapa itu?
2022-09-03
1
Dewi Payang
Xavier ternyata penghianat....
2022-08-15
1
tintakering
seru thor...😁
2022-08-13
0