Putri Xiu bersama bibik nya kini tiba di tempat tinggal sang bibik yang terletak di pedesaan itu, Luan pun melepas gandengannya dari tangan Xiu lalu menatap wajah Xiu sambil tersenyum dan beralih menangkup wajah gadis itu.
"Tuan putri, ini rumah bibik. Mulai sekarang juga bakal jadi rumah tuan putri, yuk kita masuk ke dalam buat istirahat sekaligus sembunyi!" ucap Luan tersenyum.
"Enggak mau bik, aku pengen nunggu disini aja. Aku takut mommy nanti gak lihat aku," ucap Xiu.
"Jangan tuan putri! Disini itu terlalu bahaya buat tuan putri, jadi sebaiknya kita tunggu mommy di dalam aja ya!" bujuk Luan.
"Gak mau bik!" putri Xiu tetap pada pendiriannya untuk tidak mau ikut bersama Luan masuk ke dalam rumah.
"Ayo dong putri, kan tadi tuan putri dengar sendiri apa yang dibilang ratu. Katanya tuan putri harus selamat dan cari tempat sembunyi yang paling aman, nah sekarang kita udah sampai disini. Yuk kita masuk ke dalam!" ucap Luan.
"Emang di dalam aman bik?" tanya putri Xiu.
"Ya pasti aman dong sayang! Di dalam ada suami bibik yang jago bela diri, terus ada juga anak bibik perempuan sama kayak kamu. Jadi, di dalam kamu bisa punya teman sayang!" jawab Luan.
"Yang bener bik? Aku udah lama pengen punya teman, tapi mommy sama daddy selalu kurung aku di istana. Kalo gitu aku mau ikut masuk deh ke dalam sama bibik," ujar putri Xiu.
"Nah gitu dong tuan putri! Yuk kita masuk bareng-bareng, nanti bibik kenalin tuan putri ke anak bibik yang cewek!" ucap Luan.
"Iya bik," Xiu mengangguk cepat setuju dengan ajakan Luan untuk masuk ke dalam.
Luan pun tersenyum senang dan mengusap puncak kepala Xiu dengan lembut, lalu mengetuk pintu rumahnya sebelum bergerak masuk.
TOK TOK TOK...
"Pak, bapak buka pak!" teriak Luan memanggil suaminya untuk membukakan pintu.
"Bapak itu siapa bik?" tanya Xiu dengan polosnya.
"Oh haha, maksudnya tuh suami bibik non. Ya ibaratnya seperti daddy nya tuan putri," jawab Luan menjelaskan.
"Ohh gitu ya bik? Berarti aku boleh panggil suami bibik pake sebutan daddy dong?" ucap Xiu.
"Umm... boleh dong tuan putri, sesuka hati tuan putri aja!" ucap Luan.
"Oke bibik!" Xiu tersenyum dan mengangguk cepat.
Ceklek...
Tak lama pintu terbuka, memperlihatkan seorang lelaki dewasa dengan pakaian sederhana di balik pintu. Laki-laki itu tak lain ialah suami Luan, yang bernama Ryu Fei.
"Luan? Kamu ada urusan apa datang kesini? Bukannya harusnya kamu bekerja di istana?" tanya Ryu penasaran.
"Eee iya pak, ini ceritanya panjang. Nanti pasti aku ceritakan ke bapak di dalam, tapi sekarang kita harus selamatkan putri Xiu lebih dulu supaya dia aman dari kejaran orang-orang jahat yang ingin mengambilnya!" ucap Luan.
"Tuan putri? Salam hormat saya, tuan putri!" Ryu langsung merunduk memberi hormat pada Xiu.
Putri Xiu tampak kebingungan melihat Ryu membungkuk di hadapannya, ia tak mengerti mengapa Ryu melakukan itu.
"Bik, suami bibik ngapain?" tanya Xiu heran.
"Eee itu namanya penghormatan kepada tuan putri, kan tuan putri ini putri raja yang harus diberi hormat. Itu makanya suami bibik begitu," jawab Luan menjelaskan pada Xiu.
"Ohh gitu ya bik? Yaudah, terus aku harus apa dong?" ucap Xiu kebingungan.
"Hahaha, kamu diam aja non putri. Biar bibik suruh suami bibik berdiri lagi ya?" ucap Luan.
"Oke bik!" ucap Xiu tersenyum singkat.
"Pak, udah pak berdiri jangan kelamaan begitu terus! Aku bingung harus jelasin gimana lagi ke putri Xiu," ucap Luan.
"Iya iya Bu..." Ryu menurut lalu tersenyum ke arah Xiu dan memberi jalan bagi mereka untuk masuk.
"Silahkan masuk tuan putri! Saya sungguh senang dapat menerima kunjungan tuan putri ke rumah saya!" ucap Ryu.
"Ayo tuan putri!" ucap Luan mengajak Xiu masuk.
"Iya bik,"
Mereka bertiga pun sama-sama masuk ke dalam rumah itu, putri Xiu terlihat bingung dan belum bisa menyesuaikan diri dengan kesederhanaan di rumah bibinya itu.
"Tuan putri, maaf ya kalau kediaman kami ini terlalu sederhana! Maklumlah, kami cuma warga desa biasa!" ucap Ryu.
"Iya putri, bibik sama paman ini bukan keluarga kerjaan seperti tuan putri, jadi tempat tinggal kami juga cuma seperti ini!" sahut Luan.
"Gapapa bik, aku suka kok tempat kayak gini. Walau sempit dan kecil, tapi yang penting aku bisa kumpul bareng sama mommy dan daddy disini!" ucap putri Xiu tersenyum.
Disaat mereka sedang berbincang, tiba-tiba muncul seorang wanita berusia tak jauh dari putri Xiu, mungkin lebih tua satu atau dua tahun. Wanita itu adalah anak dari Ryu dan Luan, yang sebelumnya diceritakan oleh Luan kepada putri Xiu.
"Ibu, bapak, dia itu siapa?" tanyanya dengan wajah keheranan sekaligus penasaran.
Sontak Luan dan Ryu pun menoleh, begitu juga dengan putri Xiu yang penasaran.
"Eh kamu, nah sini sini kamu kenalan sama tuan putri istana!" ucap Luan meminta putrinya mendekat.
"Putri istana?"
"Iya sayang, ini anaknya ratu Lien dan yang mulia raja Feng Ying. Namanya putri Xiu, yuk kamu kenalan sama dia!" jelas Luan.
"Hah? Salam hormat saya, tuan putri!" Lagi-lagi Xiu dibuat kebingungan ketika anak dari bibinya itu membungkuk seperti apa yang dilakukan oleh Ryu tadi di depan.
"Kamu anaknya bik Luan, ya?" tanya putri Xiu.
"Betul tuan putri, saya Chen Yufei." wanita itu mengenalkan diri pada putri Xiu.
"Halo Chen! Aku Xiu, kamu mau kan jadi teman aku setelah ini?" ucap putri Xiu langsung berjalan menghampiri Chen dan memintanya berdiri.
"Teman?" Chen tampak keheranan mendengarnya.
"Iya Chen, aku pengen kamu jadi teman aku. Tadi kata bik Luan, aku bisa berteman sama kamu. Kamu mau kan jadi teman aku?" ucap putri Xiu tersenyum renyah.
"Yang bener tuan putri? Aku rasa aku gak pantas temenan sama tuan putri!" ucap Chen ragu.
"Kenapa begitu? Kamu gak suka ya temenan sama aku?" tanya putri Xiu bersedih.
"Hah? Bu-bukan begitu putri, aku..."
"Kamu jahat! Hiks hiks... aku pikir kamu mau jadi teman aku, tapi ternyata enggak!" putri Xiu menangis dan sedikit kesal.
"Eh eh, tuan putri jangan nangis!" Luan langsung mendekati Xiu dan memeluknya, lalu menatap putrinya dengan wajah sinis. "Chen, kamu itu gimana sih? Kamu kenapa bikin tuan putri nangis begini?" ucapnya menegur Chen.
"Ma-maaf Bu, aku gak bermaksud begitu!" ucap Chen merasa bersalah.
"Sekarang kamu minta maaf sama tuan putri!" pinta Luan pada putrinya.
"I-i-iya Bu..."
Chen akhirnya meminta maaf pada putri Xiu, "Tuan putri, maafin aku ya! Aku gak bermaksud bikin tuan putri nangis," ucapnya.
"Hiks hiks..." putri Xiu masih terus menangis di dalam pelukan Luan, walau ia sesekali melirik ke arah Chen di depannya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Syhr Syhr
sini aku peluk...
2022-09-04
1
tintakering
putri xiu tidak punya teman di istana😊
2022-08-13
0