Muti serius mendengarkan kisah perjalanan hidup Elena, sekarang dia bisa merasakan bahwa dirinya masih lebih beruntung ketimbang Elena. Setidaknya dia masih memiliki orang-orang yang mencintainya yaitu kedua orangtua dan juga kedua kakak laki-lakinya.
"Ternyata masalahku masih jauh lebih ringan dari yang kamu hadapi ya El," ucap Mutia.
"Jadi, bagaimana keputusan Mbak selanjutnya, apa Mbak masih mau mempertahankan pernikahan kalian?" tanya Elena.
"Iya El, aku harus berjuang. Aku akan mencoba merebut cinta Kak Sultan, walau mungkin tidak mudah. Kamu tahu El, ada sebuah pepatah yang mengatakan, batu sekeras apapun, jika ditetesi air secara terus menerus, maka batu tersebut akan berlubang dan bisa menjadi pecah."
Kemudian Muti berkata lagi, "Nah aku berharap, betapa pun kerasnya pendirian Kak Sultan, aku akan mencoba meluluhkannya dengan memberi perhatian dan kasih sayang secara terus-menerus, insyaallah dia akan berubah."
"Mudah-mudahan ya Mbak, Tuan Sultan akan segera sadar, betapa dia memiliki seorang istri yang sangat baik. Sangat bodoh jika Tuan mengabaikan Mbak Muti terus menerus dan malah memilih wanita yang tidak punya adab serta terlalu murahan," ucap Elena.
Elena ingat dengan sikap wanita yang selalu dia lihat bersama Sultan, menurutnya wanita itu selalu mengobral harga diri dan fillingnya mengatakan wanita itu hanya akan memanfaatkan Sultan saja.
"Apa maksudmu Al? Apa kamu tahu Kak Sultan memiliki wanita lain?" tanya Mutia.
"Eh, maksudku sayang jika Tuan Sultan nantinya mendapatkan wanita murahan dan malah mengabaikan Mbak Muti yang begitu tulus ingin memberikan cinta dan membina rumah tangga bersama Tuan."
"Oh, aku kira kamu pernah melihat Kak Sultan bersama wanita lain. Soalnya aku curiga lho Al, seminggu kami di sini, Kak Sultan selalu pergi dan pulang malam. Dia tidak memberiku kesempatan untuk melaksanakan tugasku sebagai istri," ucap Mutia sedih.
"Sudah Mbak! Jangan sedih, mungkin saat ini Tuan Sultan memang sedang sibuk. Tapi saranku, untuk seminggu kedepan, sebelum waktu bulan madu kalian berakhir, Mbak Muti harus bisa membuatnya tidak keluar kemanapun tanpa Mbak Muti, bagaimanapun caranya. Barangkali dengan cara itu, mata hati Tuan akan terbuka bahwa dia memiliki istri yang butuh di perhatikan ketimbang semua urusannya di luar."
"Bagaimana caranya El, aku nggak mungkin 'kan mengurungnya berhari-hari di kamar?" tanya Muti.
"Aku akan coba bantu mikir Mbak, untuk membuat Tuan Sultan tetap tinggal bersama Mbak Muti," ucap Elena.
Elena sejenak terdiam, lalu dengan antusias dia berkata," Bagaimana jika kita buat Tuan sakit, Mbak. Jadi dia akan tetap di kamar dan Mbak Muti bisa merawatnya, siapa tahu melihat kesabaran Mbak Muti dalam merawatnya, hati Tuan bakal luluh dan yang jelas Tuan tidak akan bertemu dengan wanita murahan itu," ucap Muti yang keceplosan lagi karena dia merasa geram melihat perselingkuhan mereka.
"Sebenarnya wanita murahan yang kamu maksud itu siapa El? Aku kok jadi curiga, sepertinya kamu tahu sesuatu, yang sama sekali aku tidak tahu," ucap Mutia.
"Itu hanya tebakanku saja Mbak. Oh ya Mbak, bagaimana dengan ideku?"
"Aku takut Al, nanti terjadi hal yang bahaya bagaimana? Aku akan menyesal dan pasti di salahkan pihak keluarga."
"Mbak jangan takut, kita buat Tuan sakit perut saja, buat Tuan agar bolak-balik ke toilet, jadi Tuan tidak sempat memikirkan hal lain di luar sana selain toilet," ucap Elena sambil tertawa.
"Bagaimana caranya El? Nanti jika dia minta panggilkan Dokter atau minta di bawa ke rumah sakit bagaimana? Pasti perbuatan kita bakal ketahuan," ucap Mutiara yang merasa takut.
"Serahkan saja sama aku Mbak, aku yang akan mengatur semua. Mbak Muti tinggal memasukkan obat sakit perut itu ke dalam minuman Tuan dan pastikan agar Tuan meminumnya. Satu lagi, jika Tuan minta panggilkan Dokter, Mbak harus beritahu aku dulu, jadi aku bisa mencarikan dokter gadungan yang akan pura-pura mengobati Tuan. Bagaimana Mbak? Aku rasa cuma cara ini yang bisa kita lakukan untuk saat ini."
"Jika gagal dan ketahuan bagaimana?" tanya Muti.
"Jangan sampai gagal dong Mbak? Hanya tinggal seminggu Mbak, waktu Mbak untuk bisa mengambil hati suami. Jika nanti sudah pulang bulan madu, bisa jadi alasan Tuan lebih banyak lagi, untuk bisa menghindari Mbak Muti."
"Iya El, pulang dari sini, mungkin kami akan langsung tinggal di rumah yang di berikan oleh orangtua Kak Sultan sebagai hadiah pernikahan kami. Dan aku memang tidak akan memberitahu keadaan rumah tangga kami yang sebenarnya, baik kepada keluargaku maupun kepada keluarganya. Biarlah rahasia ini, akan aku telan sendiri," ucap Elena.
"Huh, aku salut dengan Mbak Muti. Usia Mbak masih sangat muda, tapi Mbak sudah mampu bersikap layaknya wanita dewasa. Jika aku jadi Mbak Muti, mungkin tidak akan tahan dan memilih aku tinggalkan tuh Tuan Sultan dan memilih mengejar Mas Adam. Aku lihat dia orangnya sangat baik dan aku rasa dia juga masih single serta sepertinya sangat perhatian terhadap Mbak Muti," ucap Elena.
"Kamu ada-ada saja El, pernikahan bagiku bukan mainan, jadi sebisa mungkin aku harus bertahan, selagi Kak Sultan tidak melakukan kesalahan yang fatal, aku pasti sanggup bertahan."
"Jika tidak?" tanya Elena.
"Mungkin sebatas itulah jodohku dengannya," jawab Mutiara.
"Kamu tahu El, hukum istri meminta cerai adalah haram jika tanpa alasan syar'i. Sebab, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: “Siapa saja perempuan yang meminta (menuntut) cerai kepada suaminya tanpa alasan yang dibenarkan maka diharamkan bau surga atas perempuan tersebut,” (HR. Abu Dawud, Al-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
"Tapi, jika Tuan yang menceraikan Mbak Muti bagaimana, siapa tahu saja Tuan memiliki wanita lain yang dia cintai dan wanita itu menuntut kepada Tuan agar menceraikan Mbak Muti."
"Kalau ceritanya begitu, aku pasrah El, tapi jalani sajalah sampai di mana bahtera rumah tanggaku ini bisa bertahan," ucap Muti pasrah.
"Maaf Mbak jika aku lancang, Apakah Tuan Sultan pernah menyentuh atau meminta haknya sebagai suami Mbak?" tanya Elena.
Muti hanya menggelengkan kepala, diapun merasa heran mengapa Sultan sama sekali tidak pernah memintanya atau sekedar ingin mencumbu dirinya.
Tidak mungkin rasanya, jika Sultan bukan pria normal atau mungkin dia memang memiliki wanita lain di luaran sana.
Melihat Muti terdiam, lalu Elena berkata lagi, "Itu hak Mbak Muti sebagai istri, Mbak berhak memintanya. Jika Tuan Sultan tidak melakukan kewajibannya juga, Mbak Muti punya hak untuk minta cerai.
Kita sebagai perempuan diberikan hak bicara Mbak, salah satu kewenangan kita berhak mengajukan khuluk atau biasa disebut juga sebagai ‘tebus talak’.
Khuluk ini memiliki legalitas hukum dalam Al-Quran sebagaimana yang disebutkan dalam Surat al-Baqarah ayat 229.
“Maka apabila kalian khawatir bahwa keduanya tidak dapat menegakkan aturan-aturan hukum Allah, maka tidaklah mereka berdosa mengambil bayaran (tebus talak) yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya (dan mengenai pengambilan suami akan bayaran itu).”
Secara definitif, khuluk adalah pengajuan talak oleh istri, sebagaimana diungkapkan oleh Mustafa al-Khin dan Musthafa al-Bugha dalam al-Fiqh al-Manhaji ‘ala Madzhab al-Imam al-Syâfi’i (Surabaya: Al-Fithrah, 2000), juz IV, hal. 127.
“Khuluk ialah talak yang dijatuhkan sebab keinginan dan desakan dari pihak istri, hal semacam itu disyariatkan dengan jalan khuluk, yakni pihak istri menyanggupi membayar seharga kesepakatan antara dirinya dengan suami, dengan (standar) mengikuti mahar yang telah diberikan.”
"Nggak mungkin 'kan Mbak, selamanya Mbak Muti tidak mendapatkan nafkah batin? Apa Mbak Muti tidak kepingin memiliki keturunan? memiliki anak-anak yang lucu sebagai tanda buah cinta Mbak Muti dengan suami," ucap Elena.
Muti merenung, akankah nasib pernikahannya seburuk itu. Apakah dirinya memang tidak pantas bagi Sultan untuk menjadi ibu dari anak-anaknya.
Muti memijat kepalanya yang sakit, hingga Elena pun merasa bersalah lalu, meminta maaf atas semua yang telah dia katakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
ratu adil
biarkan muti ttp perawan smpai cerai biar sultan mnyesal smpai mau mati pas sdar wkwk
2022-08-14
1
Osie
mutiara ayoolah jgn terlalu naif jd org...selidiki tingkah polah sultan diluaran sana dan ambil sikap tegas bila kamu sdh dpt bukti sultan punya WIL diluat..so jgn jd bodoh hy krn mempertahankan sebuah pernikahan..kalau itu RT lbh byk mudharatnya Allah pun akan restui sebiuah perpisahan
2022-07-14
1