Clara sudah membeli banyak tas dan pakaian, dia akan menyimpannya dulu di hotel, sebelum dirinya kembali ke Jakarta.
Mengenai oleh-oleh makanan tidak terlalu Clara pikirkan, yang terpenting baginya adalah barang-barang branded sudah dia dapatkan hari ini.
Clara tersenyum puas setelah berhasil menguras isi kantong Sultan, walaupun belum seberapa nilainya.
Sultan tidak sadar jika buaian cinta Clara suatu saat bisa menghancurkan hidup dan juga bisnis keluarganya.
"Masih ada yang mau kamu beli?" tanya Sultan.
"Untuk hari ini aku rasa sudah cukup, nanti jika keluar yang lebih bagus, kamu masih mau 'kan untuk membelikannya," ucap Clara sambil menggandeng tangan Sultan.
"Iya terserah kamu saja, asal kamu senang," ucap Sultan.
"Terimakasih Sayang, I love you," ucap Clara sambil memberi ciuman di pipi Sultan.
"I also love you," jawab Sultan.
Mereka pun kembali ke hotel saat hari mulai senja, Clara mengantar Sultan sampai ke parkiran tempat dia dan Muti menginap.
Sama seperti sebelumnya, mereka mengakhiri pertemuan kali ini dengan bermesraan, tapi malam ini di dalam mobil Clara.
Hal itu dipergoki lagi oleh Elena, "Sialan! Kenapa hari ini aku melihat mereka lagi sedang berbuat mesum, bisa tercemar nih, mataku gara-gara mereka," ucap Elena sembari memalingkan pandangannya, lalu bergegas masuk ke dalam mobil.
Ternyata, perbuatan Clara hari ini di dalam mobil lebih berani, dia sengaja membangkitkan gairah Sultan, tapi setelah itu dia menyudahi permainan sepihak agar Sultan semakin penasaran untuk mendapatkan dirinya.
"Eh, aku balik dulu ya Tan, besok kita ketemu lagi," ucap Clara sambil melepaskan tangan Sultan perlahan dari gunung kembarnya.
"Sultan mendesah, sampai kapan kita hanya seperti ini Clara?" tanya Sultan yang matanya mulai berkabut menahan gairah.
"Nanti ya Tan, ada saatnya aku akan menyerahkan semuanya untuk kamu, tapi kamu harus janji, jangan sentuh wanita itu. Kalau sampai Aku tahu dia hamil, aku tidak akan mau bersama kamu lagi," ancam Clara.
"Kamu tenang, aku tidak mempunyai perasaan apapun terhadapnya, dia cuma istriku di atas kertas, makanya aku ingin kita segera menikah," ucap Sultan.
"Sabar dulu Sayang, kalau aku sudah siap, kita pasti akan menikah, aku janji!" ucap Clara sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
Sultan pun menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Clara, setelah itu dia turun dan meninggalkan parkiran menuju kamar hotel.
Di kamar Hotel.
Muti sedang mengaji sambil menunggu Sultan pulang, daripada dia bengong dan mengantuk, Muti bepikir lebih baik menggunakan waktunya untuk hal yang lebih bermanfaat.
Sebenarnya perut Muti sudah keroncongan, dia sangat lapar karena tadi siang lupa makan, saking asyiknya bermain air di pantai bersama Elena.
Sementara makan malam sudah diantar oleh pelayan hotel sejak jam 7 malam tadi, hingga semua makanan saat ini telah dingin.
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, tapi Sultan belum juga kembali. Muti menjadi cemas, lalu hendak menelepon tapi akhirnya dia urungkan.
Muti menatap makanan di atas meja sambil memegangi perutnya, dia ingin makan, tapi kembali ingat akan pesan Ayah dan ibunya, bahwa alangkah lebih baik jika, dia makan bersama dengan suami.
Saat ini, perutnya pun mulai sakit karena sejak siang Muti belum makan apapun. Saking asyiknya bermain air, Muti dan elena jadi lupa makan.
Akhirnya orang yang di tunggu-tunggu pun muncul, tanpa mengucap salam Sultan pun langsung merebahkan dirinya di atas kasur.
Muti mendekati Sultan, dia berjongkok dan membuka sepatu serta kaos kaki yang belum di buka oleh Sultan saat masuk ke dalam kamar. Setelah itu Muti menyimpannya di rak penyimpanan sepatu dan sendal.
Kemudian muti pun menyiapkan air hangat di dalam bathtub dengan meneteskan minyak aromaterapi rasa mint, berharap Sultan akan segar kembali setelah mandi dengan air yang telah dia sediakan.
Muti kembali ke kamar mengambil handuk dan baju mandi Sultan lalu mendekatinya sambil berkata, "Kak, sebaiknya mandi dulu, aku sudah siapkan air hangat dengan minyak aromaterapi supaya kak Sultan bisa berendam, agar badan kakak segar. Aku lihat Kak Sultan, sepertinya sangat letih," ucap Mutiara.
"Kalau Kak Sultan ingin di kusuk, biar aku kusukin nanti, setelah kak Sultan selesai mandi. Aku akan minta tolong kepada pelayan untuk membelikan minyak kusuknya terlebih dahulu," ucap Muti lagi.
Oh Muti, kenapalah kamu terlalu baik? Andai kamu tahu Muti, apa yang telah di lakukan suami kamu di luaran sana, masihkah kamu sebaik ini terhadapnya? ya 'kan sobat?
Sultan bangkit dari kasur, mengambil handuk dari tangan Mutia, lalu dia bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Mutiara menelepon bagian pelayanan hotel, dia minta tolong agar mereka mengusahakan dan mengantarkan minyak kusuk sekarang juga ke kamarnya.
Pihak pelayanan hotel pun menyanggupinya, dan dalam waktu 15 menit, seorang pelayan datang membawa pesanan Mutia.
Muti membayar harga minyak kusuk dan memberikan tips untuk pelayan yang telah bersedia mengantar apa yang Muti minta.
Setelah mengucapkan terima kasih dan pelayan itu pergi, Muti bergegas membuatkan teh panas untuk Sultan dan bersiap mengusuk tubuh sang suami.
Gemericik air sudah tidak terdengar lagi dari dalam kamar mandi dan itu menandakan jika Sultan sudah menyelesaikan ritual mandinya.
Suara pintu pun terdengar berderit, Sultan keluar dari dalam sana hanya menggunakan handuk mandinya saja yang dia lilitkan sebatas pinggang.
Melihat perut kotak-kotak Sultan muti menelan salivanya, dia memalingkan wajah, tidak berani menatap Sultan lagi hingga Sultan selesai memakai pakaian bawahnya.
"Ada minyak kusuknya?" tanya Sultan.
"Ada! itu, sudah aku siapkan, jika kakak mau aku kusukin," jawab Muti.
"Ya sudah, kamu kusuk bagian kaki, tangan serta punggungku saja," pinta Sultan.
"Sebentar Kak, aku alas dulu seprainya, takutnya nanti terkena minyak, jadi membuat tidur kakak terganggu," ucap Mutiara sambil mencari selimut cadangan di dalam lemari yang telah di sediakan oleh pihak hotel.
Sultan sudah berbaring, Muti juga sudah mulai membalurkan minyak di kaki Sultan satu persatu, sambil mengusuknya perlahan-lahan.
Walaupun muti tidak berpengalaman dalam hal kusuk mengusuk, tapi setidaknya dia sering memperhatikan ibunya saat mengusuk Ayah, ketika beliau lelah dari pulang bekerja.
'***Ternyata dia pintar mengusuk, rasa pegal di kakiku jadi berkurang***,' batin Sultan.
"Bagaimana sekarang rasanya Kak? Apa kaki kakak masih pegal?" tanya Mutia.
"Ya, lumayanlah, daripada tidak," ucap Sultan yang gengsi mengakui kepintaran Muti dalam hal mengusuk.
Setelah selesai bagian kaki, Muti pun melanjutkan di bagian tangan.
Sultan memperhatikan istrinya tanpa berkedip.
Dalam pikiran Sultan, jika saja Clara yang memperlakukannya seperti ini, alangkah bahagianya Sultan dan pasti dirinya akan langsung menarik Clara ke dalam pelukannya.
Bersambung......
Mampir juga yuk sobat, dalam karya sahabatku Kak El Putri, jangan lupa ya berikan dukungannya juga di sana🙏♥️

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
MJ
Mampuslah kau Sultan. Si Clara itu hanya jalang dan muti adalah mutiara sebenarnya. Kyknya bakal bangkrut nanti perusahaan si Sultan ini. Trus papa Hermawan marah, si Muti akhirnya berjodoh sama Adam. Saat itu tiba pasti aku yg paling bahagia liat p3nderitaan Sultan. hahah
2023-04-29
0
Narsiyah Arsy
clara itu cuma cinta Ama uang nya doang ,kau bakal hancur kalau ma dia
2023-03-09
0
RATNA RACHMAN
tak sabar mendengar ke hancuran wultan
2022-11-18
0