Ardi menyenggol lengan Adam ketika Muti dan Elena sudah tidak terlihat, lalu dia berkata, "Kamu kenal baik dengan dia Dam? Tunggu apa lagi, walaupun dia masih belia, tapi sepertinya dia gadis yang baik, sopan dan yang pasti sangat cantik. Kalau saja aku belum punya pacar, sudah aku ikuti mereka tadi," ucap Ardi.
Kemudian Ardi berkata lagi, "Kapan coba, kamu akan menikah! Jika di pikiranmu yang ada hanya bisnis, bisnis dan karir melulu. Perusahaan kamu sudah berkembang sangat pesat, bahkan cabangnya ada di mana-mana, masa pengusaha sukses tidak memiliki istri, minimal pacar. Jadi untuk apa dan buat siapa lah kamu mengumpulkan pundi-pundi hartamu Dam?" tanya Ardi.
Adam menanggapi perkataan Ardi dengan tersenyum, lalu dia menjawab, "Aku ingin merasa puas dulu menaklukkan kemiskinan Ar. Kamu 'kan tahu, bagaimana kehidupan keluargaku dulu dan karena apa kisah cintaku berakhir?" ucap Adam murung karena dia ingat akan masa lalunya.
"Tapi, kamu tidak bisa terus seperti ini Dam, biarkan masa lalumu berlalu dan tidak semua wanita seperti mantan pacarmu itu. Yakin lah Dam, masih banyak wanita baik di dunia ini yang bisa kamu jadikan pendamping. Contohnya, gadis tadi, siapa tadi? Muti...ya Mutiara. Nama yang sangat bagus, seperti orangnya," ucap Ardi.
"Memang filing ku mengatakan dia gadis yang baik, tapi sayang Ar, dia sudah milik orang. Mana mungkin aku dekati dia! Bisa-bisa aku kena gampar sama suaminya," ucap Adam.
"Oh, dia sudah menikah? kenapa tidak pergi jalan-jalan bersama suaminya? di sini 'kan tempatnya orang bersenang bersama pasangan, kenapa suaminya malah membiarkan dia pergi bersama temannya," ucap Ardi heran.
"Entahlah, memang sejak kemaren kami berkenalan, terasa ada yang aneh dengan pernikahannya dan aku sampai sekarang belum pernah sekalipun melihat suaminya seperti apa. Dia selalu keluar sendirian," ucap Adam.
"Berarti kamu masih punya kesempatan Dam? atau jangan-jangan, dia hanya berpura-pura sudah punya suami, supaya tidak di ganggu oleh para pria," ucap Ardi.
"Dirinya 'kan cantik, makanya dia berhati-hati. Maklumlah, zaman sekarang banyak pria hidung belang," ucap Ardi lagi.
"Sudahlah! Kenapa kita malah membahas istri orang, kamu balik lagi sana! pacarmu pasti sudah menunggu dan aku juga mau jalan-jalan, waktuku tidak lama lagi di sini, jadi mau aku manfaatkan sebaik mungkin," ucap Adam sambil menepuk pundak sahabatnya itu.
Kemudian Adam kembali ke kamar untuk mengganti pakaian dan mengambil kamera, dia akan memotret pemandangan pantai sebagai bahan koleksinya.
Selain pengusaha sukses, Adam juga memiliki hobi sebagai fotografer. Berbagai koleksi hasil jepretannya akan dia simpan di studio foto pribadinya.
Sementara di pantai, Muti sangat senang melihat pemandangan di sana, dia berlari di pinggiran pantai, bermain gundukan pasir yang akhirnya di hempaskan oleh ombak.
Elena yang melihat Muti dari tempat duduknya pun tertawa, karena Muti terlihat seperti anak kecil yang sedang bermain, kadang dia tertawa dan menjerit saat gundukan-gundukan pasir yang Mutiara buat rata kembali diterjang ombak.
"Sayang, gadis yang begitu cantik dan ceria diabaikan begitu saja," monolog Elena.
Dari kejauhan Mutia memanggil Elena, "Mbak Elena! Kesini dong, bermain denganku dan ayo kita ke sana, itu ada perahu nelayan mendekat. Kita lihat mereka datang membawa apa!" seru Mutiara.
"Sebentar Mbak, aku beli pakaian ganti dulu, takut pakaian ku ini basah," jawab Elena.
"Nggak perlu beli Mbak! Aku ada pakaian yang belum pernah kupakai, nanti Mbak Elena boleh pakai bajuku yang itu!" teriak Muti yang sudah berjalan ke arah perahu nelayan yang datang merapat ke bibir pantai.
Elena pun akhirnya setuju, dia berlari mengejar Mutiara. Ombak yang besar pun datang dan menghantam dirinya hingga pakaiannya basah karena Elena sempat terjatuh dan terbawa ombak.
Untung saja Elena pandai berenang hingga dengan mudah dia kembali ke tepi pantai.
Muti yang melihat hal itu malah tertawa, dia senang, melihat Elena akhirnya mau bermain dengannya.
"Kesini Mbak, coba lihat ini! Bapak nelayan membawa apa ini namanya?" tanya Muti sambil mengangkat ekor binatang laut tersebut.
Elena pun mendekat lalu dia menjawab, "Itu namanya blankas Mbak."
Kemudian Elena menjelaskan bahwa, belangkas termasuk hewan purba yang hidup sekitar 400 sampai 250 juta tahun yang lalu.
Hewan ini memiliki ekor panjang dan bentuk bulat menyeramkan. Kepiting Tapal Kuda ini bisa ditemukan di perairan Asia Tenggara dan Amerika Utara. Biasanya mereka memakan telur kepiting untuk bertahan hidup.
Termasuk hewan yang tidak memiliki tulang belakang (avertebrata) yang hidup di perairan dangkal. Hewan ini tinggal di kawasan hutan mangrove. Nama lain belangkas adalah kepiting tapal kuda, mimi, atau mintuna.
Belangkas termasuk chelicerata, yaitu sebuah subfilum yang juga mencakup arachinda. Maka walaupun hidup di laut, belangkas sebenarnya masih berkerabat dengan hewan arachnida seperti laba-laba, kalajengking, dan tungau.
Belangkas hidup di sekitar pulau Rupat, Bengkalis provinsi Riau. seperti dilansir dari katadata.co.id, ada 3 jenis belangkas yang ada di Indonesia yaitu Belangkas besar besar (Tachypleus gigas), Belangkas tiga duri (Tachypleus tridentatus) dan Belangkas padi (Carcinospius rotundicauda).
Belangkas atau mimi adalah sejenis hewan air yang berbentuk unik. Tubuhnya lebar pipih dan berekor panjang seperti ikan pari, tapi mereka bukan ikan.
Dalam bahasa inggris hewan ini disebut horseshoe crab alias kepiting ladam karena bentuknya dianggap mirip ladam.
Belangkas suka berenang terbalik, dengan memanfaatkan mata ventral di bawah tubuhnya dan ekornya untuk menentukan arah. Kebiasaan ini khususnya sering dilakukan belangkas yang masih kecil, dan seraya semakin dewasa akan semakin berkurang.
Jika darah manusia berwarna merah karena mengandung hemoglobin yang terbentuk dari zat besi. Darah belangkas tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang mengandung tembaga. Jika terkena udara, hemosianin akan memancarkan warna biru kehijauan, sehingga darah belangkas pun terlihat berwarna biru.
Dilansir dari idntimes, darah belangkas punya jasa besar bagi manusia. Pada tahun 1956 ditemukan bahwa darah belangkas mengandung sel khusus amebosit yang bisa mendeteksi adanya bakteri. Jika terpapar bakteri, amebosit ini akan mengeluarkan semacam lendir yang mengisoliasi bakteri tersebut supaya tidak menyebar.
Itu artinya darah belangkas bisa digunakan untuk mengetes steril atau tidaknya suatu komponen obat atau vaksin. Maka sejak 1970, FDA alias Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat mewajibkan segala macam obat dan vaksin yang diberikan melalui suntikan untuk terlebih dahulu dites menggunakan darah belangkas. Kebijakan serupa kemudian ditetapkan di negara-negara lain.
"Mbak Elena hebat, tahu banyak tentang hewan ini, Pak nelayan sampai kalah pengetahuannya. Jangan-jangan Mbak Muti punya profesi lain nih, sebagai peneliti hewan laut," ucap Mutiara.
"Kamu bisa saja Mbak, kebetulan kakekku dulu tinggal di daerah pantai dan beliau adalah dosen di fakultas kedokteran hewan. Jadi beliaulah yang telah memberitahuku tentang belangkas ini," ucap Alena.
Saat Muti dan Elena asyik memperhatikan belangkas sambil ngobrol dengan nelayan, mereka tidak menyadari jika Adam ada di sana.
Adam asyik menjepretkan kameranya, dia mengambil foto Mutia dari berbagai arah, dimana Muti sedang tertawa dengan memegang ekor belangkas dan memegangi ikan-ikan hasil tangkapan nelayan.
Bersambung.....
Yuk sobat, mampir juga ya ke karya sahabatku, pastinya nggak kalah seru lho, cuss...lanjut ke karyanya ya 🙏♥️.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
MJ
Jgn bilang masa lalunya si Clara😁😁
2023-04-29
0
💖 NAMA Q CINTA 💖
WALAU HANYA SESAAAT..
2022-09-13
0
ratu adil
suatu saar stlah muti lpas dri suamix nkh ma adam trys sultan bklana nyesal wkkwk
2022-08-14
0