***
Sudah 2 hari aku di kampung bersama Raja Tak ada yang peduli. Aku Pun tak peduli. aku ingin hati ku lebih tenang lagi, dan saling mengintropeksi diri dengan kesalahan kami masing masing. aku bekerja dari sini ditempuh sekitar setengah jam. beda dari rumah, biasa hanya lima belas menit sudah sampai.
" Ma kapan kita pulang ". tanya Raja mungkin mulai sadar kalau papanya sampai sekarang belum menjemputnya.
" kenapa papa belum jemput kita sih ma?" tanya nya lagi, reflek membuatku bingung.
" Sabar sayang ya, nanti juga papa jemput kita kok, mungkin papa masih sibuk, sehingga belum sempat ke sini". kataku panjang lebar lumayan membuat Raja sedikit terhibur.
" Bapak kemana Bu ?" tanyaku karena memang bapak tidak ada dari subuh tadi.
entahlah RAN mungkin ke tetangga sebelah ingin menghibur hatinya
" jujur saja RAN ibu kwartir dengan situasi ini". kata ibu disela - selanya meladeni pembeli gado gado.
kegiatan ibu memang menetapnya di jualannya saja
beda dengan bapak selalu ada yang memanggil menemani acara acara spesial.
makanya, kami sering tidak di hargai oleh ibu mertuaku maupun suamiku. selalu memandang enteng orang lain. serta sombong. sehingga banyak juga orang lain yang datang mengawan sebagai teman yang jengkel. atas sifat mereka yang sok. dan sombong.
sekarang aku sudah mantap untuk berpisah dari mas Randi. karena Dia jarang pedulikan aku. aku hanya ingin fokus dengan kehidupan aku dan anakku saja.
seandainya pun kami pisah aku akan memperjuangkan hak asuh.
" Ran....". panggilan ibuku mengagetkan aku.
"Iya Bu". sahutku singkat.
" Apa tidak sebaiknya kamu dan Raja balik dulu ke rumah suamimu nak".
" Ingat Raja Nak , Dia butuh orang tua lengkap. kamu jangan ego karena emosi sesaat akan mengorbankan kebahagiaan anak kalian seumur hidupmu. kata ibu panjang lebar.
" Iya Bu, sebentar kalau bapak pulang aku bicarakan lagi dengan bapak".
'" Maafkan aku Bu, aku selalu merepotkan ibu, aku blm pernah bahagiakan kalian". kataku dengan mata berkaca kaca membendung kesedihan.
***
" Dani apa yang kamu lakukan di sini ?" tanya ayah mertuaku, karena di lihatnya mas Randi hanya duduk - duduk di temani oleh Dayu.
" Papa malu dan kecewa sama kamu".
" Apa kamu tidak malu sama tetangga atas sikap kamu Randi?" kata ayah mertua meluapkan kekesalannya karena melihat sikap mas Randi.
" Kamu tuduh Rani yang selingkuh di belakangmu".
" Namun yang ayah lihat bukannya terbalik, kamu yang selingkuh di belakang Rani".
" Kamu yang kurang ajar Randi, bukan Rani". kata ayah mertua sambil menangis meluapkan kekesalannya.
" Sekarang juga kamu putuskan Randi". jika ingin lanjut ataupun tidak, kau harus tetap temui Rani baik - baik.
" jangan bikin malu bapak dan ibumu.
" Kami mau taruh dimana muka kami ini jika tetangga tau, Rani tau kamu disini kerjanya hanya berduaan dengan Dia" . kata ayah panjang lebar sambil menunjuk Dayu karena saking emosinya.
" Kamu dengar bapak Randi!" bentaknya lagi kemudian.
" I ....Iya pak". jawab Randi terbata bata.
Dia meninggalkan ayah dan Dayu berlalu menuju ke kamar nya.
Mas Randi bersiap sia akan berangkat, setelah siap Dia keluar untuk temui ayah dan ibunya.
Randi pun melangkah keluar.
" Iya Ma".
" mama tenang saja, sebentar lagi mas Randi akan menceraikan Si Rani yang sok lugu itu.
" setelah itu aku akan menikah dengan Mas Randi ma". kata Dayu dengan mata berbinar - binar meyakinkan orang tuanya lewat telpon.
" Dengan demikian aku akan dengan mudah kuasai harta Mas Tandi ma".
" ha... ha....ha...ha". mereka tertawa terbahak - bahak.
" itu ide bagus sayang". kata yang diseberang sana.
" Setelah itu apa yang kamu lakukan?" tanya di seberang telpon lagi.
" setelah semua yang ku dapat aku akan pergi ma" meninggalkan mas Randi.
" Ha..... ha......ha...." .tawanya renyah.
tak iya sadari sepasang mata dan telinga mendengar semua perkataan mereka.
tak sengaja mas Randi keluar dan mendengar semua pembicaraan mereka dengan tangan mengepal, rahang mengeras lalu iya melangkah
" Oh jadi itu tujuan kamu mendekati aku
hah!"
" Eh Eh Em...". seketika hp terjatuh kelantai karena saking terkejutnya.
" halo.... halo.... ". suara dari seberang sana .
"Em maaf mas". kata Dayu gugup sambil jongkok mau ambil hp, namun naas karena duluan diambil mas Randi.
" Halo....Sekarang juga saya usir anak kamu dan kasi tahu dia jangan menampakkan lagi mukanya di hadapanku dan menginjakkan kaki lagi di rumah ini kata mas Randi dengan emosi sehingga matanya melotot". lalu telpon diputuskan sepihak.
" Dan kamu silahkan angkat kaki dari rumah ini dan jangan pernah muncul lagi".
" Mas tolong dengarkan aku". kata Dayu membujuk mas Randi
" ini tidak seperti yang kau dengar mas" katanya lagi untuk mencari kepercayaan mas Randi. namun mas Randi sudah memberi isyarat dan petunjuk pintu keluar agar Dayu segera keluar.
"tega kamu Dayu hancurkan rumah tanggaku dengan rencana rencana busuk". batinnya
Saat ini Mas Randi Bimbang, padahal tadinya keputusannya sudah bulat akan membawa pengurus berangkat untuk mengembalikan aku secara baik - baik.
namun sekarang
" Ahk..... ". teriaknya frustasi sambil menjambak rambut saking emosinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments