" Mas mana janjimu dulu bilang mau kuliah bareng". kataku pada Randi, aku mengingatkannya lagi karena dia pernah janji sebelum nikah lalu, setelah nikah kita akan lanjut kuliah dan mengejar karir kita masing masing. kamu kuliah hah jangan besar kepala deh kalau jadi orang! bisa makan saja sekarang kamu dah bersyukur kata mertua aku yang selalu mencampuri urusan keluarga kecil kami.
" iya RAN gak usah mimpi kamu!
kok kamu ngomong gitu sih mas, aku kan hanya ngingetin tentang janji kamu.
itu kan dulu RAN, sekarang situasi sudah berbeda, sudahlah RAN kamu terima kenyataan saja bahwa nasib kamu itu hanya jadi ibu rumah tangga yang baik yaitu ngurus suami dan anak anak.
lagi aku tak berdaya dengan ucapan suamiku. walaupun di mulut aku berkata iya namun di hati aku akan tetap berpikir bagaimana caranya aku bisa kuliah dan bisa bekerja lebih layak.
sejak pulang ke kampung suamiku kerjaku membantu ibu mertuaku mengurus peternakan sapinya, sementara bapak mertuaku mengurus kebun yang tidak begitu luas dan hasilnya untuk memenuhi kebutuhan kita sehari hari bahkan kadang tidak cukup. anakku yang pertama laki laki bernama Dion sejak lahir diasuh dan diurus oleh mertuaku, jadi aku jarang berkomunikasi dengan anak ku itu semua yang membuat aku termotivasi untuk mengembangkan diriku semangat untuk kuliah tumbuh lagi di benakku.
" Aku dengar Mas sudah mendaftar untuk kuliah lagi kata ku pada Randi yang sibuk Mai hp.
" iya jawabnya singkat". mas.....eh em jawab nya tanpa menoleh. iya kemari teman ngabarin ke aku katanya kekurangan kuota satu orang lagi.kamu yang sabar ya ran kata suamiku menghibur.
" Eh kamu ya gak usah sok -sokan deh bilang kuliah juga, pakai uang dari mana kamu, makan aja susah, mau kuliah lagi".
suara ibu mertua dengan lantangnya mengatai aku. mas Randi hanya tersenyum sinis mendengar perkataan ibunya.
" walau ada uang pun gak usah mimpi deh mbak kuliah, mending uangnya disimpan untuk aku". tak kalah adik ipar ku juga juga ikut menimpali". dada ini terasa sesak atas hinaan, tekanan,dari mertua, ipar dan suami.
hampir setiap hari mereka memperlakukan aku layaknya seorang pembantu. lebih miris lagi mereka tidak membiarkan aku dekat dengan anak - anak ku alasannya agar aku tidak terganggu dan fokus bekerja peternakan toh mereka juga nyaman dengan neneknya".
" Ran hari ini aku telat pulang ya pulang kerja aku ada jam mata kuliah".
o....iya mas. kamu hati- hat ya mas, seperti biasa aku mencium punggung tangan suamiku sebelum berangkat kerja.
" Bu boleh ya aku kuliah juga seperti mas Randi?". ibu jangankan menjawab pertanyaan ku, dia hanya berlalu meninggalkanku begitu saja sambil ngoceh gak jelas.
di ikuti oleh ipar ku sambil mencibir kan bibirnya ke arah ku. emang enak! " aku tak bisa diam diperlakukan seperti itu. bukannya aku ingin melawan mereka, namun diam- diam aku mencari solusi bagaimana caranya aku bisa kuliah kelak bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan aku dan mas Randi bisa hidup mandiri tanpa bergantung terus kepada orang tua. ku ambil hp aku di kamar, hp ini sebenarnya sudah tidak layak untuk dipakai, namun apa boleh buat yang penting masih bisa dipakai kirim SMS, dan nelpon itu sudah lebih dari cukup buat aku.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments