" Rani.........!"
OOO sudah mulai berani ya kau sekarang, jangan kau pikir karena tidak tinggal serumah dengan kami lagi kamu tetapkan aturan sendiri". ingat, kau juga menumpang di sini, karena tanah ini masih menjadi milik ku.
ketika aku keluar ibu mertuaku sudah berada di ambang pintu pula, maklum tempat tinggal ku sekarang hanya ditutupi dengan terpal sehingga siapapun akan dengan mudah masuk.
ibu apa kabar, sapa ku dengan senyum.
namun ibu hanya membuang muka
lalu menengadahkan tangannya.
mana sisa gajih mu kemarin jangan pikir aku bodoh dan tidak tau apa apa tentang kamu.
bukannya kemarin sudah aku berikan semua ke ibu jawabku dengan tetap tenang.
jangan bohong Rani, kau belum memberikan semuanya dengan masuk dan mengambil tas ku seolah olah mencari sesuatu.
"Dimana kamu menyimpan nya, hah!"
terus menggeledah tempat tidurku, lemari ku, dengan sekejam acak - acakan di buatnya.
maaf Bu aku tidak mengerti dengan maksudmu dan melakukan semua ini, kenapa dengan ibu? tanyaku dengan tenang lagi
namu ibu bukannya menjawab, malah mengatai aku pembohong lalu pergi.
" Tak sadar air mataku mengalir, sebegitu bencinya kah ibu mertuaku terhadap diriku, padahal selama ini aku sudah berusaha menjadi istri, ibu dan menantu yang baik. namun tetap saja salah Dimata mereka".
tak lama kemudian mas Randi datang menghampiri, dan tiba - tiba .....
PLAK!!!!!
Sebuah tamparan melayang di pipiku, seperti biasa, ibu pasti sudah mengadu.
aku hanya bisa menangis tanpa mengeluarkan suara.
kenapa mas?
tanyaku walau aku sudah tau jawabannya namun mas Randi bukannya menjawab, dia melakukan apa seperti apa yang dilakukan ibunya tadi.
kenapa mereka tidak ada yang percaya kepada ku. kenapa mereka tak pernah menghargai aku sedikitpun sebagai istri, ibu, dan menantu, tanpa di pungkiri air mataku jatuh semakin deras.
" Mas coba jelaskan apa alasanmu melakukan ini semua bukannya apa yang aku peroleh sudah aku berikan semua ke ibu sebagai kesepakatan, namun apa yang kamu lakukan mas kenapa kamu tidak percaya kepada ku ?
mas Randi menghampiriku dan berkata
" karena kamu sudah berani membohongi kami".
tentang apa mas ?tanyaku lagi.
tidak usah sok lugu deh kamu ayo serahkan saja sisanya atau kamu akan dapat akibatnya
sisa apa mas?
PLAK
Nggak usah naif kamu.
dan pergi meninggalkan aku sendiri.
sepertinya mas Randi, aku segera mandi karena sudah siang. laku aku melakukan kewajiban ku , tetap bersyukur dalam apapun keadaanku hanya Tuhanlah tempat ku mengadu biar hati ini selalu damai dan kuat menghadapi hari hariku yang mencekam.
aku sudah berjalan kaku menyusuri jalan setapak sejauh 3 km. karena semalam hujan menyebabkan jalanan berair dan sedikit becek. hingga akhirnya aku sampai di rumah mertua ku. aku ini mengklasifikasikan kenyataan yang sebenarnya.
aku masuk ke halaman rumah mertuaku didapati anakku sedang bersama kakeknya lalu berhasil kearah ku dan memeluk ku.
tak terasa air mataku menetes bahagia. dihapus air mataku lalu ku turunkan badanku menyamai tingginya raja dan berusaha tuk tersenyum untuknya.
mama.....
Raja anak pintar, sudah sarapan, belum?
sudah ma jawabnya lalu lalu di masukkan tangan disaku celananya dan memberikan kepadaku,bini untuk mama kita makan bersama ya ma katanya sambil membuka ternyata cokelat.
anak pintar sini mama bantu, mau mengambil cokelat dari tangan raja....
tiba tiba street.....
dengan cepatnya tangan mertuaku mendahului ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments