" Tan, Tante tunggu apa lagi?" Tanya Dayu kepada ibu mertuaku.
" Sudah jelas - jelas dia selingkuh Tan, kenapa Tante diam saja Desak Dayu lagi memperkeruh suasana".
" Sudahlah sayang kamu tidak usah terlalu ikut campur urusan kami di lagian belum tentu benar karena tidak ada bukti". kata ibu mertuaku panjang lebar.
" Baiklah Tante". kata Dayu sambil menarik tasnya lalu mengambil handphonenya.
dia dengan cepat memencet tombol handphonenya sambil mencari sesuatu.
lalu menghampiri ibu mertuaku
" Tan ". katanya sambil memperlihatkan layar yang ada di handphonenya
seketika mata ibu mertuaku membelalak tidak percaya dengan apa yang di lihatnya detak jantungnya berdegup sangat kencang, matanya berkunang kunang kalau tidak tubuh kokoh suaminya menahan mungkin ibu mertuaku sudah struk ringan. setelah tenang ibu mertuaku di papah papah ke salah satu tempat duduk yang ada, sambil mengusap usap dadanya, bapak pun ikut terkesiap dengan apa yang ditunjukkan oleh Dayu.
Dayu melirikku dengan senyum kemenangan, karena merasa menang sudah berhasil menghasut kedua mertuaku dengan lancar.
" Mampus kamu Rani, batinnya".
" Siapa suruh berani bermain - main api di belakangku, inilah akibatnya.
" jika aku tidak bisa memiliki mas Randi, begitu pula dengan kamu." batinnya tanpa merasa bersalah memfitnah aku sekaligus terlalu ikut campur urusan rumah tanggaku.
" Maafkan Aku Bu".
" aku tidak pernah khianati mas Randi" kataku membela diri.
" Bu...." kataku berhenti Karana ibu mertuaku mengangkat tangannya mengisyaratkan untuk berhenti bicara. terpaksa aku tidak melanjutkan kata ,- kataku, ada rasa kecewa, rasa Sedih. Sering aku diperlakukan seperti ini, namun yang satu ini rasanya berbeda, perih kurasakan sebak di dadaku.
Dayu melirikku dengan senyum simpul atas kemenangan hari ini telah berhasil membuat situasi panas.
" Aku sudah memberi kabar ini Tan ke mas Randi. kata Dayu yang membuatku bagaikan disambar petir, biar semua jelas Tan ". katanya lagi.
Dayu perlahan berjalan ke arahku sambil berbisik di telinga ku
" kali ini mampus kamu Ran. katanya lirih sambil tersenyum miris.
" Aku minta tolong jangan perkeruh suasana ini".
kamu tidak ingat dan tidak sadar jika ibu sudah mengalami tekanan darah tinggi karena ulahku".
" Hai Rani apa tidak salah apa yang kamu katakan".
" Ini semua akibat ulah kamu yang sudah berani bermain api dibelakang mas Randi
" Kasian mas Randi udah capek capek bekerja mencari nafkah, eeee kamu sebagai istri ya enak - enakan selingkuh". kata Dayu panjang lebar seolah - olah
benar apa adanya.
" Yang dikatakan itu tidak benar ma".
" Aku tidak pernah mengkhianati mas Randi Bu".
" Itu tidak seperti yang ibu lihat".
" cih ....! masih berani kamu bicara ya kamu bicara setelah apa yang ku lakukan".
" Dasar perempuan murahan. Untuk apa lagi kamu tinggal disini pergi dan tidak usah lagi kembali". usir ibu mertuaku karena saking emosinya.
" Kamu Sudak mencoreng nama baik keluarga saya" .
" kamu tidak tau diri".
" Kamu tidak tau diuntung sudah dinikahi anak saya". kata ibu mertuaku penuh murka
Aku menghampiri mertuaku sambil berlutut dihadapannya.
" Bu jangan lakukan itu". pintaku.
" Itu hanya salah paham Bu".
" Itu tidak seperti yang ibu lihat".
Namun tiba - tiba
Plak.....
Plak....
dua kali tamparan melayang di pipi kanan dan kiri ku. kurasakan perih karena tamparan ibu mertuaku kedua pipiku kurasakan memerah tak kusangka akan begini jadinya.
Tak sadar aku menangis meratapi nasib dan takdirku.
mereka selalu saja tidak percaya, padahal sebenarnya mas Randi yang selingkuh di belakangku, mengapa keadaan membalikkannya. ini tidak adil bagiku, tubuhku lunglai bagai tak bertulang.
Aku kecewa, sedih dan menyesal jadi satu. Tak kusangka ini semua terjadi.
Apakah kesabaranku akan berakhir dengan cara seperti ini. Aku berharap mas Randi akan berpihak dan percaya kepadaku walau ragu karena bagaimana sikap mad Randi selama ini kepadaku entah sampai kapan dia menerima aku apa adanya tanpa memandang sebelah mata karena aku dari keluarga tak punya apa - apa.
Akankah semua ini berakhir dengan cara seperti ini.
" Oh Tuhan lindungi aku dan keluarga kecilku". doaku membatin.
" Tunggu apa lagi sana pergi". kata Dayu yang membuyarkan lamunanku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments