" Mas kamu apa kabar? tanyaku setelah tiba di ruang tamu di mana suamiku dan yang lainnya berada".
" Eh iya anu .... ".
" Aku baik - baik saja". jawabnya singkat dan terkesan gugup.
Aku sendiri tidak tau kenapa mas Randi nampak gugup saat ini. padahal tadi aku mendengar sebelum nya baik - baik saja.
" Mas.... ". tiba - tiba Dayu berjalan dan duduk disamping mas Randi.
pemandangan apa ini, apa aku tidak salah lihat, apa yang barusan terjadi.
" Kamu bicara saja Ran sama istrimu itu, tidak usah lagi di tunda - tunda ". kata ibu mertuaku yang sempat membuatku bertanya tanya, sakit hati karena dalam hal ini seolah mertuaku membela Dayu dan memojokkan aku sebagai anak mantunya.
" Iya Mas dengerin itu mas kata ibu kamu". kata Dayu yang seolah membujuk mas Randi yang belum aku tau maksudnya.
tanpa basa - basi pun aku langsung berdiri dan berlalu dari hadapan mereka semua. aku membawa Raja lalu pergi dari rumah itu tanpa satu katapun.
" Oh Tuhan maafkan aku, aku tak pernah dihargai, selama ini aku bertahan karena ada anak kami, namun jika takdirmu memisahkan kami, pisahkan lah kami dengan cara baik - baik. hamba tak ingin ada kebencian dan dendam diantara kami. Setelah Taksi yang ku pesan lewat online datang aku dan raja pun naik. aku pulang ke rumah ibuku.
" Ma kita mau kemana?" tanya raja dengan polosnya mampu mengusik lamunanku.
" Eh iya kita ke rumah nenek ya". jawabku sentak membuat Raja girang.
"Ye ye ye ye ye... cicit raja gembira dan semangat selama diperjalanan.
" Tapi papa kenapa nggak ikut ma? " tanya Raja yang tiba - tiba wajahnya murung tak semangat tadi.
" Nanti papa nyusul kita sayang". hibur ku.
" kan Raja lihat sendiri papa baru sampai, jadi papa masih lelah sayang".
" besok papa kalau sudah tidak leleh lagi pasti nyusul kita sama nenek". hibur ku lalu raja pun tersenyum.
" Nah gitu dong anak mama ".
" anak mama harus selalu bersyukur ya dan semangat terus".
" Siap ma jawab Raja seraya meletakkan tangan di kepalanya tanda setuju".
" Nah gitu dong anak mama, anak pintar".
Aku tak ingin menampakkan kesedihan di depan anak ku seberat apa pun Beben itu tetap aku sendiri yang rasakan. kasihan anak ku masih sekecil ini susah terbebani mentalnya.
Oh Tuhan tong aku beri aku kesabaran yang lebih untuk menjalani hidup ini.
Dilain tempat mereka baru menyadari bahwa aku pergi dari rumah dan membawa Raja.
mas Randi nampak bingung. aku juga tak tau mengapa mas Randi bersikap seperti itu sepulangnya dari kota. apa benar yang di foto itu. bisa saja yang di foto itu seperti yang aku lakukan dengan Rudi, kami sementara berbincang saja atau......
Ahk aku tak bisa berpikir jernih saat ini ada perasaan cemburu, sakit hati, kecewa dan rindu bercampur menjadi satu.
Kala selama ini mas Randi bersikap kasar kepada ku, masih bisa aku terima. bahkan rasa sakit itu tiada bandingnya disaat aku lihat mas Randi berduaan dengan Dayu di foto itu. sakit aku rasa tak bisa aku tepis di hati ini bagaikan ditusuk sembilu hingga menembus jantungku karena sakitnya.
Ditempat lain mereka baru menyadari keberadaan ku sudah tidak di rumah itu lagi.
" Kemana Dia".
" Raja juga tidak ada di kamarnya". Kata ibu mertuaku dengan takut dan dada berdetak sangat kencang saking emosinya.
" Siapa Ma " Tanya mas Randi.
" I ...Itu istri kamu". jawabnya lagi terbata bata.
" Mama kayak nggak tau si Rani aja ah". kata Randi dengan muka sebalnya.
" Kamu Tidak percaya sama ibu RAN ". katanya dengan mata melotot.
" coba kamu ke kamar raja lihat tas nya Raja juga tidak ada".
Disisi lain ada yang tersenyum penuh kemenangan. tentu Dia sangat senang dengan keadaan ini.
Mas Randi berdiri dan masuk menelusuri ke seluruh ruangan mencari keberadaan ku dan Raja.
PRAKKKKKK
Sebuah pas bunga dilempar di sembarangan arah pecah berserakan tinggal lah kepingan - kepingan nya saja.
" Beraninya Dia pergi di saat barusan aku datang!" Kata mas Randi dengan mata melotot penuh emosi serta Nafas yang menderu.
" jika saja perempuan itu ada di sini sudah ku habisi dia". katanya lagi sambil mengepalkan kedua tangannya
" Sudah lah Ran, bukan nya itu yang kamu mau, dia pergi dari hidupmu". kata ibu mengompori.
" Bukan begitu Bu, aku belum buat perhitungan dengannya.aku ingin dia menderita sebelum aku berpisah.
" Sudah sekarang lebih baik kau mandi lalu kita makan besok pagi kita bicarakan lagi.
" Bu cucuku dimana?" tanya ayah mertuaku
Ayah mertuaku tidak tau apa yang terjadi tadi malam karena berkunjung menengok Dewi di Surabaya dan sampai pukul satu dini hari.
pak Dani lebih bijak sana dari pada ibu mertuaku. sifat mereka bagaikan bumi dan langit. namun ayah mertuaku selalu mengalah hanya ingin tidak ribut dan semua baik - baik saja.
Karena tidak ada yang memberi jawaban ayah mertua ku akhirnya berjalan sampai di teras rumah .
" Eh Kalian ternyata di sini semua". katanya sambil celinguk sana, celinguk kemari mencari - cari sesuatu.
" Ayah kapan datangnya?" tanya Randi yang sedikit kaku sama ayahnya.
Bukannya menjawab ayah Dani masih melihat kesana kemari.
ibu yang paham dengan apa yang dicari ayah langsung mendekat.
" Maaf mas kamu pasti mencari cucu kita kan?" kata ibu mertua to the poin.
Ayah Dani langsung mengangguk.
" Di mana cucu ayah?"
" Sabar mas, Raja dibawa Rani pulang jenguk ibunya tadi malam mendadak. kata ibu berbohong".
" Oalah kata ayah pelan".
" Terus tuh si Randi kenapa tidak ikut, kenapa masih disini tau mertua sakit kok nggak di tengok sih ". Kata ayah sedikit kecewa dengan sifat Randi karena sampai saat ini belum ada tumbuh rasa pedulinya ke Rani maupun ke keluarganya Rani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments