" seperti biasa aku pulang ke rumah mertuaku". namun tak disangka, semua pakaian dan barang yang aku miliki berada diluar rumah. belum hilang rasa lelahku namun aku harus menghadapi lagi masalah rumahtangga ku yang tak berujung kapan kan berakhir.
" Mas.....
ada apa ini?. kenapa barang barang milikku dikeluarkan semuanya?
mertuaku menatapku dengan sinis!
mas Randi tidak bisa berbuat apa apa yang bisa dilakukan hanya membungkam. rasa sedih ini tak bisa dibendung lagi air mataku tak bisa ditahan lagi, aku menangis meluapkan rasa sedih yang tak terkira.
" Sudahlah kamu tidak perlu menangis, masih untung kamu saya kasi tempat tinggal yang nyaman untuk kamu. aku tidak punya pilihan lain selain mengikuti permainan ibu mertuaku. dengan sebisaku membawa apa saja yang bisa aku bawa mengikuti mas Randi dari belakang. namun tak jauh kami berjalan, namun sepertinya jalan itu tak asing dan sering aku lewati dimana tempat itu akan menuju ke kandang ayam yang terletak kurang lebih 3 km jaraknya dari rumah. saat ini hatiku tidak hanya sakit, namun hancur berkeping keping. mertuaku menginginkan aku agar tinggal ditempat yang tidak layak yaitu sebuah kandang ayam. sampai di tempat tujuan aku dan mas Randi membersihkan kandang ayam tersebut itu agar bisa kami tempati. esok harinya aku di dikagetkan oleh kedatangan bapak dan ibuku yang ada dikampung seperti biasa ibu mertuaku selalu memandang orang tuaku dengan sebelah mata. ibuku menangis karena keadaanku meminta agar ibu mertuaku merubah keputusannya namun ibu mertuaku, cuek tidak menanggapi.
Bu maafkan aku bu...
aku belum bisa buat ibu dan bapak bahagia.
aku menangis dan bersimpuh di kedua kaki ibuku.
sudah kalian tidak usah terlalu lebay, saya hanya menyuruh anakmu tinggalkan rumah ini. aku tidak mengusirnya.
" aku sudah memberikan dia tempat tinggal walaupun agak jauh tapi lumayan kan dari pada dia tinggal di kos banyak pengeluaran.
aku hanya bisa menatap bapak dan ibuku tanpa berkata apapun lalu bapak angkat bicara, baik jika itu yang terbaik menurut anda Bu besan silahkan lakukan. kami sebagai orang tua hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mereka.
akhirnya bapak pamit kepadaku dan segera berlalu. nampak sekali diwajahnya kesedihan yang tidak terungkap.
aku mengantar bapak dan ibu didepan rumah untuk menjaga mobil menuju kampung.
Rina.......... teriak ibu mertuaku, kau sudah berani mengadu mengadu ya ke orang tuamu. kau ingin permalukan kami, kamu kira kami akan peduli. kau salah Rina! kata ibu mertuaku dengan geramnya.
aku menundukkan kepalaku tanpa berkata.pergi kau dari hadapanku Rina.
akhirnya Aku berlalu dengan membawa sesak dadaku.
" Mas Randi kemana ya? batinku karena bar sadar ternyata Mas Randi tidak ikut ke tempat baru kami, hari pun gelap, namun mas Randi belum tampak juga. hingga akhirnya pagi ku buka pelan - pelan mataku namun aku tak melihat sosok mas Randi di sampingku.
kulihat jam di hadapanku menunjukan pukul 06. 39. untung hari Minggu. lalu aku beranjak, dan baru menyadari bahwa aku sedang berada di tempat baru setelah kemarin di asingkan".
aku hanya bisa bersabar dan bersyukur diperlakukan seperti ini oleh ibu mertuaku, awalnya aku kerepotan akan berangkat kerja karena agak jauh sekarang. namun lama kelamaan aku terbiasa dengan keadaan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments