Seminggu hampir berlalu, Lilian selalu berusaha untuk menghubungi Raka. Namun, kekasihnya itu tampaknya masih kesal.
Raka hanya akan mengangkat panggilan Lilian jika gadis itu telah menghubunginya puluhan kali. Itupun hanya sebatas sepatah dua patah kata saja saat Lilian merangkai puluhan kata untuk bisa berbasa basi padanya.
Lilianpun berusaha untuk menemui Raka diperusahaan. Namun, ia selalu tertahan di resepsionis dengan alasan Bos mereka sedang sibuk saat ini.
Seperti hari ini, dengan langkah penuh amarah ia kembali ke mansion keluarganya. Dirinya kesal, baru saja ia diusir oleh security kantor Raka karena membuat keributan disana. Ia menjatuhkan bobot tubuhnya disofa dengan kasar.
" Haaahhh! "
" Kenapa Raka sepertinya sengaja menghindariku. Apa sebegitu fatal kesalahan yang aku buat. Bagaimanapun aku harus bisa bertemu dengannya!" ucapnya frustasi.
" Asiiiihhhh! Cepat kemari! Bawakan minuman dingin untukku!" teriaknya kesal. Ia selalu menjadikan Asih sebagai pelampiasan.
Asih tengah berada di kamar Papanya. Gadis itu membuang nafasnya kasar, untuk kesekian kali dia harus menjadi pelampiasan amarah Lilian.
" Jika bukan karena Papa. Pasti sudah kusumpal mulutnya dengan koran. " gerutunya jengah.
Ia terpaksa menghentikan acara menyuapi sang ayah, untung saja tinggal sesuap lagi Pak Burhan telah menghabiskan buburnya.
" Pa. Maafkan Diandra. Aku harus segera turun. Jika tidak, speaker butut itu pasti akan merusak gendang telinga. " ia mencoba tersenyum untuk menghibur sang Papa walaupun sebenarnya ia tahu masalah sedang menghampirinya.
Pak Burhan mengangguk. Yah, lelaki itu sudah mulai menunjukkan kemajuan semenjak Diandra dengan telaten merawatnya. Meskipun tubuhnya belum mampu bergerak, tetapi dalam hatinya selalu menggebu-gebu untuk bisa bangkit dan memeluk putrinya. Pak Burhan seperti mendapatkan semangat baru dalam hidupnya.
Asih segera turun dan membawa segelas minuman dingin untuk Lilian. Ia menundukkan wajah saat tanpa sengaja melihat Lilian menatapnya dengan sorot kemarahan.
" Li-lian. Maaf aku baru saja menyuapi Papa. Ini minumannya. " suara dibuat sedikit bergetar, Diandra harus bisa menahan diri dan terlihat lemah di depan Lilian.
Lilian mengambil gelas minuman dingin itu dengan kasar. Namun,
" Byuuurrr. "
Dirinya justru menyiramkan minuman itu kewajah Asih hingga gadis itu kebasahan karenanya.
" Aku sudah tidak berselera. Itu pantas kau dapatkan karena kerjamu yang lambat bagaikan siput! " dalihnya sembari mengangkat dagu nya dengan angkuh.
Asih mengusap air yang membasahi wajahnya. Beberapa hari ini dirinya harus berjuang keras untuk bisa menahan diri. Lilian selalu bertindak semena-mena dan menjadikan Asih sasaran empuk pelampiasan kekesalanya.
" Sabar, sabar Asih. Demi Papa dan mengungkap kebenaran. Kau harus ikhlas menjalani peranmu. " batinnya menguatkan.
" Lilian, aku benar-benar minta maaf. " ucapnya menghiba.
Lilian tersenyum sinis, rasanya ia belum puas untuk mengerjai Diandra. Akan tetapi, bunyi bel rumah mengalihkan fokus keduanya.
Entah mengapa, hati Lilian tiba-tiba berharap jika yang datang itu adalah Raka. Mungkin saja, Raka ingin meminta maaf atas kejadian di perusahaannya tadi.
Ia menyuruh Asih untuk pergi ke dapur. Sedangkan dirinya melangkah menuju pintu. Kali ini ia berinisiatif untuk membuka pintu sendiri.
Ceklek..
" Aaaaaa..."
" Kenapa bebek dibawa kesini. Memang dikira ini peternakan apa!"
Mendengar teriakan Lilian seluruh penghuni mansion segera menuju sumber suara. Mereka semua terbelalak ketika melihat seekor bebek masuk dan mengotori lantai rumah.
Dari depan pintu nampak Pak Parno, paman Asih baru datang dari kampung. Pria itu cengar cengir tanpa merasa bersalah. Netranya tertuju pada Asih yang juga ikut ternganga melihat hal itu.
" Halo keponakan! Paman sengaja bawa bebek dari rumah. Kemarin baru panen bebek buat ongkos kesini. Jadi ingat kalau Asih suka makan bebek bakar." ucapnya bersemangat.
Lilian sudah kebakaran jenggot melihat bebek menginjak-injak lantai dan sofa kediamannya.
" Kenapa hanya menonton?! Cepat tangkap bebek itu! " teriaknya kesal.
Seluruh pelayan kalang kabut, mereka berlari mengejar sang bebek.
Asih cukup lega melihat kedatangan Pak Parno alias Jonathan. Asistennya itu pintar sekali memainkan perannya, ia patut mendapatkan bonus tambahan nanti
" Semoga sebentar lagi aku bisa bebas sementara dari dua nenek sihir disini. " batinnya senang.
Bersambung...
Maaf ya upnya sedikit tapi othor akan berusaha tetap kontinue. Dukung terus karyaku ya. Makasih semuanya😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
lily
ttep baik ya Jo , kayanya kmu tertarik sama Diandra , rencana dekati raja ,,, Diandra udh bilng ke Jo blum ya
2024-04-23
1
Sumini Ningsih
harusnya di bawain soang yg suka nyosor itu
2024-05-09
0
Oi Min
Jo...... de bes lah...... sayang kmu g jodoh ma Diandra y......
2023-08-31
2