Tok..Tok...Tok..
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Raka. Pria itu menutup laptobnya dan berniat membukakan pintu.
" Mama? "
Nyonya Delia masuk kedalam kamar putranya, ia duduk disofa dan mempersilahkan Raka untuk duduk berhadapan dengannya.
" Ada apa, Ma? Apa ada hal penting yang ingin Mama sampaikan?"
Nyonya Delia menyunggingkan senyumnya,
" Tidak, Nak. Mama kesini hanya ingin mengucapkan selamat sekali lagi padamu. Mama harap kau bisa lebih dewasa dan bijak dalam menghadapi setiap permasalahan. Mantapkanlah hatimu untuk wanita yang menjadi pilihanmu. Jangan pernah kau mempermainkannya apalagi berusaha mengkhianatinya. Lilian gadis yang baik, jangan kau sia-siakan dia. " nasehat Nyonya Delia.
Raka sesaat tak bergeming, ucapan sang Mama seolah menyadarkan bahwa dirinya saat ini sudah hampir memiliki wanita lain. Tidak seharusnya ia terus terpaku pada masa lalunya, gadis penyelamat yang entah dimana keberadaannya dan mungkin saja gadis itu sudah menjalin bahtera rumah tangga dengan pria lain.
Bukan tanpa maksud Nyonya Delia menasehati Raka. Sebagai seorang ibu, ia selalu memperhatikan tindak tanduk putra putrinya. Sadar atau tidak, semalam beliau tahu jika putra sulungnya itu memiliki ketertarikan pada Diandra.
Sebagai seorang lelaki, wajar saja jika ia tergoda oleh wanita yang begitu cantik dan punya segala-galanya. Akan tetapi, putranya harus bisa membatasi diri. Raka telah memiliki perempuan yang ia pilih, dirinya tidak boleh menyakiti perasaan Lilian.
Semalam, Nyonya Delia melihat Raka yang selalu saja memperhatikan Diandra. Bahkan beliau tahu, Lilian begitu cemburu pada Diandra. Iapun melihat netra Lilian yang berkaca-kaca lantaran bersitegang dengan putranya.
Raka biasanya tak pernah seperti ini, dirinya tidak mengerti apa yang membuat putranya itu begitu tertarik dengan Diandra.
" Maafkan Raka, Ma. Raka akan selalu mendengarkan nasehat Mama. " pemuda itu mulai menyadari kesalahannya.
Nyonya Deliapun keluar dari kamar Raka. Pria itu memutuskan untuk menghubungi Lilian dan meminta maaf padanya. Ia mencoba mengirim sebuah pesan pada Lilian.
" Maafkan atas kejadian semalam. Semoga kita bisa memperbaiki semua seperti semula. "
***
Siang hari Nyonya Livia baru keluar dari kamarnya, dirinya sangat lelah semalam. Selepas pesta berakhir, wanita itu menghabiskan malam bersama asisten pribadinya di sebuah hotel. Dini hari, ia dibawa Dedy kembali ke mansion dalam keadaan setengah sadar lantaran mabuk berat.
Wanita itu memperhatikan Lilian yang nampak suntuk diruang keluarga. Ia segera mendekati putri semata wayangnya.
" Kenapa mukamu ditekuk seperti itu? Apa kau sedang ada masalah?"
Bukannya menjawab secara baik-baik, Lilian justru memberengkut kesal pada Mamanya.
" Mama kemana saja semalam?! Putrimu sedang bermasalah, Mama malah bersenang-senang sendiri. Apa Mama tidak tahu, gara-gara perempuan bernama Diandra itu. Aku dan Raka jadi bertengkar semalam! " keluhnya kesal.
Nyonya Livia begitu terkejut mendengarnya, mungkin karena terlalu bereuforia dirinya tidak menyadari jika putrinya sedang dalam masalah.
" Oh,, Mama benar-benar minta maaf. Semalam Mama bertemu dengan relasi bisnis Mama. Ia mengajak Mama untuk bekerjasama dengan perusahaannya. Makanya, sepulang dari pesta, kami bertemu untuk membahas masalah itu. " jawab Livia berbohong.
Lilianpun menceritakan apa yang terjadi padanya dan Raka semalam, tentang pertengkaran mereka dan kebodohan yang ia lakukan.
Nyonya Liviapun menasehati putrinya agar meminta maaf kepada Raka. Raka merupakan tambang emas yang tidak boleh mereka sia-siakan. Lagi pula, pria itu tidak akan bertemu dengan Diandra jika bukan karena ketidaksengajaan.
Lilianpun mendengarkan nasehat sang Mama. Ia mencoba menghubungi Raka, tetapi ternyata Raka sudah mengirimkan pesan padanya terlebih dahulu. Raut wajahnya seketika berbinar saat membaca pesan yang berisi permintaan maaf Raka padanya.
Keduanya bersorai senang, Livia meminta Lilian agar mengajak Raka berkencan. Akan tetapi, Raka ternyata menolak dengan alasan harus segera menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda untuk meeting besok pagi.
" Tidak apa-apa. Masih ada hari esok. Raka adalah seorang pebisnis handal, kau harus memaklumi kesibukannya. Itu juga untuk masa depan kalian. "
" Makasih, Ma. Akhirnya aku dan Raka bisa berbaikan! " ungkap Lilian sembari memeluk sang Mama.
Liviapun ikut lega, wanita itu mengamati sekitar. Ia tak menemukan orang yang ia cari.
" Oh ya. Dimana Asih? Biasanya dia suka bebersih disekitar sini. "
Lilian melepaskan pelukannya, raut wajahnya kembali kesal.
" Untuk apa Mama mencari gadis udik itu? Merusak moodku saja!" Lilian mencebik kesal, tetapi sesaat kemudian gadis itu menyeringai senang.
" Aku mengurungnya di gudang sedari pagi. "
Nyonya Livia begitu terperanjat mendengarnya,
" Astaga, sayang. Apa yang kau lakukan? Bagaimana kalau terjadi apa-apa dengannya! " Livia teringat tambang emasnya yang lain.
" Kau tahu? Asih itu benar-benar anak Sheina. Berarti dialah pewaris terbesar keluarga Adijaya. Jika dia mati, harta ini akan berpindah ke yayasan. Mama akan memperalat gadis itu agar menyerahkan hartanya pada kita. " ia menjelaskan rencana liciknya.
Lilian mendengus kesal,
" Terserah Mamalah. Kalau mau? bebaskan saja sendiri. Yang jelas, sekarang aku mau bersenang-senang merayakan pertunanganku bersama teman- teman! " Lilian beranjak menuju kamarnya.
Livia segera menuju gudang dan membebaskan Asih. Asih nampak duduk meringkuk di sudut ruangan sambil menenggelamkan wajahnya.
Livia langsung mendekat dan memeluk gadis tersebut.
" Asih, kau baik-baik saja, Nak? Keterlaluan sekali Lilian, bisa-bisanya dia mengurungmu disini. " Livia menunjukkan belas kasihnya.
" Tidak apa-apa, Ma. Aku baik-baik saja. Mama tidak perlu khawatir. " tutur Diandra berlagak lemah. Padahal, untung saja tadi Bu Lastri diam-diam membawakan makanan untuknya.
Livia menitikkan airmata karena iba, ia menuntun Asih untuk keluar dari sana.
Asihpun berjalan perlahan dengan bantuan Livia, dalam hati ia mengakui betapa hebat akting wanita itu berpura-pura baik padanya. Tujuannya hanya satu, mendapatkan harta kekayaan keluarga Adijaya.
Saat berjalan keluar, tanpa sengaja mereka berpapasan dengan Lilian yang nampak berpakain seksi.
" Lilian, kau mau kemana? Kenapa kau berpakaian seperti itu? Raka sudah disini, ia pasti akan marah melihatmu seperti itu. " tegur Livia.
Memang Lilian suka berpenampilan seksi dan terbuka yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Biasanya Livia jarang menegurnya. Berhubung Raka telah kembali dari luar negeri, ia tak mau Lilian terkesan buruk dimata kekasihnya.
Lilian menghampiri Mamanya,
" Aku jenuh, Ma. Aku mau bersenang-senang dengan temanku. Mama tidak perlu cemas, Raka tidak akan tahu, lagipula dia juga sibuk dengan pekerjaannya. " jawabnya santai.
Iapun mendekati Asih dan seolah tertawa mengejek melihat gadis itu tak berdaya. Dalam hati ia puas bisa melampiaskan kekesalannya.
Livia ingin menahan putrinya, tetapi Lilian sama sekali tak menggubrisnya.
" Dasar keras kepala. " gumamnya kesal.
Asihpun ikut menatap seluit gadis tersebut dari belakang, ia begitu geram dengan apa yang Lilian lakukan padanya tadi.
" Tunggu saja pembalasanku nanti. Kita lihat, apa kau masih bisa tertawa seperti yang baru saja kau lakukan? " Asih menyeringai senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Sumini Ningsih
jangan jangan liliang udah perawan lagi ya,kasih tar raka dapet barang bekas
2024-05-09
0
lily
Lilian itu anak pak Dedy apa pak Burhan
2024-04-23
0
Yuan Li
Menyebarkan kebusukan Lilian wkwkwk 🤣🤣🤣
2024-04-13
1