Perkelahian antar saudara yaitu Harvey dan Harley akan berlanjut jika seandainya salah satu dari mereka tidak menyudahinya. Namun, beruntunglah karena Harley segera pergi yang itu berarti Ia menyudahi perdebatan dengan kakaknya.
Tak heran lagi jika Daddy Ben membelikan Harvey apartemen sejak masih remaja karena kedua anaknya itu, sejak kecil sudah sering bertengkar walau hanya masalah sepeleh tapi berujung pada keseriusan jika tak ada yang mau mengalah.
****
Hari sudah gelap dan tibalah waktu bagi pekerja untuk pulang. Membereskan mejanya yang berantakan karena tumpukan berkas, Harvey segera bersiap untuk pulang ke tempat dimana Ia akan memperistirahatkan tubuh lelahnya.
Menyambar jas nya yang tergantung di suit hanger stand, Ia hanya menenteng dan segera keluar dari ruangannya.
" Aldi, kenapa kau masih disini?" tanya Harvey pada asisten Harley yang masih berada dimeja sendiri karena tempat Aldi memang hanya di luar ruangan presdir.
Aldi yang ditanya kini beralih pada jam dipergelangan tangannya lalu menoleh sekilas pada Harvey.
" maaf, aku sibuk Tuan Harvey." jawab Aldi singkat dan padat. Ia kembali memeriksa berkas di hadapannya tanpa menghiraukan Harvey yang menatap kesal padanya.
" tidak bos atau asisten sama-sama menyebalkan." gerutu Harvey dengan suara pelan yang nyaris tak terdengar.
" maaf, anda mengatakan sesuatu?" tanya Aldi karena Ia sempat mendengar sekilas perkataan Harvey.
" tidak, tadi aku melihat seseorang berjalan menuju lift yang disana." jawab Harvey asal dan menunjuk pada lift tak terpakai yang berada beberapa meter darinya.
Aldi yang mendengarnya kini terbelalak dengan mata membulat sempurna. Jantungnya kini berpacu dengan cepat serta wajahnya sudah pucat.
Secepat kilat Ia merapikan mejanya dan segera beranjak dari duduknya.
" kau mau kemana?" tanya Harvey bingung pada sikap Aldi yang tiba-tiba berubah.
" Tuan, kau melihat wanita atau pria?" tanya Aldi yang kini berkeringat dingin. Ia sudah siap mengambil ancang-ancang jika jawaban Harvey adalah wanita.
" wanita." jawab Harvey asal tapi benar-benar bingung dengan perubahan sikap Aldi.
" Tuan, kami lupa memberitahu mu kalau lift itu tidak dipakai karena beberapa hari yang lalu saat kau di Surabaya, karyawan wanita bunuh diri dalam lift itu. Dia meninggal dan masih ada bercak darahnya didalam sana."
Tutur Aldi dengan tubuh yang bergetar serta wajah yang sudah pucat pasih. Tanpa aba-aba Ia segera berlari masuk kedalam lift berbeda, meninggalkan Harvey yang kini terkejut dengan berita yang baru didengar.
Takut? Tentu saja, Harvey kini berkeringat dingin sama seperti Aldi. Bukan karena apa, tapi Harvey sangat trauma dengan yang namanya hantu sebab dulu saat Ia pertama kali di Amerika yang waktu itu baru pulang mengantar pujaan hatinya Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, seorang pria tanpa bola mata berjalan tak tentu arah di depan gedung kosong.
Dengan kekuatan penuh, Harvey berlari menyusul Aldi yang berada dalam lift.
" kau, kenapa meninggalkanku hah??" sentak Harvey dengan gemetaran karena takut. Mereka kini sudah berada didalam lift yang akan turun dilantai satu.
" kenapa Harley tidak memberitahuku hal ini? jadi Daddy ku sudah tahu?" tanya Harvey masih dengan ketakutannya.
" I...Iya Tuan, Uncle Ben sudah tau..., eh maksudnya Tuan Ben sudah tau." ralat Aldi yang kini salah tingkah saat Harvey melemparkan tatapan tajam.
" tadi, aku cuman bercanda." lirih Harvey kemudian setelah beberapa menit terdiam.
" astaga, Tuan...pantas saja aku merasa heran kenapa tiba-tiba hantunya muncul padahal sejak pertama meninggal sampai sekarang belum pernah menampakkan diri." tutur Aldi dengan kesal karena tadi Ia sudah sangat takut.
▪︎
▪︎
Bersambung....
Jangan lupa dukung dan suport serta like and vote.🥰😘😘
Follow IG : @ningsih_official07
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
hantu jadi-jadian Hehe 😍🙏🏻
2024-10-29
0