Seminggu kemudian.
“gak nyangka mama masih bisa melihat kamu menikah gam!” ucap Ny. Risa sembari memeluk haru pada anak semata wayangnya itu. “apa sih ma, jangan mewek gitu ah jelek!” saut Agam mencoba menggoda mamanya. “kamu ini gam, bisa aja!” ucap Ny. Risa sembari memukul pelan pundak Agam. “Agam, waktunya keluar, pestanya hampir dimulai!” terdengar teriakan dari seseorang memanggil Agam agar segera keluar. Dengan perlahan, Agam pun keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang tengah rumahnya.
Karena pernikahannya dengan Lean tak banyak menyebar undangan, dan hanya mengundang beberapa teman dekat maupun kerabat, jadi acara pernikahan sederhana tersebut dilangsungkan di kediaman orang tua Agam. Namun meskipun pesta pernikahan mereka tak banyak mengundang tamu, namun orang tua Agam mempersiapkan pernikahan mendadak ini dengan sangat baik dan mewah.
Ruang tengah Rumah Tn Andra telah disulap menjadi sebuah ruangan pesta yang elegan dengan dekorasi mewah bak hall milik hotel bintang lima. Nampak Lean memakai gaun berwarna putih bersih dengan riasan tipis yang sanggup mencuci mata Agam. Rambut berantakan yang kemarin ia lihat telah berubah menjadi rambut rapi yang tergerai dengan beberapa hiasan cantik di atasnya. Sungguh tak akan menyangka jika perempuan cantik di depannya itu berkelakuan bak preman pasar di setiap harinya.
Mata Agam menelusur memandang Lean dari ujung kepala hingga ujung kaki. Namun Agam menghentikan pandangannya pada kaki Lean, alangkah kagetnya Agam melihat Lean memakai sepatu kets bertali, bukannya memakai sepatu heels atau wedges, Lean teteap menjadi dirinya sendiri dengan memakai sepatu kets yang nyaman bagi dirinya. Agam hanya bisa tersenyum memandang kelakuan Lean yang cukup nyeleneh itu.
“ya ampun lei, kenapa pakai sepatu model begini?, ini acara sakral lei, masak iya kamu pakai kets begini? Hahaha” saut Aji sembari tertawa melihat keanehan sahabatnya itu. “hahaha, iya nih penampilan atas lu kek pricess, bawahnya masak urakan gini lei? Hahaha” saut Bima menimpali. “guys, tapi kalian harus inget jangan sampai kabar pernikahan gua nyebar!. Kalau sampai nyebar, kalian akan terima konsekuensinya!” ucap Lean dengan ketus sembari mengepalkan kedua tangannya guna mengancam kedua sahabatnya itu.
Melihat Agam berjalan ke arah mereka bertiga, Aji dan Bima pun bersembunyi dibalik tubuh dosen killer itu “Pak Agam, tolongin kita, kita diancam Lean pak!” ucap Aji sembari mengintip ke arah Lean. “iya pak, Lean mau mukul kita pak!” Bima mengimbuhkan. “jangan bikin gua marah ya, dari pada gua bikinin tato ungu di kelopak mata kalian!!” saut Lean dengan ketus. Bak menyaksikan anak kecil yang bertengkar bersama teman – temannya, Agam pun menahan tawanya.
“gak bisa bayangin kalau sampai gua nikah sama lu, bakal frustasi berat deh gua!” ucap Aji sembari terus bersembunyi di balik punggung Agam. “sini gua jotos bibir lu biar sopan dikit kalau ngomong!, lagian lu sama gua levelnya jauh saayyyy!!!” ucap Lean dengan masih mengepalkan kedua tangannya. Begitulah kalau mereka bertiga bercanda, tak mengenal tempat maupun waktu. Bahkan acara sakral seperti sekarang ini bisa berubah menjadi acara komedi secara mendadak. “minggir gam, biar gua kasih pelajaran hidup mereka berdua nih!, berani – beraninya buat kerusuhan di pernikahan gua!!” ucap Lean berjalan memutar guna meraih tubuh kedua sahabatnya itu.
Takut tersentuh Lean, mereka berdua mengombang – ambingkan tubuh Agam untuk menutupi mereka berdua dari serangan Lean. Saking semangatnya Lean mengejar, hingga hiasan di rambut Lean pun tak sengaja tercantol pada saku jas Agam, dan membuat tubuh Lean menempel tepat di dada Agam. “ciye – ciyeee, baru nikah lu udah nyosor dengan agresif lei!, pfff!!! Ucap Aji dengan spontan guna menggoda Lean. “dasar kalian ya, awas aja!, aaaa!!” Lean pun kesakitan karena rambutnya yang ikut tertarik.
Merasa tubuh Lean yang menempeli tubuh bagian depannya, tak nyaman bagi Agam hingga membuat wajah Agam pun memerah. “lepasin dong gam, lu jangan kesenengan gua nemplok – nemplok gini sama lu!” ucap Lean dengan ketus pada Agam. “iya – iya sabar!” saut Agam sembari mencoba melepaskan rambut beserta hiasannya yang tercantol pada saku jas Agam.
Jam menunjukkan pukul 22.00 WIB. Hampir seluruh tamu telah pulang, kecuali Aji dan Bima yang masih asyik mengobrol bersama Lean dengan suguhan segelas kopi hitam. Dengan masih mengenakan dress, Lean duduk bersila dan asyik bercanda serta mengobrol bersama kedua sahabat karibnya itu layaknya sedang nongkrong di warung kopi. Hingga membuat Ny. Wela menjadi sungkan terhadap keluarga Tn Andra. Nampak dari kejauhan, Agam memperhatikan Lean yang duduk bersila hanya bisa menggeleng – gelengkan kepalanya dengan ekspresi heran.
“guys, gimana kalau nanti gua diotak – atik sama tuh dosen killer?” ucap Lean dengan berbisik pelan pada kedua sahabatnya. “lu kira motor, diotak – atik segala. Lagian tuh dosen kan suami lu, panggil papa, abi, atau abang gitu kek biar keliatan sedikit mesra!” saut Aji menasehati. “papa? Hiii merinding gua bayangin harus manggil tuh dosen dengan panggilan papa!. Apa gua panggil Pak Dosen aja yee?? Hahaa” ucap Lean sembari tertawa terbahak – bahak. “ya kali lu manggil suami lu dengan panggilan Bapak Dosen!, bulan madu berasa lagi konsul skripsi dong, hahaha!!” saut Bima sembari tak bisa menahan tawa.
“tapi kalau dilihat – lihat, suami gua lumayan ganteng juga sih!” ucap Lean sembari memandang Agam dari jauh. “kalau boleh jujur, Pak Agam emang terlalu wow buat lu lei!” ucap Aji dengan serius. “iya, perfect banget tuh orang jadi laki – laki. Udah ganteng, pinter, cuek lagi sama cewek!, ckckck gua bangga lu bisa ngedapetin pria kayak Pak Agam lei!” saut Bima menimpali.
“kalian berdua mau nongkrong sama Lean sampai jam berapa?, pulang gih! Gak enak sama keluarganya Agam!” ucap Ny. Wela dengan tiba – tiba. “bentar ma, ngabisin kopi sama rokok! nanggung soalnya!” saut Aji. Karena Aji dan Bima telah lama menjadi sahabat Lean, Ny. Wela telah menganggap kedua laki – laki itu layaknya anak sendiri. Begitu juga Aji dan Bima, mereka berdua juga telah menganggap kedua orang tua Lean sebagai orang tua mereka sendiri.
“maaf ya jeng, emang kalau lagi nongkrong sama kedua sahabatnya itu Lean sampai lupa situasi!” ucap Ny. Wela dengan sungkan pada besannya itu. “iya jeng gak papa, namanya juga anak muda!. Lagian mereka berdua kan sahabatnya Lean, kita bisa maklum kok jeng!” saut Ny. Risa dengan santai.
“om, tante kita pamit pulang ya!” Ucap Aji dengan sopan kepada kedua orang tua Agam. “pa, ma kita pamit!” saut Aji dan Bima pada kedua orang tua Lean. “iya hati – hati di jalan, jangan sungkan main kesini ya!” ucap Tn Andra dengan ramah. “siap om!” saut Aji dan Bima bersama’an. “Pak Agam, titip Lean ya pak!, mohon dimaklumi kalau dia sedikit bar – bar!” ucap Bima pada Agam sembari tersenyum. “pfftt, iya!” saut Agam sembari menahan senyum.
“Lei, semangat konsulnya nanti malam ya!, hahaha!” ucap Aji mencoba menggoda Lean. “hahaha!!” mendengar perkataan Aji, baik kedua mertua maupun orang tuanya seketika memandang Lean sembari tertawa. Hingga Lean pun merasa malu. “ssttt, apa’an sih kalian ini!” Lean yang merasa malu, hanya bisa memelototi Aji dengan penuh dendam. Sepulang kedua tamu Lean yang tak tahu waktu, Agam pun berbisik pelan “nanti malem lu mau konsul bab apa?” ucap Agam mencoba menggoda Lean. Mendengar pertanyaan Agam yang terasa sensitif, Lean pun berjalan meninggalkan Agam dengan wajah memerah sembari mengomel “apa’an sih gak jelas banget!” ucap Lean dengan ketus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
kika
katanya nikah buat mengalihkan isu, kok malah dirahasiakan...
2023-08-04
0
StAr 1086
seruu juga ternyata....
2023-02-13
0