Bab 13

Lama mengotak atik ponselnya untuk melihat media sosial Zia pun terdiam sejenak menatap sebuah postingan yang ternyata itu adalah unggahan dari mendia sosial milik Sena adik angkat nya bersama dengan setia laki-laki di samping nya.

Mereka terlihat begitu bahagia, sementara dirinya sedang menderita untuk mengantikan Sena.

"Seharusnya dia yang berada di posisi ku, mengapa jadi aku yang menderita? Aku lulus dari universitas luar negri pulang ke sini seharusnya mendapatkan pekerjaan yang lumayan,dan semua impian itu berakhir hanya gara-gara Sena."Batin Zia mengengam erat ponsel nya menahan air mata marah nya.

Rasanya ingin sekali saat ini Zia mendatangi Sena dan menarik rambut nya lalu meminta nya untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi saat ini kepada dirinya.

"Lihat saja nanti ketika aku sudah mendapatkan kebahagiaan ku,aku tidak akan lagi membiarkan mu merebut semua itu."Batin Zia terlihat begitu kesal.

Sejak kecil Zia selalu mengalah dengan Sena karena ia sadar posisi dirinya di rumah keluarga Prasetya hanya lah sebagai putri angkat, namun hal itu malah membuat Sena besar kepala dan selalu menghina bahkan saat tidak ada papa Frey di rumah mama Laura tidak memberi ijin Zia untuk makan.

Karena yang baik terhadap Zia hanya papa Frey saja.

"Ahhhh!"Jerit Rafael dari dalam kamar.

Zia yang asik melamun di balkon pun menjadi kaget karena jeritan Rafael,Zia pun bergegas kembali masuk ke dalam kamar dan melihat apa yang terjadi dengan Rafael.

"Ada apa?"Tanya Zia panik.

Terlihat Rafael yang sudah terjatuh di lantai bawah kasur.

"Dari mana saja kau!?"Bentak Rafael marah.

"Aku,aku dari balkon kamar."Ucap Zia takut.

"Dasar bodoh, siapa yang mengizinkan mu berlama-lama di sana! Lihat aku memanggil mu untuk mengambil air minum, mengapa kau tidak mendengar ku?!" Bentak Rafael benar-benar meluapkan emosi nya.

Benar saja, dari tadi Rafael memanggil Zia namun karena lamunan nya Zia tidak mendengar,dan akhirnya Rafael pun berinisiatif untuk mengambil sendiri namun karena tongkat nya tertinggal di lantai bawah ia menjadi semakin susah untuk berjalan dan akhirnya menabrak kursi dan terjatuh.

"Maaf kan aku,aku seharusnya aku tidak keluar kamar."Ucap Zia merasa bersalah dan hendak membantu Rafael untuk bangun.

Namun dengan kasar Rafael menepis tangan Zia.

"Menjauh dariku!"Teriak Rafael.

Zia kaget meskipun ini bukan kali pertama ia di bentak.

Sebenernya Rafael tidak lah sekasar itu, ia tidak marah dengan Zia, tetapi ia marah dengan dirinya sendiri karena terus-menerus menyusahkan orang lain untuk mengurus nya, bahkan mengambil air minum saja ia kesulitan.

Sebab itu lah ia menjadikan Zia tempat meluapkan segala kekesalan dan amarah nya.

Zia pun hanya diam dan tidak berbuat apa-apa,mau membantu Rafael pun ia serba salah.

Tidak lama kemudian Rafael pun akhirnya berdiri dengan sendirinya dan berjalan kembali duduk di kasur.

Tidak lama setelah itu mama Rianti pun datang ke kamar Rafael.

Tok tok tok.

Suara ketukan di luar pintu kamar Rafael.

"Rafael,Zia turun lah kebawah Oma ingin bicara,ini penting."Ucap mama Rianti sambil mengetuk pintu kamar tersebut.

"Baik ma."Jawab Rafael dari dalam kamar.

Mama Rianti pun kemudian meningal kamar Rafael dan kembali menunggu di ruang tengah mansion.

"Ayo!"Ucap Rafael kepada Zia.

Zia pun kembali berakting dengan memegang tangan Rafael untuk turun bersama ke lantai bawah.

Tangan nya berkeringat dan dingin,ia menahan takut saat di bentak oleh Rafael tadi.

"Apa aku keterlaluan?"Batin Rafael yang merasakan jika sekarang Zia sedang ketakutan.

Namun Rafael tidak terlalu memperdulikan hal itu ia lebih penasaran dengan apa yang akan di bicarakan oleh Oma Lita.

Setibanya di ruang tengah mereka pun kembali duduk di sofa bersama.

"Ada apa Oma?"Tanya Zia angkat bicara.

"Oma ingin bicara hal yang sangat penting."Ucap Oma Lita dengan wajah yang tersenyum lebar.

"Hal penting apa Oma?"Tanya Rafael ikut penasaran.

"Ini tentang bulan madu kalian."Ucap Oma Lita.

Sontak Rafael dan Zia kaget mendengar ucapan bulan madu, mereka bahkan sebelum nya tidak pernah terfikir untuk hal se konyol itu.

"Oma, mengapa tiba-tiba seperti ini?"Ucap Rafael mulai tidak nyaman.

"Tiba-tiba apanya, bukan kah ini wajar? Kalian kan baru saja menikah."Ucap Oma Lita dengan raut wajah bingung.

"Tapi Oma."Ucap Zia khawatir jika akan salah bicara.

"Tidak ada tapi-tapi sayang, setidaknya anggap ini liburan,dan kalian juga pasti akan bisa lebih dekat satu sama lain."Ucap mama Rianti.

"Kami sudah dekat ma,dan aku mohon jangan terlalu berlebihan,aku belum menginginkan anak."Ucap Rafael dengan wajah datar nya.

Deg ... jantung Zia kembali terasa seperti ingin berhenti berdetak,setau nya banyak laki-laki yang menyukai seorang bayi, namun Rafael terlihat berbeda,di benak nya Zia selalu bertanya,apa kah Rafael tidak suka dengan anak kecil, namun ucapan Rafael beberapa hari lalu juga membuat nya tak kalah tertekan, karena Rafael mengatakan jangan pernah berharap untuk memiliki anak dengan nya.

"Rafael, mengapa kau berkata seperti itu?"Ucap Oma Lita terlihat kecewa.

"Oma,aku ingin fokus untuk kesembuhan mataku, setelah itu baru memikirkan hal lain, bulan madu nya di tuna dulu saja,aku mohon Oma."Ucap Rafael memelas.

"Hmm,baik lah kalau itu mau mu,Oma dan mama mu akan memaklumi nya."Jawab Oma Lita yang berfikir jika kesehatan Rafael juga harus di utamakan.

"Terima kasih banyak Oma."Ucap Rafael tersebut bahagia.

Beberapa hari kemudian.

Fila kediaman Rafael dan Zia.

Hari ini Zia tingal sendiri di Fila karena Rafael sedang pergi untuk cek ke rumah sakit bersama sopir nya.

Awalnya Zia memaksa untuk ikut, namun Rafael tidak ingin mengajak nya,ia lebih memilih untuk pergi bersama sopir pribadi nya.

Namun saat Zia sedang duduk di ruang tengah dengan menikmati segelas teh telpon nya berdering menandakan ada panggilan masuk.

Zia pun mengambil ponsel nya yang berada di samping nya tersebut karena tidak berhenti berbunyi.

Tertera nama Dani do layar ponsel milik Zia.

Zia yang awal nya tenang kini kembali di hantui rasa khawatir dan bersalah.

"Apa sebaiknya aku jujur?"Batin Zia sambil menatap layar ponselnya yang masih menyala.

Zia pun mengeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan tersebut.

Call on.

"Ha-llo."Ucap Zia benar-benar gugup.

"Hallo,Zia, akhirnya kau mengangkat telpon ku."Ucap Dani terlihat lega sat mendengar suara Zia.

"Iya dan-Dani."Jawab Zia lagi.

Dani pun menjadi bingung karena tidak bisa nya Zia gugup seperti itu saat berbicara dengan nya.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

mantap Zia..jujur saja pada Dani bahwa kau sudah menikah..

2023-02-13

0

Giralexta

Giralexta

Iyalahhhh, kau banyak Gaya Tuan mudaaa😎

2022-07-15

0

Vita Zhao

Vita Zhao

jujur ajah zia katakan yg sebenarnya kalau kamu sudah menikah dan itu semua gara2 sena.

2022-07-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!