Bab 04

"Bagus,dan kini biar kan Zia yang menderita mengurusi laki-laki tak berguna itu,dan kau harus bersenang-senang bersama Andika di sana ya sayang."Ucap mama Laura lepas Sena.

"Tentu saja ma."Ucap Sena lagi

"Laura kau di mana?"Teriak papa Frey mencari keberadaan mama Laura.

Mendengar suara papa Frey tampa basa-basi mama Laura langsung mematikan telepon secara sepihak.

"Aih, mengapa mama mematikan telepon nya, bahkan aku belum sempat bertanya bagaimana reaksi kakak dan Rafael saat ini? Tapi sudah lah biar kan saja aku juga sudah bahagia."Ucap Sena sambil tertawa.

Sementara itu mama Laura bergegas keluar dari kamar mandi dan mengahpiri papa Frey.

"Ada apa mas, kenapa berteriak-teriak seperti orang kesurupan saja?"Ucap mana Laura.

"Dari mana saja kau?"Tanya papa Frey kepada mama Laura.

"Tidak ada,aku hanya dari kamar mandi."Ucap mama Laura lagi.

"Apa kau sudah menghubungi orang untuk mencari keberadaan Sena ?"Ucap papa Frey.

"Mas, sudah lah, mungkin dia sekarang sedang ingin sendiri dan tidak mau di ganggu,toh sekarang semua sudah selesai, lagian dia juga tidak sendirian kan."Ucap mama Laura sambil memegang pundak papa Frey.

"Dari mana kau tau jika dia tidak sendirian?"Tanya papa Frey bingung.

"Ya kan dia kabur dengan laki-laki lain, otomatis itu adalah kekasih nya kan pa."Ucap mama Laura lagi.

"Aku tidak habis fikir dengan jalan pikiran mu,kau bahkan tidak khawatir dengan anak mu sendiri,yang sudah hampir membuat malu keluarga kita.

"Sudah lah mas,Sena itu anak kandung kita, seharusnya kamu bahagia dia tidak jadi menikah dengan tuan muda buta itu."Ucap mama Laura kemudian berjalan pergi meninggalkan papa Frey.

Papa Frey hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang istri yang benar-benar membuat nya kesal.

Sementara itu di sisi lain.

Tok ... tok ... tok. Suara ketukan di luar pintu kamar Zia.

Zia yang baru saja terlelap karena lelah itu pun kembali terbangun karena mendengar suara ketukan di luar pintu kamar nya.

Zia melangkah kan kaki nya berjalan untuk membuka kan pintu kamar tersebut.

"Maaf nona Zia,tuan muda menyuruh nona ke kamar nya sekarang."Ucap pelayan tersebut.

"Ah,iya baik lah, terima kasih bi."Jawab Zia kemudian berjalan keluar dari kamar nya menuju kamar Rafael.

"Benar-benar wanita lelet."Ucap Rafael saat mendengar langkah kaki Zia yang kini tiba di kamar nya.

"Maaf."Hanya itu kata-kata yang kini bisa di ucapkan oleh Zia.

"Bawa aku ke ruang makan, aku lapar."Ucap Rafael kepada Zia.

"Baik lah."Jawab Zia kemudian menuntun Rafael dengan tongkat yang di julur kan oleh Rafael.

"Sampai kapan,dia tidak mau aku pegang? Harus kah terus berjalan dengan bertutun tongkat seperti ini?"Batin Zia.

Sementara itu Rafael hanya diam dan berjalan pelan.

Tidak lama kemudian mereka pun tiba di meja makan,dan para pelayan tentunya sudah menyiapkan berbagai macam jenis makanan kesukaan Rafael.

"Tuan muda, nona muda, silahkan di makan."Ucap pelayan tersebut dengan sopan.

"Kalian boleh istirahat."Ucap Rafael kepada para pelayan nya.

"Istirahat?"Tanya para pelayan kebingungan.

"Maksud ku kalian boleh membereskan barang-barang kalian dan pergi dari sini,soal gaji aku akan membayar nya dua kali lipat untuk bulan ini."Ucap Rafael dengan tegas.

"Ke-kenapa tuan muda? Apakah kami memiliki salah? Mengapa kami di pecat?"Tanya pelayan itu bingung.

"Jangan banyak tanya,atau kalian pergi tampa sepeser uang pun."Ucap Rafael lagi.

"Ba-baik tuan muda."Jawab para pelayan tidak berani membantah.

"Asisten ku akan mengurus gaji kalian, sekarang pergi lah."Ucap Rafael mengibaskan tangannya.

Sementara itu Zia merasa cemas jika para pelayan semuanya berhenti bekerja lalu siapa yang akan mengerjakan semua pekerjaan di Fila tersebut.

"Apa kau lihat? Sekarang semua pelayan di sini sudah tidak ada,dan aku ingin kau lah yang mengantikan mereka menjadi pelayan di Fila ini,kau mengerti?"Ucap Rafael kepada Zia.

"A-Aku? Tapi, tapi mengapa aku? Fila ini cukup besar aku takut tidak bisa mengurus nya sendiri."Jawab Zia memberanikan diri.

"Aku tidak mau tau tentang apapun itu, sekarang aku ingin makan, suapi aku."Ucap Rafael dengan wajah datar nya.

Zia memegang dada nya mencoba untuk terus bersabar akan nasip nya yang sekarang ia pun duduk di sebelah Rafael dan mengambil sebuah piring.

"Ingin makan apa saja?"Tanya Zia kepada Rafael.

"Apa saja,asal jangan yang pedas."Jawab Rafael dingin.

Zia pun mengerti dan mulai mengambil satu persatu lauk pauk dan sayur serta nasi ke dalam piring tersebut.

"Buka mulut mu."Ucap Zia dengan lembut.

Rafael terdiam,baru kali ini ia mendengar dan merasakan kelembutan yang sangat jelas kepada seorang wanita, bahkan Sena tidak selembut itu dalam bicara.

"Ayo buka."Ucap Zia kembali membuka suaranya.

Rafael pun reflek tersadar dari lamunannya dan membuka mulutnya.

"Lagi?"Tanya Zia yang kini seperti mengurus bayi kecil saja.

"Hmm."Jawab Rafael cuek.

Zia pun kembali menyuapi makanan ke mulut Rafael hingga semua makan yang ada di piring nya habis.

"Sudah."Ucap Rafael saat merasa perut nya sudah kekenyangan.

"Mau minum apa?"Tanya Zia lagi.

"Menurut mu?"Ucap Rafael malas.

Zia pun dengan gemetar mengambil air putih kemudian membantu Rafael untuk minum.

Tentu saja Zia tidak tau banyak tentang Rafael,dia saja baru mengenal sosok itu beberapa hari sebelum pernikahan itu.

"Aku ingin mandi."Ucap Rafael lagi.

"Man-mandi?"Ucap Zia kaget.

"Siap kan air hangat dan handuk, serta baju di dalam kamar mandi."Ucap Rafael.

"Em,iya baik lah."Ucap Zia yang bahkan belum sempat mengisi perut nya yang sedari tadi sudah kelaparan.

Zia pun menuruti apa yang di ucapkan oleh Rafael ia berjalan menuju kamar mandi dan menyiapkan air mandi dan juga pakaian ganti untuk Rafael.

Setelah selesai ia pun kembali menghampiri Rafael yang sedari tadi sudah menunggu di ruang makan.

"Sudah selesai."Ucap Zia kepada Rafael.

"Lalu apa aku menyuruh mu diam saja?"Ucap Rafael dengan ketus.

Zia sangat tidak biasa di bentak,ia bahkan sangat takut dan Ling lung saat Rafael marah atau membentak nya ia bahkan tidak tau apa yang harus ia lakukan dan menjadi serba salah.

Rafael yang kesal karena Zia tidak menjawab nya pun mengambil tongkat nya kemudian berdiri tegak di depan Zia.

Zia mulai gemetar ia tidak tau apa yang akan di lakukan oleh Rafael kepada nya saat ini.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

jahat btul Rafael..

2023-02-12

0

Chubby

Chubby

baper aku sama Zia

2022-07-15

1

Vita Zhao

Vita Zhao

sena dan mamanya benar2 jahat, awas saja suatu saat rafael bisa melihat baru ajah mau ngerebut rafael dari zia

2022-07-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!