"Bawa aku ke kamar mandi."Ucap Rafael.
Namun Zia masih terdiam dan larut dalam pikiran nya.
"Apa kau tuli?"Ucap Rafael sekali lagi.
"Ah,em iya ayo."Ucap Zia reflek memegang tangan Rafael.
Dengan marah nya Rafael mendorong Zia karena sudah lancang memegang tangan nya.
"Ahh."Leguh,Zia saat jatuh di lantai Fila itu.
"Wanita lancang! Sudah ku bilang jangan menyentuh ku! Itu sangat menjijikkan kau paham?"Ucap Rafael kemudian berjalan pergi dengan tongkat nya meraba-raba menuju kamar mandi.
"Ya Tuhan, mengapa harus sekejam ini derita yang kau berikan kepada ku? Apa salah ku padamu?"Batin Zia sambil memegang tangan nya yang sakit akibat menahan tubuh nya yang terjatuh tadi.
Karena sedih Zia pun memilih untuk kembali masuk ke dalam kamar nya dengan air mata yang terus menetes.
"Kapan aku akan bebas dari penderitaan ini?"Tangis Zia benar-benar tidak sanggup.
Malam harinya.
Zia saat ini sedang sibuk berkutat dengan alat dapur nya,ia mencoba memasak berbagai macam makanan yang biasanya selalu ia masak saat di rumah keluarga angkat nya.
"Bagaimana jika dia tidak suka dengan masakan ku?"Batin Zia terlihat takut.
"Cepat lah!"Ucap Rafael dengan suara lantang yang sedari tadi sudah menunggu di meja makan.
Mendengar teriakan Rafael, Zia pun bergegas menyajikan makan yang telah ia masak sedari tadi.
"Aku hanya bisa masak ini."Ucap Zia sambil menyajikan makan di atas meja makan.
"Apa yang kau masak? Jangan sampai makanan itu membuat aku mual."Ucap Rafael dengan wajah datar nya.
"Coba saja dulu."Jawab Zia pelan.
Seperti biasa Rafael tidak akan bisa makan dengan sendirinya,ia akan meminta Zia untuk menyuapinya sendok demi sendok.
"Cuih! Makanan apa ini? Mengapa ada rasa cabe?"Ucap Rafael emosi kemudian menepis makanan panas yang di pegang oleh Zia tersebut.
"Ah, tangan ku,panas,panas sekali."Ringis Zia kesakitan sambil memegang tangan nya.
"Dasar tidak berguna, aku sudah bilang jika aku tidak suka makanan yang ada cabe nya,apa kau tuli hah!"Ucap Rafael membentak Zia.
"Hiks,aku minta maaf,aku tidak begitu mendengar kan ucapan ku tadi siang."Ucap Zia sambil memegang tangan nya yang memerah akibat makanan panas yang tumpah ke tangan nya.
"Benar-benar wanita sial."Ucap Rafael kemudian meraba tongkat nya dan berdiri dari duduknya kemudian berjalan pergi meninggalkan meja makan tersebut menuju ruang tamu.
"Ya Tuhan,ini perih sekali."Batin Zia sambil menahan sakit di tangan nya.
Dengan gemetar Zia pun membersihkan makanan yang berserakan di lantai.
Setelah selesai ia pun berjalan mencari kotak p3k untuk mengobati tangan nya yang bengkak dan memerah.
Setelah menemukan obat itu Zia pun keluar dari rumah itu dan duduk di taman depan rumah untuk menenangkan dirinya.
Sambil menitikkan air mata,Zia mencoba mengobati tangan nya.
"Aduh perih sekali."Leguh Zia sambil mengigit bibir bawah nya menahan sakit.
Namun saat itu ada sebuah mobil yang masuk ke dalam halaman Fila tersebut.
Aruna pun menghentikan aktivitas nya dan menoleh ke arah mobil asing tersebut.
Mobil itu pun berhenti tepat di samping taman Fila di mana Aruna terlihat duduk dengan jelas di atas kursi dengan beberapa lampu sebagai penerangan.
Sorang laki-laki tampan bertubuh tinggi turun dari mobil itu sambil menatap ke arah Zia.
"Siapa dia? Dia bahkan terlihat mirip dengan Rafael meskipun masih tampan Rafael."Batin Zia yang tiba-tiba menilai ketampanan orang.
Laki-laki itu pun berjalan menuju ke arah Zia.
Zia pun menundukkan kepalanya merasa takut.
"hey,apa yang kau lakukan di sini?"Ucap laki-laki tersebut yang seperti nya jauh lebih muda dari Rafael.
"Aku, aku sedang ... "Ucap Zia terputus karena laki-laki tersebut kembali angkat bicara.
"Kau Ziana? Istri Rafael?"Tanya laki-laki itu lagi.
Zia pun mendongak dan mengangguk kan kepala nya.
"Jangan gugup,kenal kan,aku Niko, adik sepupu Rafael, sebelum nya maaf jika aku tidak bisa hadir di pernikahan kalian karena ada beberapa tugas perusahaan Rafael yang harus aku urus."Ucap Niko yang kemudian duduk di samping Zia.
"Ah,em iya."Jawab Zia singkat.
"Mengapa kau duduk di sini? Ini sudah larut,dan kau mengunakan pakaian terbuka, itu akan membuat mu masuk angin."Ucap Niko kepada Zia.
"Tidak apa,aku hanya ingin menenangkan diriku dengan menghirup udara segar."Ucap Zia lagi.
"Benarkah? Lalu ada apa dengan tangan mu?"Tanya Niko melihat tangan Zia yang memerah.
"Aku,ini hanya, hanya terkena nasi panas saja."Ucap Zia tersenyum kecil mencoba menutupi kesedihan nya.
"Wanita yang lembut dan manis."Batin Niko menatap dalam mata Zia saat tersenyum.
"Em, silahkan masuk,mas Rafa ada di dalam, di ruang tamu."Ucap Zia lagi.
"Kalau begitu ayo masuk bersama."Ucap Niko kepada Zia.
"Tidak,aku masih ingin di sini."Ucap Zia
Zia tidak ingin orang-orang tau jika hubungan pernikahan nya tidak lah seperti pernikahan yang pada umumnya romantis atau bahagia.
"Hmm, tangan mu harus segera di obati,aku akan membantu mu, berikan kotak p3k itu padaku."Ucap Niko mencoba meraih kotak obat yang berada di samping Zia.
"Tidak, tidak perlu aku bisa melakukan nya sendiri."Ucap Zia memegang tangan Niko.
Niko terdiam merasakan tangan yang begitu dingin dan sangat terasa lembut menyentuh pergelangan tangan nya.
"Ma,maaf."Ucap Zia dengan cepat melepaskan tangan Niko.
"Tidak apa, aku akan membantu mu mengoleskan salep nya."Ucap Niko kemudian mengambil kita obat itu kemudian mengambil salep dari dalam nya.
Zia pun merasa tidak enak hati untuk menolak kenaikan Niko, ia pun membiar kan Niko mengobati tangan nya.
Beberapa menit kemudian,Niko pun selesai mengobati tangan Zia.
"Kalau boleh tau, kenapa nasi nya bisa terkena tangan mu? Apa Rafael yang melakukan nya?"Tanya Niko kepada Zia.
"Tidak-tidak aku yang kurang berhati-hati sehingga nasinya tumpah dan mengenai tangan ku."Ucap Zia berbohong.
"Benar kah?"Lalu mengapa mata mu sembab?"Tanya Niko lagi.
"Aku,itu hanya,emm, tadi saat aku mengobati nya itu terasa perih dan air mata ku menetes sendiri."Jawab Zia beralasan.
"Hmm,baik lah,aku akan menemui Rafael ada urusan perusahaan yang harus aku bicarakan, kau jangan terlalu lama duduk di sini, cuaca sangat dingin kau bisa terkena flu."Ucap Niko berdiri dari duduknya kemudian berjalan meninggalkan kan Zia yang masih duduk di kursi taman tersebut.
Zia menatap punggung Niko yang kian menjauh menuju pintu masuk Fila.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
anita
zia masih sabar berusaha nutup2i ulahnya rafael
2023-04-17
0
Yunerty Blessa
sabar Zia..kasian sekali nasibnya
2023-02-12
0
Vita Zhao
ya ampun thor sumpah nyesek banget baca dari bab pertama udh nyesek🥺.
kasar banget rafael sama zia.
kayaknya niko tertarik sama zia🤔
2022-07-11
1