Bab 06

"Kenapa mereka berbeda?"Batin Zia.

Zia merasa jika Rafael dan Niko sangat jauh berbeda,Niko adalah sosok laki-laki yang sopan dan lemah lembut menurut Zia, sedang kan Rafael adalah sosok laki-laki galak dan kejam.

"Huh,Zia jangan bodoh,mana mungkin semua orang sama kejam tentu Niko sangat lah berbeda dengan harimau itu."Ucap Zia menepuk jidatnya pelan.

Sementara itu di dalam Fila di ruang tengah.

"Malam."Ucap Niko berjalan menuju sofa yang berhadapan dengan Rafael.

Niko pun duduk berhadapan dengan Rafael.

"Ada apa?"Tanya Rafael cuek.

"Sebenarnya aku ingin membahas soal kontrak kerja sama dengan klien,tapi ketepikan saja dulu,aku ingin bertanya, apa yang kau lakukan kepada istri mu?"Ucap Niko kepada Rafael.

"Apa urusan mu menanyakan perihal rumah tangga ku?"Jawab Rafael datar.

"Bukan begitu, tadi aku melihat nya sedang duduk di taman Fila dengan mata sembab dan tangan yang merah."Ucap Niko lagi.

"Biar kan saja,aku bahkan tidak peduli dengan nya,lalu mengapa kau peduli? Ingat dia bukan istri ku,dia hanya penganti."Ucap Rafael dengan angkuh nya di depan Niko.

"Rafael biar aku katakan,dia adalah sosok wanita lembut, bibir merah merona, kulit putih dengan rambut lurus dan memiliki pony di depan,dia sangat cantik bahkan seratus persen lebih cantik dari Sena."Ucap Niko kepada Rafael.

Rafael terdiam,ia mencerna kuat ciri-ciri Zia yang di ucapkan oleh Niko,ia bahkan sempat membayangkan bagaimana cantik nya wanita dengan bibir merah merona kulit putih dan rambut panjang juga berponi.

"Jangan ucapkan nama wanita itu lagi di depan ku."Ucap Rafael kembali bersuara.

"Maaf aku lupa."Jawab Niko lagi.

"Sudah, jangan bahas apapun tentang keluarga penipu itu,lebih baik kau katakan saja apa yang perlu aku tanda tangani?"Ucap Rafael mengalihkan pembicaraan.

"Tapi wanita yang sekarang menjadi istri mu adalah wanita yang bukan benar-benar berasal dari keluarga mereka Rafael,kau tidak seharusnya menyiksa dia seperti itu."Ucap Niko yang sudah tau jika Rafael menaruh dendam kepada keluarga Prasetya.

Rafael terdiam, ia berusaha mencerna dengan baik perkataan Niko, namun sesaat kemudian Zia masuk ke dalam Fila.

"Zia, duduk lah."Ucap Niko yang melihat Zia berdiri tegak di depan mereka.

"Tidak,aku hanya ingin menawarkan minuman,kau ingin minum apa?"Tanya Zia kepada Niko.

"Teh hangat saja."Ucap Rafael tiba-tiba mendahului Niko untuk menjawab.

"Em,baik lah, tunggu sebentar."Ucap Zia kemudian berlalu menuju dapur.

"Dia sangat cantik Rafael."Ucap Niko dengan sengaja ingin membuat Rafael cemburu.

"Berhenti memujinya Niko, jika kau suka mengapa kemarin tidak kau saja yang mengantikan aku untuk menikah."Ucap Rafael lagi.

"Jika saja aku tau Zia yang akan menjadi pengantin mu maka aku juga tidak akan sungkan menculik mu dan mengantikan posisi mu."Batin Niko sambil menatap geram Rafael.

"Mengapa kau diam?"Tanya Rafael kepada Niko.

"Tidak, oh iya ini berkas nya,kali hanya perlu menandatangani di sini."Ucap Niko memberikan berkas dan sebuah bulpen ke tangan Rafael kemudian menujuk kan arah tempat yang harus di tandatangani oleh Rafael.

Rafael pun menandatangani berkas tersebut dan mengembalikan ke pada Niko.

"Besok ada rapat penting di kantor,aku akan menjemputmu pagi."Ucap Niko kepada Rafael.

"Baik."Jawab Rafael singkat.

Sebenarnya Rafael sangat membenci keadaan dirinya yang sekarang,ia tidak bisa berbuat apa-apa,bahkan makan saja harus di bantu oleh orang lain,ia juga tidak lagi bisa mengurus perusahaan dengan baik sehingga memudahkan jabatan nya sebagai CEO untuk sementara ke Niko.

Tidak lama kemudian Zia pun kembali ke ruang tengah dengan membawa dua gelas teh dan beberapa cemilan.

"Minum lah."Ucap Zia tersenyum manis kemudian hendak kembali ke dapur.

"Duduk."Ucap Rafael yang tau jika langkah kaki Zia ingin kembali menuju dapur.

Zia memberhentikan langkah nya dan dengan bingung menatap wajah suaminya itu.

"Duduk lah,apa kau tidak mendengar ku?"Ucap Rafael lagi.

Bukan nya tidak mau duduk, namun Zia bingung ia akan duduk di mana, tidak mungkin jika duduk di sebelah Rafael karena Rafael sangat jijik dengan dirinya.

"Zia duduk lah di sebelah ku."Ucap Niko kepada Zia.

Zia pun mengiyakan ucapan Niko dan berjalan menuju sofa yang ada di sebelah Niko.

"Sejak kapan istri ku duduk di samping laki-laki lain?"Ucap Rafael bersuara.

"Lalu dia akan duduk di mana? Kau menyuruh nya duduk tapi kau tidak menyuruh nya duduk di samping mu bukan?"Ucap Niko kepada Rafael.

"Duduk di samping ku."Ucap Rafael menahan emosi nya.

Zia pun menuruti ucapan Rafael ia berjalan melewati Niko kemudian duduk di sebelah Rafael.

Satu jam berlalu.

"Sudah larut,aku permisi pulang dulu."Ucap Niko kepada Rafael.

"Hati-hati."Ucap Rafael lagi.

"Tentu."Ucap Niko berdiri dari duduknya kemudian berjalan pergi menuju pintu keluar Fila.

Setelah Niko pergi meninggalkan Fila Rafael pun mengeser duduk nya menjauh dari Zia.

Zia mengerti jika Rafael hanya tidak ingin dirinya dekat dengan sepupunya bukan berarti dia mencintai Zia.

"Apa kau tidak akan tidur?"Tanya Zia memberanikan diri untuk mengobrol.

"Aku akan tidur."Ucap Rafael kemudian berdiri dari duduknya dan hendak berjalan menuju tangga dengan tongkat nya.

Namun kaki nya tidak sengaja mengenai sudut meja saat ia ingin melangkah.

Dengan cepat Zia menahan tubuh Rafael yang hendak terjatuh.

Namun Zia tentu tidak bisa menahan Rafael yang lebih besar dari dirinya dan akhirnya Rafael terjatuh dengan posisi Zia di bawah nya.

Namun reflek Rafael memegang kepala Zia agar tidak mengenai lantai Fila.

Saat itu lah mata Zia menatap setiap inci wajah sang suami yang begitu tampan dan sempurna,ia berhenti tepat di mata Rafael yang tidak bisa melihat namun sangat indah.

Zia mengagumi itu secara diam-diam,ia merasa mulai jatuh cinta kepada suaminya sendiri.

"Ah,kaki ku."Leguh Rafael yang membuat Zia tersadar dari lamunannya.

"Apa kau baik-baik saja? Sini biar aku bantu."Ucap Zia membantu Rafael untuk kembali duduk di sofa.

Rafael hanya diam karena bagian kaki nya ya itu lutut nya memang benar-benar sakit karena tersandung meja.

Zia pun menaikan celana pendek yang di gunakan Rafael agar bisa melihat di mana letak memar itu.

"Apa yang kau lakukan?"Ucap Rafael menahan tangan Zia.

"Diam lah,aku akan mengobati nya jika tidak itu akan semakin sakit."Ucap Zia terlihat cemas.

Rafael terdiam, mungkin untuk kaki ini ia tidak bisa lagi menahan tangan Zia untuk menyentuh dirinya.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

anita

anita

lhooo kaaan tanpa bantuan zia kamu bonyok tuuh rafael makanya jgn belagu...

2023-04-17

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

jangan sampai kau jatuh cinta..sabar Zia

2023-02-12

0

Lasmanah Ramdani

Lasmanah Ramdani

biasa udah cacat sensitif 🙄🙄🙄

2022-08-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!