"Tunggu di sini sebentar."Ucap Zia berdiri dan berjalan cepat menuju dapur filla.
Beberapa menit kemudian Zia pun kembali dengan membawa semangkok kecil air es dan sapu tangan.
"Apakah boleh?"Tanya Zia yang khawatir akan Rafael marah kepada nya.
"Hmm."Jawab Rafael dingin.
"Dia bahkan terlihat serupa dengan es ini."Gumam Zia sambil mulai mengobati kaki Rafael.
"Apa katamu?"Ucap Rafael yang mendengar Zia berbicara.
"Ah,anu, tidak maksud ku,es ini cocok untuk mencegah pembengkakan."Ucap Zia mengalihkan pembicaraan.
"Dasar wanita aneh."Gumam Rafael.
Zia pun tidak menangapi ucapan Rafael,ia terus mengompres kaki Rafael dengan air es itu.
"Selesai."Ucap Zia tersenyum.
"Antar aku ke kamar."Ucap Rafael.
"Bagaimana? Kaki mu sedang sakit bagai ingin menaiki tangga?"Ucap Zia kebingungan.
Rafael terdiam,ia juga bingung bagaimana bisa menaiki tangga saat kaki nya sedang sakit untuk melangkah, tidak mungkin kan jika mi tak di gendong Zia.
"Tidur di sini saja bagaimana?"Tanya Zia memberi usul.
"Apa kau gila? Aku tidak pernah tidur di sofa,apa kau ingin aku mati dan masuk angin di sini?"Ucap Rafael marah.
"Sudah lah jangan marah-marah, tunggu sebentar aku akan kembali."Ucap Zia berlari kecil menaiki tangga menuju kamar nya.
Beberapa menit kemudian Zia pun kembali dengan membawa bantal dan selimut.
"Ayo berbaring lah."Ucap Zia menaruh bantal dan membantu Rafael untuk berbaring.
Rafael pun menuruti ucapan Zia, entah kenapa ia mulai malas untuk menolak ucapan wanita bawel itu, entah karena kaki nya yang lagi sakit atau malas saja.
Setelah Rafael berbaring Zia pun menyelimuti Rafael dengan selimut tebal,lalu mengambil remote control AC agar suhu nya tidak terlalu dingin.
"Tidur lah,aku juga akan tidur."Ucap Zia kepada Rafael.
"Hmm."Gumam Rafael.
Namun Rafael tidak tau jika Zia tidur di bawah di dekat sofa.
Zia takut jika Rafael akan lupa jika ia tidur di atas sofa dan akan jatuh karena itu ia tidak ingin meningal kan Rafael tidur sendiri di sana.
Pagi harinya.
"Huam."Rafael menguap dan bangun dari tidur nya.
Ia baru ingat jika hari ini ada rapat penting di perusahaan nya, dan sebentar lagi Niko pasti akan datang untuk menjemput.
Rafael pun menurunkan kaki nya hendak berdiri namun ia menginjak tangan Zia yang ternyata Zia masih belum bangun.
"Awwwww!"Jerit Zia kesakitan karena tangan nya di injak Rafael.
"Astaga!"Ucap Rafael kaget karena merasa jika kaki nya menginjak sesuatu.
"Aduh, aduh sakit!"Jerit Zia memegang tangan nya.
"Apa yang kau lakukan di bawah situ?"Tanya Rafael panik.
"Hikss tangan ku! Sakit!"Ucap Zia menangis kesakitan.
Rafael panik ia meraba-raba dan ingin memegang tangan Zia yang kesakitan.
"Hiksss sakit sekali."Tangis Zia yang memang sangat cengeng sejak kecil.
"Maaf, maaf kan aku apa tangan mu patah?"Ucap Rafael sejenak melupakan rasa bencinya dan memegang wajah Zia dengan kedua tangan nya.
Yang bisa ia rasakan hanya lah pipi cabby yang basah dan rambut lembut yang tergerai.
Ini kali pertama Rafael menyentuh wajah istri nya,ia berniat memegang tangan Zia namun ia malah memegang wajah dan rambut Zia.
Zia berhenti merengek dan menatap wajah Rafael yang terlihat cemas itu, tiba-tiba ia menjadi kasihan, ia tau jika Rafael tidak sengaja dan ia merasa bersalah telah membuat laki-laki itu panik dan khawatir.
"Aku,aku baik-baik saja."Ucap Zia sambil menahan rasa sakit nya dan tersenyum melihat wajah lucu sang suami yang tengah panik.
Mendengar ucapan Zia Rafael pun kembali berubah menjadi dingin dan melepaskan tangan nya dari Zia.
"Kau mencoba berpura-pura? Dasar wanita bodoh."Ucap Rafael yang kemudian berdiri dari duduknya.
Sudah terbiasa di sebut bodoh oleh suaminya Zia menjadi biasa saja dan malah tertawa kecil.
"Apa yang kau tertawa kan, katakan ini sudah jam berapa?"Ucap Rafael.
"Tidak ada, emmm, ini sudah jam tujuh."Jawab Zia menoleh ke arah jam yang berada di tangan Rafael.
"Siap kan air mandi ku."Ucap Rafael yang kemudian berjalan dengan kaki yang masih sakit menyusuri anak tangga dengan pelan untuk menuju kamar.
Zia mengikuti nya dari belakang karena ia khawatir jika Rafael akan jatuh.
Setelah tiba di kamar Zia pun masuk ke dalam kamar mandi Rafael dan mulai menyiapkan air mandi dan pakaian ganti seperti kemarin.
Beberapa puluh menit berlalu kini Rafael telah rapi dengan jas hitam nya siap untuk ke kantor, namun ia terlihat kesusahan untuk memasang dasi nya.
Melihat hal itu Zia pun memberanikan diri untuk membantu Rafael memasang dasi.
Merasakan jika Zia mendekati nya Rafael pun angkat bicara.
"Mau apa kau ke sini?"Tanya Rafael judes.
"Aku akan bantu."Ucap Zia yang kemudian membenarkan dasi Rafael yang berantakan.
Rafael pun terdiam dan tidak bisa menolak bantuan Zia karena dirinya memang membutuhkan bantuan.
"Boleh menunduk sedikit?"Ucap Zia kepada Rafael.
Zia yang pendek kesulitan untuk membenarkan dasi Rafael karena memang suaminya itu cukup tinggi bak Namjoon BTS.
"Dasar pendek."Gumam Rafael namun tetap menunduk.
Sebenarnya Zia sangat tidak suka di bilang pendek namun kali ini orang yang berbeda ia tidak bisa marah atau memukul karena itu adalah Rafael bisa-bisa dirinya yang di pukul.
Saat menunduk kan kepala nya, hidung Rafael tanpa sengaja mengenai pucuk rambut Zia dan itu membuat Zia menjadi risih dan salah tingkah.
"Wanggi."Batin Rafael tanpa sadar jika ia sedang mencium istri nya itu.
"Sudah."Ucap Zia mendongak menatap Rafael.
Lagi-lagi hal yang membuat cangung terjadi, saat Zia mendongak tampa sengaja hidung Rafael mengenai bibir nya.
"Astaga,apa aku mencium nya?"Batin Zia yang kemudian dengan buru-buru membuat jarak antara dirinya dan Rafael.
Zia sempat mendengar jika jantung Rafael berdegup kencang dan bukan hanya itu ia juga merasakan hangatnya hembusan nafas sang suami.
Mereka pun sama-sama terdiam larut dalam pikiran masing-masing.
Namun tiba-tiba pintu kamar itu terbuka dan terlihat Niko yang berdiri di depan pintu kamar Rafael.
"Astaga,aku menunggu lama di bawah, ternyata kalian sedang berduaan di kamar?"Ucap Niko kesal.
"Diam lah, ayo bernagkat."Ucap Rafael meraih tongkat nya yang berada di atas kasur dan berjalan bersama dengan Niko.
Sementara itu Zia hanya diam tanpa sepatah kata pun,entah karena masih trauma atau sebaliknya.
Rafael dan Niko pun akhirnya pergi ke kantor mengunakan mobil Niko.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
anita
rafael mulai tau trnyata zia punya pesona yg melebihi sena
2023-04-17
0
Yunerty Blessa
lanjut
2023-02-12
0
Vita Zhao
wah wah wah mulai ada pendekatan nih, kayaknya si gunung es rafael bakalan meleleh nih🤭
2022-07-11
0