10. Ketika El Jatuh Cinta

"Athena! El! Kalian di mana? Salad buahnya udah jadi, nih!"

Lilia memanggil-manggil nama mereka dari kejauhan. Keduanya spontan bersyukur karena sejak tadi hanya hening mengisi waktu. Masing-masing sibuk dengan pikiran sendiri tentang hidup yang terlalu kejam, tentang duka, tentang luka, dan tentang pilu.

Athena mengikuti langkah El menaiki sedikit tanjakan demi menemui wanita paruh baya itu. Bibir Lilia tampak terus mengukir senyum. Sepertinya, ia sangat bahagia memiliki teman mengobrol, juga merasa tenang karena melihat El sedekat itu dengan gadis secantik Athena.

Tiga mangkuk salad buah dalam porsi besar serta minuman segar menemani waktu santai mereka. Athena menyukai makanan ini. Rasa mayonaise yang sedikit asam dipadu dengan manisnya buah-buahan memperbaiki suasana hatinya.

"Athena, kamu gak gerah belum ganti baju? Kamu juga, El!" tegur Lilia lembut.

"Di sini beda sama kota, Mi." El menyahut tenang.

"Ya udah." Lilia mengangkat bahu. "Oh iya, Na. Kamu suka berkebun gak? Maybe, di rumah punya sedikit lahan kosong yang ditanami tumbuhan?"

Athena sedikit tersentak. Ia tersenyum tipis.

"Di rumah aku gak ada lahan kosong, Tante. Depannya disemen. Jadi, gak ada bagian yang bisa ditanami," jawabnya sederhana.

"Sayang sekali, padahal berkebun itu menyenangkan. Pikiran jadi tenang. Tubuh juga sedikit berkeringat."

Tak tahu harus menjawab apa, Athena tersenyum saja. Sebenarnya, ia dulu suka sekali berkebun bersama sang papa. Menanami berbagai tanaman hidroponik serta memakai macam-macam untuk sayur seperti tomat, cabai, bayam, bahkan kentang.

Namun, haruskah Athena menceritakan bagian itu pada Lilia? Sedangkan dirinya selalu mencoba berjuang melawan kenangan baik manis ataupun pahit, agar rindu tak lagi membuncah di dada. Harapan mendapat jawaban atas luka tak lagi ada. Sama seperti El, Athena berharap cukup sampai di saat mereka pertama kehilangan sosok papa saja. Tak perlu kembali, meski sudah lama terlupa.

"Kebiasaan lo jelek banget, Na. Bengong mulu!" sindir El.

"Biasa aja. Gue cuma lagi mikirin anak-anak di sekolah."

"Gak perlu. Biar mereka yang beresin."

Jawaban El terlalu enteng. Saat Athena menatap tak suka cowok itu mendadak gugup. Ia sadar telah salah bicara di depan Princess Introvert yang rajin itu.

"Maksud gue, kita di sini aja dulu. Lo udah kerja keras juga, kan? Gak hadir buat beres-beres juga gak bakal bikin mereka marah," ralat El cepat.

Gadis itu tambah kesal, ini soal tanggung jawab. Bukan perkara lelah atau tidak. Sayangnya, belum sempat membalas perkataan El, ponsel Athena berdering menandakan panggilan masuk. Ia tahu itu dari mama, sebab gadis itu memasang nada dering khusus agar bisa membedakan siapa yang meneleponnya. Bila bukan dari Sandrina, tak akan diangkat oleh Athena. Biasanya akan dibiarkan sampai mati sendiri.

Meski jantungnya berdegup kencang, ia tetap pamit sebentar untuk menerima panggilan.

"Iya, Ma?"

"Mama udah di rumah? Kamu di mana? Piring kotor numpuk, baju gak kamu cuci, debu di mana-mana, dasar pemalas! Pulang sekarang!"

Napas Athena terhenti begitu saja. Omelan Sandrina cukup jadi listrik kejut yang mengalir ke seluruh tubuhnya. Tadi pagi, hanya ada satu piring dan gelas bekas makan malam. Ia memang tak sempat menyapu karena subuh sudah ke sekolah. Baju pun tidak terlalu banyak. Pasti sedang ada masalah lain. Sudah jadi kebiasaan Sandrina melampiaskan rasa lelah dan kesalnya pada Athena.

"Maaf, sekarang Athena pulang."

Athena kembali mendekati Lilia dan El. "Tante, aku harus pulang. Mama nyariin karena gak sempat pamitan tadi," katanya pelan.

Wajah Lilia muram. Baru saja senang ada teman mengobrol sudah ditinggal pergi lagi. Kontan saja hati Athena serasa diremas melihat ekspresi wanita paruh baya yang tampak kesepian itu. Dirinya juga sama. Perbedaan usia saja yang membuat kebutuhan mereka tak sama.

Saat ini, Athena lebih suka sendiri.

"Aku usahain untuk sering-sering ke sini," tambah Athena pada akhirnya.

"Beneran?" Lilia memastikan.

Athena mengangguk lalu menatap El. Cowok itu paham. Ia harus mengantar Athena pulang. Di sini tidak ada angkot atau sejenisnya, maka dirinyalah yang akan mengembalikan gadis itu ke rumahnya. Akan tetapi, saat sampai di jalanan kota, Athena minta berhenti.

"Gue turun di sini aja. Entar bisa naik angkot," katanya.

El mengernyit. "Gue bisa anterin lo sampai rumah, Na. Jangan naik angkot udah sore begini!"

Gadis itu tak menanggapi dan langsung menyetop mobil pengangkut penumpang. Ia meninggalkan cowok itu sendirian, tenggelam dalam lamunan yang sulit dimengerti tentang rasa ketidakrelaan berpisah dengan Athena.

Beberapa menit kemudian, masih ada rasa ogah saat berbalik arah ke rumah. Di kursi bekas Athena tadi, El kembali duduk menemani Lilia yang termangu menatap mangkuk-mangkuk salad yang masih tersisa separuh. Hatinya sedih ditinggalkan oleh anak secantik itu.

Atmosfer hampa mengisi waktu senja yang menggantung di pucuk pegunungan. Melihat Athena, ia bisa merasakan kembali kehadiran putrinya yang telah tiada.

"Mi, saladnya biar El habisin semuanya sampai tandas, ya?" seru El berusaga semangat. "Apalagi bekas Athena. Kali aja dia bisa jatuh cinta sama El, yuhu!"

"Lah, kok? Terus Claire mau di ke manain, El? Maruk sekali anak Mami ini," ledek Lilia berusaha mengalihkan pikirannya.

"Sebenarnya." El menggeser kursi lebih dekat. "El gak suka sama Claire. Dia maksa-maksa terus buat pacaran, ya udah, iyain aja. Lumayan biar gak dibilang jomlo."

Lilia terperangah. Jemarinya bergerak mengetuk jidat putra semata wayangnya. Penuturan yang polos seolah tak merasa salah itu membuat Lilia gemas bukan main.

"Kamu gak boleh gitu sama Claire. Kalau gak suka, jangan mau jalin hubungan. Kasian anak orang digituin. Terus, Athena mau dijadiin apa, nih?" ceramah sang Mami.

El mengetuk dagu. Lalu, mengambil tangan Lilia dan menggenggamnya mesra.

"Pacar! Kayaknya El jatuh cinta sama Athena. Jatuh cinta beneran, Mi!" Wajah El terlihat ceria sekali.

Matanya mengarah ke mangkuk salad milik Athena. Seperti menyalurkan rasa yang diyakini adalah cinta. Ia akan memupuk rasa itu agar berkembang dan tumbuh subur. Athena adalah orang yang dia cari. Sedangkan Claire, ia janji akan memutuskan gadis itu hari ini juga. Supaya proses pendekatannya berjalan lancar tanpa kendala.

Padahal, tindakan El justru akan semakin mengarahkan Athena ke sebuah jalan yang salah karena Claire akan menaruh dendam.

"El, apa Athena sangat pendiam saat di sekolah? Suaranya terlalu irit untuk dikeluarkan. Mami sampai bingung harus mencari topik obrolan yang tepat," keluh Lilia pada putranya.

"Ya, Mi. Athena itu introvert banget orangnya. Jangankan ngomong sama orang, kerja dalam tim aja bikin dia pusing. Seolah-olah Tuhan memangkas hidupnya seribu tahun kalo berbaur sama orang banyak," cerita El menggebu-gebu.

"Begitu, ya?" Alis Lilia turun karena sedih.

"But, it's okey, Mi. Entar juga dia akrab sendiri sama Mami. Cuma perlu pembiasaan aja, dia janji juga mau ke sini lagi, kan?"

"Iya, sih. Gak tahu kenapa Mami kayaknya senang banget sama dia. She's so beautiful, and her name is Athena. Mami teringat sama sesuatu waktu dengar nama dia."

"Athena itu Dewi mitologi Yunani, Mi. Dewi kebijaksanaan, strategi, dan perang. Dewi Athena juga gak pernah pacaran dan menikah, makanya digambarkan sebagai simbol wanita perawan. Keren, Mi. Athena masa kini juga sekeren itu."

Tawa Lilia mengudara saat melihat sang anak jatuh cinta untuk pertama kalinya. Bersemangat sekali. Ia mengusap kepala El lembut.

"Kalau gitu, mandi dulu sana! Athena pasti gak bakalan mau sama orang bau asem," ujar Lilia sambil mengerling.

El mendengkus. Mandi atau tidak, dirinya tetap ganteng melebihi artis-artis kelas dunia. Ia hanya kurang beruntung saja tidak bertemu sutradara. Namun, cowok itu tetap melangkah ke dalam setelah menghadiahkan kecupan kecil di pipi Lilia. Bibirnya bersenandung kecil dengan nada serampangan.

"She's so beautiful, and I tell her everyday~"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!