Esok pun tiba.
Ana berangkat ke sekolahnya seperti biasa, setelah dia membereskan dan memasak layaknya pembantu dirumah mama kandungnya sendiri.
Ana berjalan kaki dari rumahnya menuju sekolahnya pagi ini, sebab papa tirinya belum memberikannya uang bulanan seperti biasanya, dan uang simpanan Ana pun semakin menipis.
Sesampainya Ana disekolahnya, Siska pun langsung menghampirinya.
"Ana"ujar Siska berlari kearah Ana yang baru memasuki gerbang sekolahnya.
"Ada apa Sis?"ujar Ana.
"Lo belum jujur yah ke Satria tentang keluarga lo?"ujar Siska dan Ana hanya menggeleng tanda jika dia belum cerita apapun.
"Ana, Satria itu pacar lo dan dia sama lo itu udah lama banget pacaran, emang lo nggak mau gitu terbuka sama dia"ujar Siska.
"Gue belum siap Sis, di satu sisi gue pengen cerita, tapi disisi lain, apa Satria nggak akan jauhin gue setelah tau kehidupan gue seberat ini, dan gue juga nggak pengen dikasihanin sama siapapun termasuk lo ataupun Satria.
"Ana, gue nggak nyangka pikiran lo itu seburuk itu tentang Satria, apalagi tentang gue, gue dan Satria nggak akan ninggalin lo, malah gue yakin Satria pasti bangga punya pacar sekuat dan setegar lo"ujar Siska.
"Tapi Sis,,,"ujar Ana terpotong oleh ucapan Siska.
"Nggak ada tapi-tapian lo harus terbuka sama Satria"ujar Siska dan Ana pun mengangguk.
"Yaudah, gue mau ngomong tentang keluarga gue ke Satria"ujar Ana dan mendapatkan senyuman dari Siska.
Setelah mereka berbincang, mereka pun masuk kedalam kelas untuk belajar.
Bel istirahat pun berbunyi, Ana segera menemui Satria dan menarik pacarnya itu kehalaman belakang sekolah untuk berbicara.
"Aku mau terbuka sama kamu soal kenapa aku selalu sedih selama ini"ujar Ana yang membuat Satria tersenyum, akhirnya pacarnya itu akan jujur tentang apa yang ia alami, tentang sesuatu yang berhasil merebut setengah kebahagiaan Ana.
"Tapi sebelum aku cerita, aku pengen mengenal keluarga kamu juga, boleh kan?"ujar Ana.
"Tentu boleh dong bi, malah aku memang pengen ngajak kamu ketemu sama mama dan papa aku, mereka pasti juga ingin sekali bertemu sama kamu"ujar Satria.
"Kapan?"tanya Ana.
"Pulang sekolah"ujar Satria.
"Yaudah, nanti aku tunggu kamu didepan gerbang yah, aku masuk kelas dulu, by"ujar Ana sembari berjalan menjauh dari Satria dan tangannya yang melambai pada Satria serta senyuman dibibir wanita itu, Satria pun membalas lambaian tangan Ana serta membalas senyuman Ana dengan senyuman yang lebih lebar.
Pulang sekolah pun tiba.
Ana sudah menunggu Satria sejak lima menit yang lalu, tak lama dari itu Satria pun datang dan menutup mata Ana dari belakang.
"Satria, aku tau ini kamu"ujar Ana sembari meraba tangan orang yang menutup matanya.
"Kok kamu bisa tau sih bi"ujar Satria sembari melepaskan tangannya dari mata Ana.
"Iyalah, Ana"ujar Ana menyombangkan dirinya, Satria pun langsung menyubit hidung Ana membuat sang pemilik hidung meringis kesakitan.
"Jahat"ujar Ana memanyunkan bibirnya.
"Minta dicium tuh bibir, maju, maju"ujar Satria membuat Ana menutup mulutnya dengan tangannya sembari melotot tajam pada Satria.
Satria dan Ana pun tiba dirumah keluarga Satria, tapi Ana seperti mengenali rumah itu, itu bukannya rumah...
"Ana ayok"ujar Satria membuyarkan lamunan Ana.
"Ini rumah kamu?"tanya Ana.
"Iya, ayo, mama dan papa aku udah nunggu kamu didalam"ujar Satria sembari memegang tangan Ana karena Satria mengira jika Ana sedang gugup karena akan bertemu dengan calon mertuanya, tapi Ana bukan gugup melainkan bingung, pasalnya rumah yang meraka datangi ini itu adalah rumah tuan Anton, papa kandungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Nurdihana
waduh. kasian ana kalo gini
2021-10-15
0
Kulita
haduuhmasalah lagi deh
2021-05-07
1
Raina ⚡'~°F °M°~'⚡
jangan2 satria kaka nya ana🙈
2020-07-02
3