"Makasih ya Tristan," ucap Ana, lalu turun, Tristan pun membuka kaca mobilnya.
"Nggak disuruh masuk ni," ucap Tristan.
"Hmm, aku sibuk dirumah, mau ngerjain pr sekolah juga, maaf ya," ucap Ana berbohong karena tidak mungkin kan dia membiarkan Tristan masuk dan mengetahui bagaimanakah keluarganya.
"Ok, aku duluan ya, jangan lupa besok waktu kemo," ucap Tristan dan Ana pun mengangguk.
Setelah kepergian Tristan, Ana segera masuk.
"Saya mau bicara sama kamu," ucap Marsha saat melihat Ana masuk kedalam rumah.
"Bicara apa bu?" tanya Ana menunduk.
"Tadi Anton telfon saya, dia menyuruh kamu menjauhi putranya, Satria. Kamu itu bisa nggak sih Ana, nggak buat masalah, buat apa kamu deketin anaknya Anton," ucap Marsha kesal.
"Maafin Ana bu, tapi Ana tidak tau kalau Satria anaknya ayah dan mama, Ana benar-benar nggak tau, Ana baru tau beberapa hari yang lalu," ucap Ana sembari menunduk dan badannya gemetar, yah gadis itu menangis tapi tidak bersuara.
"Saya mau kamu jauhi dia, jangan dekatin anaknya Anton," ucap Marsha lalu beranjak pergi, sebenarnya dia masih ingin memarahi Ana habis-habisan, tapi saat melihat badan putrinya itu gemetar, dia tau kalau Ana menangis dan perasaannya sungguh tak tega.
Ana pun segera masuk kekamarnya dan mengganti bajunya. Dia duduk sebentar dirancang sambil mengambil sebuah bingkai foto yang disimpannya dilaci, difoto itu dia dan Satria sedang tersenyum bahagia.
"Sebenarnya aku ingin marah pada takdir, Sat, hanya kamu dan Siska yang sayang sama aku selama ini, tapi ternyata takdir pun tidak mengizinkan kita untuk bersama, dan sekarang aku harus hidup sendirian mengahadapi semua ini," gumam Ana lalu menyimpan foto itu kembali dan beranjak keluar untuk mengerjakan pekerjaan rumah sebelum dia mendapatkan bentakan dari Dimas lagi.
Setelah menyapu, dia pun mengepel, setelah itu dia pun mencuci piring, tapi tiba-tiba kepalanya sakit dan piring yang dipegangnya jatuh.
"Kepala aku," ucap Ana sambil memegang kepalanya.
"Ana kamu itu apa-apaansih, bisa kerja nggak, itu aja nggak becus!!" ujar Dimas yang datang karena mendengar barang terjatuh, tidak lama Marsha pun datang.
"Astaga Ana, piring ini mahal lo saya belinya,"
"Maaf bu, pa," ucap Ana lalu terjatuh pingsan, Marsha pun segera mendekat kearah Ana dan ternyata anaknya itu pingsan.
"Kita harus bawa dia kerumah sakit sekarang Dim," ucap Marsha panik.
Setelah sampai dirumah sakit, Dokter Tristan pun memeriksa keadaan Ana dan kondisinya lebih memburuk dari kemarin.
"Ana, apa yang kamu rasakan sekarang?" tanya Tristan saat Ana membuka matanya.
"Aku nggak papa Dok, cuman agak pusing sedikit,"
"Sebentar ya, saya kasih tau keluarga kamu dulu," ucap Tristan hendak pergi, tapi tangannya ditahan oleh Ana.
"Jangan Dok, jangan kasih tau ibu saya tentang penyakit saya," ucap Ana memohon membuat Dokter Tristan bingung.
"Tapi orang tua kamu harus tau, ini penyakit serius lo, kamu butuh dukungan dan suport dari orang terdekat," ucap Dokter Tristan dan Ana hanya menggeleng.
"Jangan Dokter, saya nggak mau habisin uang mereka dengan pengobatan saya, saya nggak papa, saya mohon jangan," ucap Ana yang sudah menangis.
"Ana, kamu..."
"Saya mohon Dok, tolong!!" ucap Ana.
Mereka mungkin akan mengusir aku jika tau penyakitku dan aku tidak mau berada jauh dari keluargaku, batin Ana.
Jelas wanita itu mengira bahwa keluarganya pasti akan mengusirnya karena tak ingin mengeluarkan banyak biaya untuk Ana.
"Lepasin tangan saya Ana,"
"Tapi tolong jangan bilang apapun ke keluarga saya, Dok,"
"Ana lepas,"
"Saya mohon Dok, jangan!!" ucap Ana, Tristan pun menarik paksa tangannya dan segera berjalan keluar.
"Dokter Tristan, jangan!!" ucap Ana dan Tristan terus saja berjalan tanpa menoleh kembali.
Ya Tuhan tolong aku, jangan sampai Dokter Tristan ngomong soal penyakit ku ke ibu, tolong Tuhan, tolong aku, batin Ana sembari menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Roshalyndhaa Ajj Daahh
😭😭😭😭 kasihan sekali hidupmu Anna
2021-09-28
0
alvalest
buat sm tristan ja thor pergi jauh berobat gt
2021-04-15
0
Dek Nur Ima Ima
lagi...nanggung 1 episod
2021-01-09
1