Bel pulang sekolah pun berbunyi, Ana sudah keluar dari kelasnya dan menunggu Satria pulang di parkiran sekolahnya.
Tiba-tiba hpnya berdering dan pesan pun masuk, Ana melihat siapa yang mengirim pesan padanya dan ternyata orang itu adalah Satria, sang pujaan hatinya.
Satria💝
Hunny, sorry aku nggak bisa
antar kamu pulang, soalnya
aku ada pelajaran tambahan.
Ana💜
yaudah, nggak
Papa, semangat ya.
Satria💝
Makasih sayang, kamu
emang paling pengertian😘
Ana💜
💝💝💝💝
Setelah membalas pesan dari Satria, Ana pun bergegas mencari angkot untuk pulang kerumahnya.
Sesampainya Ana dirumahnya, dia mendengar seperti seseorang tengah bertengkar.
"Aku nggak mau dia tinggal di rumahku"ujar Ayah kandung Ana yang bernama Anton.
"Mas, Ana udah tinggal sama aku itu 17 tahun sekarang gantian dong dia tinggal dirumah kamu kalau dia udah lulus"ujar Marsha.
"Nggak bisa mba Marsha, anak saya itu ada tiga, kami nggak bisa keluarin biaya untuk Ana makan disana, kebutuhan anak saya lebih penting dari Ana"ujar ibu tiri Ana yang bernama Dinda.
"Iya Sha, lagi pula kalian belum memiliki anak jadi biarkan dulu Ana tinggal disini"ujar Anton.
Ana yang mendengar nya dari luar pun merasakan sakit dihatinya, semua orang tak ingin dia ada, semuanya menyuruhnya untuk pergi dan tidak tinggal dirumah mereka, Ana masih tetap bingung sampai sekarang, tidak ada yang berbicara padanya alasan mengapa ibu dan ayahnya begitu membencinya.
Ana hanya mendengar bahwa dirinya dilahirkan karena paksaan nenek dan kakeknya, lantas mengapa ibu dan ayahnya membencinya, apa salahnya?, itulah salah satu pertanyaan dibenak Ana yang ingin ia dengar jawabannya, walau dia tau pasti menyakitkan jika mendengar jawabannya, tapi kejujuran terkadang memang menyakitkan bukan.
Ana yang sudah tidak tahan dengan semuanya pun masuk kedalam rumahnya membuat semua orang terdiam dengan kehadiran nya
"Ibu dan semua nya tidak usah khawatir, Ana akan pergi dan tidak akan kembali lagi setelah kelulusan SMA Ana nanti"ujar Ana menunduk lalu berlari memasuki kamarnya.
Saat sampai dikamarnya, air mata Ana pun jatuh dari matanya, dia tak sekuat apa yang dia tunjukkan, dia bahkan sangat lemah jika dirinya sendiri.
Bahkan pernah suatu ketika Ana berfikir jika dia bukan anak ibu dan ayahnya, semua orang tua menyayangi anaknya, bahkan semua orang tua akan mengorbankan dirinya untuk anak mereka, tapi tidak dengan orang tua Ana, kedua orang tua Ana malah ingin jika Ana pergi jauh dari kehidupan mereka.
Tak selang berapa jam Ana menangis, dia pun tertidur.
"Ana!!" ujar Dimas sambil menendang keras pintu kamar Ana.
Ana yang tidur pun terbangun dengan wajah ketakutan.
"ada apa pa?" tanya Ana.
"Kamu lupa dengan tugasmu dirumah ini, kamu adalah pembantu sekarang"ujar Dimas dengan penekanan dikata sekarang.
"Maaf pa, tadi Ana ketiduran, sekarang Ana akan pergi memasak"ujar Ana.
"Jangan hanya memasak, tapi membersihkan rumah ini juga"ujar Dimas.
"Tapi kan ini udah jam 8 malam pa, bisa besok saja"ujar Ana.
"Tidak bisa Ana, kerjakan sekarang dan kau tidak boleh tidur jika pekerjaan mu belum selesai"ujar Dimas lalu keluar dari kamar Ana.
Ana hanya bisa beristighfar dalam hatinya.
Kuatkan Ana ya Allah, batin Ana lalu mengusap air matanya yang terjatuh.
Sesudah memasak, Ana pun langsung menyapu seisi rumahnya, tiba-tiba kepalanya mendadak pusing dan dia sangat lelah, tapi hpnya berdering, Ana berusaha tidak menghiraukan sakit di kepalanya dan mengangkat hpnya yang berbunyi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Andi Fitri
sungguh malang nasib kamu ana sabar akan indah pada wktx ana
2021-02-06
1