Pada saat Adinda masuk ke dalam Vila, dia berpapasan dengan Lina.
"Din, lu mau ikut gue ke supermarket gak?"Tanya Lina.
"Gak usah Lin, gue mau tidur aja, gue capek banget."Ucap Adinda.
"Gaya lu cipik bingit, emang lu abis ngapain?"nyinyir Lina.
"Nggak abis ngapain-ngapain sih, hahahah." tawa Adinda renyah.
"Eh...mata lu kok kayak bengkak Din?!"Ucap Lina.
"Itu mah perasaan lu aja kali, dah lah gue mau
tidur dulu."Ucap Adinda sambil berlalu masuk ke dalam.
Pada saat Adinda sudah masuk, ia berniat untuk langsung pergi ke dalam kamar nya. Tapi ia di panggil oleh Dira.
"Adinda."Panggil Dira.
"Iya ada apa?"Ucap Adinda sambil menoleh.
"Mau ikutan masak gak?"Tanya Dira.
"Gak deh Dir, gue mau istirahat gue cape banget."Ucap Adinda. "Oh iya, nanti gue juga gak ikutan makan ya, bilang sama lina, biar dia gak nge-bangunin gue."Sambung Adinda sebelum berlalu pergi.
"Ok deh."Jawab Dira.
"Jangan lupa ya."Ucap Adinda sambil berlalu pergi.
Saat Adinda sudah masuk ke dalam kamarnya, dia bukan langsung tidur, malah dia tidak berniat untuk tidur, karena pikiran nya yang masih melayang-layang, dia masih mencoba menenangkan pikirannya.
"Gue gak boleh sedih kayak gini, ingat Din lu di sini untuk menghibur diri bukan untuk bersedih."Ucap Adinda. "Besok lu harus balik kayak Adinda yang biasa."Sambung nya lagi.
"Spirit Adinda."Ucap nya, "Dah lah lebih baik gue istirahat."Ucap nya sambil berlalu tidur.
Keesokan hari nya Adinda terbangun jam 4 subuh, ia sengaja bangun cepat supaya bisa melihat Matahari terbit dari pantai. jam menunjukkan sudah pukul 5.30 matahari sudah mulai terbit.
"Wah keren nya."Ucap Adinda."Betapa indah nya alam ini."
"Jahat lu Din."Ucap Lina.
"Iya tuh, untung kita gak terlambat ngelihat Matahari terbit nya."Ucap Dira.
"Tauk lu."Ucap Lina.
"Sorry-sorry, ya udah lebih baik kita nikmati aja Matahari terbit nya."Ucap Adinda.
Mereka semakin terkagum melihat ke indahan yang mereka lihat saat ini, air yang bergemuruh, ombak yang menyentuh kaki, pasir yang halus dan langit yang indah, sangat sempurna.
"exquisite."Ucap Adinda terpanah.
"Iya, sangat indah."Ucap Lina.
Mereka menghabiskan waktu bertiga di pinggir pantai itu sambil menikmati Matahari terbit. Sekarang matahari mulai terik, mereka duduk di bawah pohon kelapa yang dibuat alas tikar, mereka menikmati ketenangan yang menyejukkan hati.
"Ini akan menjadi kenangan yang indah."Ucap Lina.
"Iya, walaupun hanya sementara."Ucap Dira.
'Ini memang akan menjadi kenangan yang indah, dan benar walaupun hanya sementara. Tapi kehangatan yang kurasakan dari kalian mengajarkan ku untuk, lebih berterima kasih.'Batin Adinda.
"Aku sayang kalian, jangan pernah tinggal kan ku."Ucap Adinda.
"Ngomong apa sih Din, kita gak bakal tinggalin lu dan selalu bersama."Ucap Lina.
"Janji."Ucap Adinda.
"Janji."Ucap Lina dan Dira.
"Dan gak usah sok puitis deh Din geli gue." Ucap Lina ber-gedik geli.
"Hahahaha." Tawa renyah mereka pun pecah.
Mereka menghabiskan waktunya hanya dengan bersantai dan tidur di bawah pohon kelapa tersebut, sampai jam 6 sore.
"Udah jam 6 nih, beres-beres yuk."Ucap Lina.
"Yuk lah."Ucap Dira.
"Kalian luan aja, gue nanti nyusul."Ucap Adinda.
"Ok deh, jangan lama-lama ya."Ucap Lina.
Lina dan Dira pun masuk ke dalam Vila, Adinda tetap stay di tempat duduk nya. Dia tetap ingin menikmati Sunset.
"Menikmati Matahari terbit dan terbenam mengajarkan ku, bahwa keindahan bisa datang saat awal ataupun di akhir."Ucap Adinda.
Setelah jam 7 malam Adinda masuk ke dalam Vila dan beres-beres, setelah selesai Adinda langsung keluar dari kamarnya dan menghampiri Lina dan Dira.
"Pak Mujidin sudah jemput?"Tanya Adinda.
"Bentar lagi dia sampai."Ucap Lina.
Setelah Pak Mujidin sampai, mereka langsung bergegas menuju ke rumah mereka, yang pertama kali di antar Dira, setelah itu Adinda.
"Lu pulang ke rumah?"Tanya Adinda.
"Iya, besok gue datang ke sini."Ucap Lina.
"Hati-hati di jalan ya."Ucap Adinda.
"Ok. ayo Pak jalan, bye Din."Ucap Lina.
Setelah Lina pergi dari kontrakan Adinda, Adinda langsung masuk ke dalam rumah nya.
"Perasaan gue kok ga enak ya."Ucap Adinda."kayak nya ini karena kecapekan, lebih baik gue istirahat dulu. besok pasti membaik."Ucap Adinda.
Saat Adinda sudah mau tidur, tiba-tiba.
dret....dret...dret....(bunyi handphone Adinda).
"Siapa ini? gue angkat aja lah."Ucap Adinda."halo."
"halo ini Adinda?"Tanya orang di sebrang sana.
"Iya, ini dengan siapa."Tanya Adinda.
"Ini Buklek yang ada di kampung."Ucap Buklek.
"Oh Buklek, ada apa ya Buklek?"Tanya Adinda.
"Yang tabah ya Din."Ucap Buklek.
'Yang tabah apa yang sedang terjadi?'Batin Adinda bertanya.
"Emang nya ada apa Buklek?"Tanya Adinda lagi.
"Tadi Kakek dan Nenek bilang kalo mereka rindu sama Adinda, terus itu mereka mau pergi ke kota. Tapi pada saat di perjalanan, mereka mengalami kecelakaan yang parah dan meninggal di tempat."Ucap Buklek.
Adinda diam terpaku, dia tidak tau mau bilang apa. Yang dia rasakan hanya hancur di dalam dirinya semakin bertambah.
"Adinda yang sabar ya Nak, Buklek yakin ini mungkin jalan terbaik. Kamu juga gak usah buru-buru datang ke sini, biar Buklek aja yang nyiapin pemakaman untuk Kakek dan Nenek."Ucap Buklek.
"Iya Buklek."Jawab Adinda menahan tangisnya.
"Ya sudah Buklek tutup dulu telpon nya ya."Ucap Buklek.
Setelah telpon nya sudah selesai, Adinda seketika jatuh ke bawah dan kaki nya menjadi lemas dia menangis sejadi-jadinya.
"Sekarang aku harus apa."Ucap Adinda."Lina."
hanya Lina yang ada dipikiran dia sekarang, Adinda langsung ambil handphone nya dan ngechat Lina.
Adinda: Lina😭
Lina: Apa? itu emot kenapa p kayak gitu?
Adinda: Gue benar-benar hancur sekarang.
Lina: Lu kenapa sih?
Adinda: Kakek dan Nenek gue meninggal Lin.
Lina: Apa?! gue otw kontrakan lu.
Setelah itu Adinda langsung menyimpan handphone nya, dan langsung pergi ke kamar.
Dia sedih, dia hancur, dia tidak tau mau bagai mana lagi, semangat hidup nya sudah pergi meninggalkan dia.
"Kakek, Nenek kenapa kalian meninggalkan ku begitu cepat, aku masih belum membahagiakan kalian."Tangis Adinda pun pecah.
Pada saat Lina sampai di kontrakan Adinda, Lina langsung pergi ke kamar nya Adinda.
"Dinda? lu dimana?"Ucap Lina. "seperti nya Adinda berada di kamarnya."Sambung nya sambil berlalu ke kamar Adinda.
Lina membuka kamar Adinda, yang Lina lihat hanya kehampaan dan kesedihan yang ada.
"Dinda, are you oke?"Tanya Lina.
"Nggak lin, gue hancur. hancur sehancur hancurnya." Ucap Adinda.
"Yang tabah yang Din."Ucap Lina.
"Gue udah coba buat tabah Lin, tapi gue gak bisa."Ucap Adinda. "gue cuma punya mereka Lin, gue gak punya Orang tua."Tangisan nya semakin pecah.
"Din denger kata-kata gue, semua yang datang pasti berlalu, semua yang hadir pasti akan pergi. Gak ada yang abadi, mungkin lu, gue dan semua orang yang ada di sini akan pergi juga tapi kita tidak tau kapan."Ucap Lina. "Dah sekarang lebih baik lu istirahat aja, biar besok kita bisa pergi."Ucap Lina.
"Iya, tapi gue aja yang pergi ya. Lu di sini aja kuliah."Ucap Adinda.
"Gue akan terus bersama lu, urusan kuliah udah gue atur. sekarang lu tidur aja ya."Ucap Lina.
"Oke."Ucap Adinda.
Adinda pun tertidur, Lina keluar dari kamarnya Adinda. dia menelpon Ayah nya, supaya memberi tau ke kuliahan mereka bahwa Kakek dan Nenek nya Adinda sudah tiada dan Adinda tidak bisa masuk kelas besok.
*Perpisahan memanglah selalu menyakitkan, itu kewajiban pada manusia. Tetapi yakin lah, bahwa selalu ada rencana di balik itu semua, yang telah Tuhan rencanakan.*
~p~
jangan lupa like, comen and vote😘😁*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Anaata Sya
Kasihan Adinda...
Fighting terus Thor💪💪🙏
2020-09-01
0
RosaKawahara
Hallo saya sudah like sampai akar²nya dan kasih 5 rate jangan lupa back ke cerita TEKAD,,, saya tunggu terimakasih
2020-06-10
2
Ita Subhiyeni
Jadi penasaran ortu nya
2020-06-09
2