Gedebuk....... (Dipukul dari belakang)
Adinda terjatuh tidak sadarkan diri.
"Eh... g*la lu ya, liat tuh anak orang sampai gak sadarkan diri." Ucap teman yang memukul Adinda dari belakang yang bernama Fajar.
"Udah, tenang aja lu." Ucap orang yang memukul Adinda dari belakang tersebut yang bernama Deo.
"Nanti kalau bos marah gimana?" Ucap Fajar takut.
"Lu tenang aja, gue yang tanggung jawab." Ucap Deo dengan santai nya.
"Oke. awas aja kalo lu, bawa-bawa nama gue." Ucap Fajar.
"Iye, kagak percayaan banget lu." Ucap Deo.
"Gue takut di marahin, nanti keluarga gue yang kena imbasnya." Ucap Fajar.
"Bawel amat lu, bantuin gue angkat nih cewek!" Tegas Deo.
"Iya."
Mereka berdua membawa Adinda kepada pria yang Adinda jumpai di bus tadi.
"Gimana dapat tuh cewek?" Tanya pria tersebut.
"Dapat bos." Ucap Deo.
"Mana dia?" Tanya pria tersebut.
"Ini dia bos!" Ucap Fajar dengan percaya diri sambil menggendong Adinda.
"Kenapa dia di gendong seperti itu?!" Tanya pria tersebut.
"Ta-tadi... " Ucap Deo gelagapan.
"Bicara yang jelas!!" Tegas pria tersebut.
"Pada saat dia mau kabur, saya memukul nya dari belakang tuan." Ucap Fajar yang mulai takut melihat pria tersebut.
"Dasar!! Gue gak nyuruh lu-lu pada untuk mukul dia!!" Ucap pria tersebut sambil menunjuk mereka berdua lalu memukul wajah Fajar dan Deo secara bergantian.
"Ma-maaf bos, saya tidak sengaja." Ucap Fajar takut.
"Sudah diam!! Bawa dia ke markas kita!!" Suruh pria tersebut.
"Baik bos." Saut mereka berdua.
Mereka berdua pergi meninggalkan pria misterius itu sendiri. Di lain tempat Lina yang sudah selesai kuliah, dia langsung kembali ke kontrakan Kanaya.
"Loh? Pintu rumah kok terkunci?"Ucap Lina.
Lina memanggil-manggil nama Adinda dan mengetok-ngetok pintu kontrakan Adinda.
"Kok gak ada jawaban?!"Ucap Lina.
"Adinda kemana? Gak biasanya dia pergi sendirian"Batin Lina sambil melihat ke dalam kontrakan adinda dari jendela.
"Gue tunggu aja sampai dia pulang, palingan bentar lagi di pulang."Ucap Lina.
Lina menunggu Adinda, tetapi Adinda tak kunjung datang. Lina menjadi panik, tanpa basa-basi dan berfikir panjang Lina langsung menghubungi Adinda.
Kring.....kring....kring.....(bunyi HP Adinda).
Kedua orang yang membawa Adinda itu mengambil HP milik Adinda karena mendengar HP nya berbunyi.
"Lina siapa ini?"tanya Deo.
"Udah di-amin aja,"jawab Fajar.
Deo menuruti perkataan Fajar, ia meletakkan HP Adinda di atas meja.
Karena Adinda tak bisa mengangkat telfon nya, Lina semakin panik.
"Loh? Hp aktif kok gak di angkat sih?!" Tutur Lina. "Ayo dong angkat Din!" Ucap Lina yang semakin panik.
Lina tidak kehabisan akal, dia berfikir keras, dan pada akhirnya ia menelfon seseorang, tak lama dari situ ada seseorang datang menghampiri Lina.
(Tin...tin....tin....) bunyi klakson mobil.
Lina langsung lari keluar kontrakan nya, dengan air mata yang tiba-tiba menetes tanpa sebab.
"Bagaimana? Apakah dia sudah kembali?" Ucap pria tersebut.
"Tidak, mulai dari aku pulang sampai sekarang dia tidak kunjung datang." Ucap Lina semakin panik.
"Hmm.... apa kamu tau E-mail HP nya?" Tanya pria tersebut.
"Ini sel." Tanpa basa basi Lina memberikan hp nya kepada dia.
Ya, pria tersebut adalah Marsel. Marsel langsung melacak tempat keberadaan Adinda.
"Loh? kenapa dia berada di tempat terpencil seperti ini?" Ucap Marsel.
"Hah apa?!" Ucap Lina menarik HP dirinya dari tangan Marsel. "Pak cepat, samperin Adinda." Teriak Lina panik.
"Iya-iya, kita langsung ke sana." Ucap Marsel yang langsung meluncur ke tempat Adinda.
J****angan lupa like, komen and share
typo masih bertebaran 😄
❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments