Teror

Setelah selesai membaca surat tersebut Lina dan Marsel ikutan terdiam bersama Adinda. Mereka terdiam sangat lama. Pada akhirnya Lina membuka suaranya.

"Din, lu gak apa-apa kan?"Tanya Lina.

Adinda tiba-tiba memeluk Lina dan berkata." Aku takut Lin."

"Tenang Din." Ucap Lina sambil mengusap punggung Adinda.

Adinda sangat takut karena kertas itu, kertas yeng berisi 'kamu harus mati' dan ada bercak darahnya.

"Siapa yang membuat ini?!"Ucap Marsel tegas.

Adinda tidak menjawab dia sangat syok, dia sangat takut.

" Lina gue takut."Ucap Adinda menangis.

"Sabar Din, lu liat orang yang nge-lempar batu ini?"Tanya Lina.

"Nggak, gue gak tau. Tiba-tiba aja ada batu melayang, terus tuh gue langsung ngelak aja."Ucap Adinda sambil menangis.

"Ada yang tidak beres ini." Ucap Marsel.

"Gue takut." Ucap Adinda gemetaran.

Adinda sangat takut, sangking takut nya dia gemetaran. Tiba-tiba ada lagi yang melempar kan batu ke jendela, Adinda yang mendengar pecahan kaca itu, menjadi teriak. Marsel yang melihat itu langsung lari ke luar untuk melihat siapa yang melemparkan batu itu, tapi hasilnya nihil.

"Hei!! siapa itu?!" Teriak Marsel.

Tak ada sahutan ataupun gerak-gerik yang mencurigakan, Marsel kembali masuk ke dalam rumah.

"Gimana?"Tanya Lina.

"Gak ada siapa-siapa."Ucap Marsel.

"Coba ambil batunya lagi."Ucap Lina sambil menunjuk batu yang baru di lempar itu.

Marsel mengambil kertas tersebut, dan membukanya. Lagi-lagi kertas yang bercak darah.

"Ada bercak darahnya juga."Ucap Marsel.

"Coba baca." Ucap Lina yang penasaran dengan isinya.

"Isinya. selamat menderita, aku senang melihat kau seperti ini. bahkan aku akan membuat kau lebih menderita dari ini, bersiap lah."Ucap Marsel yang membaca surat tersebut.

Adinda semakin takut, badannya semakin lemas.

"Din, Dinda!" Panggil Lina sambil mengguncang badan Adinda.

"Gue takut, gue mau pulang ke kontrakan." ucap Adinda, ia tidak bisa menahan badan nya lagi, kaki nya melemas.

"Ya udah kita pulang besok ya."Ucap lina.

" Nggak mau, gue mau sekarang Lina. Gue takut di sini, gue gak kuat lagi."Ucap Adinda bergetar.

"Tapi ini udah udah mulai sore Din, nggak bakal ada bus lagi."Ucap Lina.

" Ya sudah, gak apa-apa. Kita pulang nya naik mobil saya saja."Ucap Marsel.

"Nggak usah Sel, kita udah ngerepotin kamu terus."Ucap Lina.

"Gak apa-apa, santai aja. Mungkin itu lah kegunaan saya berada di sini." Ucap Marsel tulus.

"Terima kasih, kita beres-beres dulu ya Sel."Ucap Lina.

"Baiklah, saya tunggu di mobil."Ucap Marsel.

"Oke." Ucap Lina sambil tuntun Adinda.

Mereka berdua membereskan pakaian mereka. di selang kesibukan nya, Adinda berbicara pada Lina.

"Lin!" Panggil Adinda.

"Kenapa Din?" Tanya Lina.

"Nanti temani gue." Ucap Adinda.

"Kemana?"Ucap Lina.

"Ke makam kakek dan nenek untuk pamit dan mungkin ini yang terakhir kalinya gue berkunjung."Ucap Adinda menahan tangisan nya.

"Iya, gue akan temenin lu kok."Ucap Lina sambil mengelus punggung Adinda.

Adinda tak tahan menahan tangis nya lagi, dia langsung menangis dan memeluk Lina.

"Gue takut Lin." Ucap Adinda.

"Iya, gue tau lu pasti takut. tapi gue akan selalu ada di dekat lu dan gue yakin Lo pasti bisa lewati semua ini."Seru Lina menguatkan Adinda.

"Makasih Lin, gue gak tau apa jadi nya gue, kalo gak ada lu."Ucap Adinda.

" Jangan nangis lagi dong, nanti makin jelek loh. terus tuh gak ada yang mau lagi sama lu."Ucap Lina menghibur Adinda.

"Lu mah resek." Ucap Adinda tersenyum kecil.

"Dah siap kan? yuk keluar."Ucap Lina.

"Ayo." Ucap Adinda.

Mereka berdua keluar untuk menghampiri Marsel yang sedang menunggu di mobil.

"Sel, kita ke makan dulu ya."Ucap Lina kepada Marsel.

" Ok, langsung berangkat aja kan."Ucap Marsel.

"Iya langsung aja, biar gak terlalu kemalaman banget." Jawab Lina.

Mereka langsung menuju ke makam kakek dan nenek Adinda. setelah sampai Adinda langsung turun dari mobil.

"Gue turun dulu ya."Ucap Adinda.

"Gue temenin ya."Tawar Lina.

"Nggak usah, gue sendiri aja." Ucap Adinda, sambil turun dari mobil.

Adinda berjalan sendiri, langka demi langkah dan akhirnya sampai lah Adinda di depan makam kakek dan nenek nya.

"Kakek, Nenek maaf kan Adinda, bila Adinda gak datang ke sini lagi." Ucap Adinda sambil mengusap batu nisan kakek dan neneknya.

'Tunggu Adinda di sana ya, Adinda akan datang dengan membawa kebahagiaan dan kesuksesan Adinda nanti.'Gumam Adinda.

Karena hari mulai gelap, Adinda langsung balik ke mobil menghampiri Lina dan Marsel.

"Udah?" Tanya Lina.

"Udah, sekarang ayo pulang." Ucap Adinda.

"Baiklah." Ucap Marsel sambil melajukan mobilnya.

Mereka memulai perjalanan pulang nya, tak ada satu suara pun dari mereka bertiga yang keluar, yang ada hanya kesunyian.

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

"Bagian terberat dari sebuah perjalanan adalah perpisahan. Kesediaan meninggalkan masa lalu yang tiada di masa depan. Belajarlah dari semua yang telah terjadi dan mengertilah, bahwa tidak ada yang abadi."

~@rhniave^^

See you gaes

Jangan lupa like, comen and vote😘

Terpopuler

Comments

Inggit Sky'

Inggit Sky'

. lanjut dong 😊😊

2020-07-13

1

B-M

B-M

next......

2020-07-10

0

『DK』༒⃝ ℭαͦcαᷟ࿐ツ༒

『DK』༒⃝ ℭαͦcαᷟ࿐ツ༒

KOK MERINDING AKU BACANYA😂😂🤧🤧
LANJUT YA THOR😘

2020-07-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!