Syok

Setelah Adinda dan Marsel berbicara, mereka hanya saling diam di ruang tengah. Karena keadaan semakin canggung, Adinda pamit untuk membantu Lina memasak.

"Gue bantu Lina masak ya."Ucap Adinda.

"Iya."Jawab Marsel.

Adinda langsung pergi menghampiri Lina yang sedang memasak.

" Masak apa lu?"Tanya Adinda.

"Masak apa aja."Ucap Lina.

"Gue serius nanya nih."Ucap Adinda.

"Gue masak ikan sama nasi goreng."Jawab Lina.

"Masak itu aja pun lama banget lu."Ucap Adinda bergurau.

" Iya deh yang pintar masak tuh."Jawab Lina.

"Gue bantu ya." Ucap Adinda.

"Boleh-boleh." Jawab Lina.

Mereka berdua kembali fokus memasak dan akhirnya selesai juga.

"Dah siap, gue manggil Marsel dulu ya." Ucap Lina pada Adinda.

"Ok, gue juga mau beres-beres ini dulu." Jawab Adinda.

Lina pergi memanggil Marsel untuk makan, sedangkan Adinda menyajikan makanan yang di masak tadi ke atas meja. Tak lama akhirnya Lina datang bersama dengan Marsel.

"Sudah siap semuanya."Ucap Adinda.

" Ya sudah yuk makan."Ucap Marsel.

Mereka bertiga makan dengan tentram, sampai mereka selesai makan hanya ada diam yang ada. Marsel yang melihat itu, semakin tak enak.

'kok jadi diam begini ya.'Batin Marsel.

Adinda juga merasakan hal yang sama, dia semakin canggung. Adinda memutuskan untuk keluar dari rumah.

"Gue keluar ya." Ucap Adinda.

"Ngapain?" Tanya Lina.

"Cari udara segar." Jawab Adinda.

"Baiklah."Ucap Lina.

Adinda keluar dari rumah nya, dia duduk di teras. Tetapi dia memiliki firasat yang tidak enak, tadi dia tepis pikiran nya itu. Tiba-tiba ada orang yang keluar dari semak-semak lalu lewat dari depan rumah Adinda dan berbicara pada Adinda.

" Hai."Ucap orang tersebut.

"Oh, hai. "Jawab Adinda ramah.

" Hati-hati."Ucap orang tersebut.

"Maksudnya?" tanya Adinda.

Orang tersebut langsung pergi, dan lagi-lagi Adinda di buat bingung. Tapi kebingungan Adinda terbayar kan. Karena, tiba-tiba ada sebuah batu yang melayang ke arah Adinda, Adinda langsung mengelak dan batu itu mengenai jendela.

"Astaga siapa itu?!"Seru Adinda.

Marsel dan Lina yang mendengar kaca pecah langsung menghampiri Adinda.

"Apa yang terjadi?"Tanya Lina.

"Ada sebuah batu mengarah ke gue tadi."Ucap Adinda dengan tatapan kosong dan melihat ke arah jendela yang pecah.

"Apa?! lu gak apa-apa kan?" Tanya Lina sedikit panik.

"Iya gue gak kenapa-kenapa, karena tadi gue sempat ngelak."Ucap Adinda.

" Itu batu yang di lempar kan?"Tanya Marsel yang melihat sebuah batu yang di gulung dengan kertas.

"Seperti nya iya." Jawab Adinda.

"Coba ambil." Ucap Lina pada Adinda.

"Enak aja lu nyuruh-nyuruh." Ucap Adinda.

"Jadi? masak gue yang harus ngambilnya?!"Ucap Lina

" Masak harus gue juga, lu mah gak bisa liat keadaan gue yang lagi syok gini kah?!"Ucap Adinda tak mau kalah.

Tiada hari tanpa perdebatan untuk dua sahabat ini.

"Udah biar saya saja yang ambil."Ucap Marsel.

" Nggak usah Pak eh Sel, biar gue eh saya saja yang ambil."Ucap Adinda bersalahan.

"Udah gak pa-pa biar saya saja." Ucap Marsel.

"Ya sudah deh."Jawab Adinda.

Marsel mengambil batu yang di gulung dengan kertas itu, dia mengambil nya secara perlahan dan hati-hati karena di sana banyak pecahan kaca.

" Lu tau gak?"Bisik Lina pada Adinda.

"Apa?"Tanya Adinda yang ikutan berbisik.

" Pas lu bicara tadi, kek orang gilak tau gak."Ucap Lina, tiba-tiba tawa nya pecah.

"Resek lu, namanya juga gue belum terbiasa manggil dia Marsel."Ucap Adinda.

"Hahaha, aneh banget sumpah." Ucap Lina.

keadaan yang tadinya sangat menegangkan, sekarang menjadi sedikit mencair.

"Diam lu!"Ucap Adinda sedikit membentak.

Marsel yang mendengar itu menjadi terkejut.

"Ada apa?" Tanya Marsel.

"Tidak ada apa-apa kok, hehehe." Ucap Adinda sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Oh, ini kertasnya."Ucap Marsel sembari memberikan batu yang di gulung kertas tersebut kepada Adinda.

"Kertas?"Bingung Adinda.

Adinda mengambil kertas tersebut dan membukanya, dan Adinda diam membeku.

"Ada apa din?"Tanya Lina.

Tiba-tiba Adinda jatuh ke bawah, kakinya lemas dia tidak sanggup menopang tubuh nya lagi. Lina dan Marsel yang melihat itu menjadi panik.

" Lu kenapa din?!"Tanya Lina lagi.

"Adinda!" Panggil Marsel sambil mengguncang-guncang badan Adinda.

Tanpa sepatah kata, Adinda memberi kan surat yang dibacanya tadi kepada Lina dan Marsel. Lina membacakan surat itu dengan suara yang sedikit kuat agar Marsel dapat mendengar juga. Setelah selesai membaca surat tersebut Lina dan Marsel ikutan terdiam bersama Adinda.

See you gaes

Jangan lupa like, comen and vote😘

"Setiap masalah ada jalan keluarnya. Kamu mungkin tak melihatnya, namun Tuhan tahu jalan keluarnya. Yakin dan percayalah padaNya."

~@rhniave

"Seberat apapun beban masalah yang kamu hadapi saat ini, percayalah bahwa semua itu tidak pernah melebihi batas kemampuan kamu".

Tambahan nya😘😅semoga suka🍂

Terpopuler

Comments

Adam Effendi

Adam Effendi

lanjuuuut.. jangan lupa mampir juga ya kak

2020-07-27

1

Heera Ya

Heera Ya

semangat terus kak

2020-07-06

2

Mediocris Fabula

Mediocris Fabula

semangat nulisnya

2020-07-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!