" Devian.." Ucap Elena yang terkejut karena Devian tiba-tiba saja berada di Di hadapannya saat dia tengah duduk di atas balkon rumah.
" Ele, Apa yang kau lakukan disini?"
" Tidak ada, Aku hanya ingin menikmati malam ini dengan memandangi bintang-bintang."
" Huft.." Devian terlihat menghela nafas.
" Yang seharusnya berkata seperti itu adalah aku."
" Apa maksud mu?"
" Apa kau tahu, Charlie dan juga Christin telah mengetahui saat Kau bersama dengan manusia itu."
" Benarkah?"
" Ya, dan bersiaplah menjawab pertanyaan yang mungkin akan mereka tanyakan padamu." Ucap Elena
Lalu Devian dapat mendengar pikiran dari Charlie yang berjalan mendekat ke arahnya.
" Devian.."
" Charlie.."
" Bisa kita bicara sebentar."
Devian yang sudah dapat membaca pikiran dari Charlie, dengan santai berjalan mengikuti Charlie.
Mereka kemudian tiba diruang yang biasa mereka gunakan untuk membahas banyak hal.
" Aku rasa, kau pasti sudah tahu kenapa aku meminta mu untuk berbicara." Ucap Charlie. Charlie sendiri sudah mengetahui jika Devian pasti telah membaca isi dari pikirannya.
" Yup." Ucap Devian santai.
" Kalau begitu segera katakan, kenapa kau berteman dengan manusia?"
" Aku tidak tahu, aku hanya merasa telah menemukan sesuatu yang telah lama hilang dariku."
" Tapi kamu harus tahu bahwa mereka adalah manusia, mereka bisa jadi ancaman untuk kita." Ucap Cristin.
" Tapi, aku tidak pernah mendengar pikiran jahat dari semua manusia yang ada disana. Hanya Alia yang tak bisa ku baca." Ucap Devian.
" Jangan jangan, dia adalah salah satu dari pemburu vampir." Ucap Elena.
" Tidak, aku tidak melihat nya sebagai pemburu." Sergah Alice.
" Apa maksud mu?" Ucap Elena.
" Malam itu, saat kita akan kembali ke rumah aku mendapatkan gambaran tentang masa depan Devian dan juga manusia itu. Aku melihat ada keindahan di sana, namun juga ada pengorbanan.,"
" Charlie aku mohon biarkan aku mendekatinya. Aku berjanji aku tidak akan membongkar identitas kepadanya." Pinta Devian.
" Baiklah."
" Terima kasih."
Charlie menepuk-nepuk bahu Devian sebelum akhirnya dia bersama dengan istrinya masuk dalam rumah.
Satu persatu, yang lain juga pergi meninggalkan Devian.
Malam itu, Devian memilih kembali ke tenda Alia, Devian berada di sana sepanjang malam, tepatnya di atas pohon. Karena ada sesuatu yang membuat Devian tidak dapat mendekati Alia.
----------------
Hari berganti hari. Kaki Alia juga sudah tidak lagi terasa sakit. Jadi Alia kembali mengikuti kegiatan yang dilakukan saat siang hari. Dan saat malam hari Alia akan pergi bersama Devian tanpa ada siapapun yang mengetahui.
" Devian.."
" Ya..."
" Kali ini kau akan membawa ku kemana? dan Apa kau tidak lelah setiap malam ketika kita akan pergi kau selalu menggendongku dan akan terus begitu sampai kita kembali ke tenda ku."
" Emm, tidak."
Devian lalu menurunkan Alia saat mereka telah tiba di danau yang berada di tengah hutan. Danau yang indah, ditambah lagi sinar rembulan yang membuat cahayanya memantul dari air di dalam danau. Alia terpesona dengan keindahan danau yang ada di tengah hutan.
" Apa kau menyukainya?"
" Ya.."
Devian mendekat ke arah Alia, mengirup aroma yang begitu besar sehingga membuat Devian merasakan kenikmatan luar biasa.
" Alia, kau sebagai penawar racun bagiku Aku tidak bisa jauh jauh darimu." Lirih Devian.
" Apa maksud mu?" Ucap Alia.
" Aku.., aku tidak bisa jauh darimu.." Ucap Devian.
Alia tersenyum.
" Devian, besok adalah hari terakhirku berada di hutan ini."
" Apa?"
" Ya, setelah itu aku akan kembali ke Washington."
" Tidak, kau tidak boleh pergi kau tidak boleh jauh dariku."
" Ayolah Devian. Ada apa dengan dirimu?, kau selalu menolak setiap kali aku memintamu datang di siang hari dengan berbagai alasan. Aku hanya ingin mengenalkan mu kepada kedua temanku."
" Aku tidak bisa."
" Kenapa?"
" Karena...." Devian menggantung ucapannya karena tiba-tiba dia teringat pesan dari Charlie untuk tidak memberitahukan identitas yang sebenarnya.
" Karena apa?"
" Alia, Aku tahu ini kedengarannya gila tapi aku rasa aku mencintaimu."
Alia hanya terdiam.
" Aku begitu terobsesi kepadamu, sungguh siang hari ku merasa tidak tenang. Aku selalu berharap bahwa matahari pagi tidak akan pernah bersinar sehingga aku bisa terus bersama denganmu."
Alia masih terdiam.
" Kita harus pergi. Ada seseorang disini." Ucap Devian sah dia tidak sengaja mendengar pikiran jahat dari Vampir lain.
" Dimana?, aku tidak melihat siapapun."
" Ayo, seseorang itu mencium aroma tubuhmu.,"
" Apa aroma ku begitu tidak enak?" Ucap Alia sambil menciumi kedua tangannya.
" Ayo, kita harus segera pergi."
" Tapi..."
Brug !!
Devian lagi lagi memukul tengkuk Alia. Saat Devian bersiap untuk pergi, Vampir itu sudah berada tepat di depan Devian.
" Hai bug, kau membawa santapan yang luar biasa. Aku dapat mencium dan merasakan bahwa di adalah manusia terlezat. Jadi bisakah kita berbagi."
" Aku bukan monster, aku pemangsa hewan bukanlah manusia. Dan Maaf karena aku harus segera pergi."
Wushh...
Brug !!!
" Alia.."
Devian berteriak karena saat dirinya hendak pergi menjauh vampir itu dengan cepat menarik kaki Devian sehingga Devian terjatuh dan membuat Alia terpental.
" Ah, ALIA... Nama yang indah." Ucap Vampir itu sambil berjalan cepat dan mendekati Alia.
" Jangan sentuh dia."
Brug !!!
Devian dengan gerakan kilat langsung menepis tangan dari Vampir itu dan memukul wajahnya.
" Hmmm, kau lumayan juga tapi Kau bukanlah tandingan ku."
Brug !!!
Brug !!!
Devian terlibat pertempuran yang sengit dengan vampir monster. Devian terus berusaha melindungi Alia yang masih pingsan.
Samar samar Alia dapat mendengar suara orang bertarung, perlahan dia membuka mata dan melihat bahwa Devian sedang bertarung dengan manusia bertaring.
" Devian??" Alia mencoba memanggil Devian namun suaranya sangat lemah sehingga Devian tidak dapat mendengarnya.
" Aku akan kembali, urusan kita belum selesai. Jangan menganggap dirimu yang menang. Aku akan memastikan bahwa manusia itu akan menjadi milikku." Ucap Vampir itu dan langsung terbang menghilang diantara kegelapan hutan.
Devian memeriksa nafas Alia, sebelum akhirnya dia mengangkat kembali tubuh Alia dan dan berjalan cepat sambil sesekali Dia terbang ke atas pohon untuk mempercepat langkahnya.
Wush ... Wush... wush...
Hembusan angin yang berhembus kencang dan menerpa wajah Alia, membuat Alia percaya bahwa dirinya benar-benar terbang di antara pepohonan. Namun, dia tidak berani membuka mata karena takut Devian akan tahu jika ternyata Alia sudah tak sadar dari pingsannya. Itu akan menggagalkan rencana Alia untuk mencari tahu siapa Devian sebenarnya.
Sesampainya ditenda, Devian meletakkan Alya dengan hati-hati di atas tempat tidurnya.
Alia merasa heran bagaimana Devian bisa melewati para penjaga yang berjaga di sekitar tenda.
Lalu, saat Devian benar-benar keluar dari tenda, Alia membuka mata dan segera mencari keberadaan Devian.
Wush...Wush..
Alia melihat Devian berjalan cepat dan terbang dengan melewati pohon.
" Devian, siapa kamu sebenarnya?" lirih Alia.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...Jangan lupa...
...like...
...komen...
...vote...
...hadiah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments