Hari berganti, pagi hari ini, Diandra sudah di sibukkan dengan suara Bude nya yang membangunkannya.
" Ayo toh, nduk. Kamu itu harus siap-siap, belum make up, belum ini itu..haduuhh kok malah santai loh. Ini juga Tika sudah tau adiknya pagi ini mau wisuda, kok malah ngajakin nonton Drakor loh. Kesiangan kan."
Raka dan Tika yang melihat kerepotan Mamanya hanya bisa menggelengkan kepala. Begitu juga sang Suami.
" Mama tenang aja. Ini masih jam berapa, masih banyak waktu, Ma."
Ucap Tika. Namun malah membuat sang mama semakin sewot.
" Tenang...tenang. Kamu tu ya, kamu aja mandinya lama, setaun ada. Gak sat set, kok malah bilangin mamanya tenang. Sudah sana cepat mandi. Sebentar lagi, orang make up mau datang."
Bu Maya dan Pak Bayu yang melihat kerepotan Bu Ayu yang notabene adalah budenya Diandra hanya bisa saling pandang.
" Si Dian pasti di manjain banget sama Mbak Ayu. Lihat sekarang penampilannya, udah kaya anak orang kaya aja."
Ucap Bu Maya berbisik pada Pak Bayu. Sedangkan pak Bayu menatap tak suka dengan ucapan Bu Maya.
Setelah semuanya rapi, kini mereka berangkat menuju gedung dimana acara akan berlangsung. Selama acara berlangsung, senyum manis terus tersemat di wajah cantik Diandra.
Kini mereka semua tengah melakukan sesi Poto bersama, Raka menyewa seorang fotografer untuk mengabadikan setiap momen wisuda Diandra.
Bahkan Tika menghadiahi Diandra dengan sebuah buket bunga, begitu juga dengan Raka, menghadiahi Diandra dengan buket uang. Semua kejadian itu membuat hati Pak Bayu berdenyut nyeri. Dirinya merasa gagal menjadi seorang Ayah. Dirinya tak mampu menjaga perasaan salah seorang putrinya.
" Ayah, Ayah kok bengong. Ayo kita foto, Ibu juga.."
Diandra menggandeng kedua tangan orang tuanya. Diandra berfoto dengan posisi berada di tengah kedua orang tuanya. Setelah merasa puas dengan hasil fotonya, Diandra pun di minta untuk foto sendiri di beberapa pose.
Namun, konsentrasi Diandra buyar, saat mendengar dering ponselnya. Ternyata Alisha yang menghubungi. Setelah berbicara panjang lebar, dan mengucapkan selamat, Alisha pun mengakhiri pembicaraan nya.
Kini mereka semua sudah kembali ke rumah. Begitu juga kedua orang tua Diandra. Mereka masih ikut menuju rumah dimana Diandra, Raka dan Tika tinggal.
" Ayah sama Ibu beberapa hari kan disini. Kita jalan-jalan dulu. Iya, Bu?"
" Gak bisa, Dian. Ayah sama Ibu harus pulang malam ini juga. Kasian Yana, kasian Yana kalau harus menyiapkan semua sendiri."
Air muka Diandra berubah. Ada rasa sedih dan kecewa di dalamnya.
" Tapi kan, Ibu dan Ayah jarang main kesini. Ayolah Bu, sekali ini aja. Dian pingin habiskan liburan bareng kalian. Mau ya, Bu..."
" Ya, sudah...besok kita- "
Belum selesai Pak Bayu berbicara, Bu Maya sudah memotong ucapan nya.
" Gak bisa dong, Mas. Mana mungkin Yana kita tinggalkan sendirian mengurus pernikahannya. Kasian Yana, Mas."
Mendengar ucapan Bu Maya, semua orang kini memusatkan pandangan nya pada Bu Maya. Begitu juga dengan Diandra.
" Yana mau nikah, Bu? Kenapa? Sama siapa?"
Pertanyaan beruntun dari Diandra hanya di jawab dengan gumaman oleh Bu Maya.
" Kok kamu gak bilang ke kita, May. Sudah sejauh mana semuanya."
Ucap Bude Ayu, dan langsung duduk di sofa dekat mereka.
" Ssuuddaah, hampir selesai, Mbak. Tadinya kita mau ngabarin kalau acaranya sudah dekat. Hanya .."
" Ya, gak apa-apa, kalau memang jodoh nya Yana datang lebih dulu."
Diandra yang mendengar berita saudaranya akan menikah pun merasa bahagia.
" Kapan rencananya, Bu? Oiya, nanti waktu Yana lamaran, Dian pulang ah, mau lihat calon suaminya Yana."
" Lamarannya sudah terjadi, Nak. Sudah beberapa Minggu yang lalu."
Diandra terdiam. Begitu juga semua orang yang ada disana. Bahkan Raka sampai menghentikan kunyahannya. Ucapan Pak Bayu membuat Diandra semakin bersedih. Begitu tak di anggapkah dirinya, hingga lamaran saudara kembarnya lamaran pun Diandra tak di beri tahu.
" Maafkan Ayah, Nak. Acaranya mendadak. Ayah gak sempat mengabari kamu. Dan semua orang yang ada di sini."
" Bahkan melalui telepon pun ayah gak sempat?"
Ucap Diandra lirih, dan air mata mulai menggenang di matanya. Bu Maya yang melihat reaksi Diandra hanya bisa menunduk.
" Ya sudah, Mas. Kita pamit saja. Takut ketinggalan bus malam ini."
Ucap Bu Maya memecah keheningan di ruangan itu. Setelah itu, Bu Maya pun kembali ke kamar tempat dirinya bermalam. Dan mengambil koper milik mereka.
" Ibu sama Ayah pulang, Dian. Kamu jangan berpikir yang tidak-tidak. Semua memang sangat mendadak. Kami pulang, Mas Bagus, Mbak Ayu, Raka dan Tika."
Setelah berpamitan, Bu Maya dan Pak Bayu pun pergi meninggalkan rumah itu. Menggunakan taksi, Pak Bayu dan Bu Maya pergi menuju terminal malam itu juga.
Setelah kedua orang tuanya pergi, Diandra langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Ferry. Diandra yakin, Ferry pasti tau, tentang masalah ini. Karena selain jarak rumah mereka yang tak terlalu jauh, Ferry dan Dayana pun berada di satu kampus yang sama.
Setelah melakukan beberapa kali panggilan, akhirnya Ferry pun menjawab panggilan dari Diandra.
Diandra menceritakan semuanya. Bahkan tentang kepulangan kedua orang tuanya yang begitu cepat.
" Apa kamu tau sesuatu, Fer? Apa kamu mendengar sesuatu terjadi pada Yana?"
Ferry yang berada di ujung sana, hanya diam dan menghela nafasnya.
" Fer, jawab aku dong. Kalian kenapa sih, kok pada rahasia-rahasia an gini ke aku. Kamu juga, gak biasanya loh kamu begini."
" Nanti kamu juga akan tau, Di. Aku gak bisa ngomong apa-apa. Oiya, selamat ya. Semoga setelah ini kamu bisa langsung dapat kerja di rumah sakit impian kamu. "
" Iya, makasih. Kamu kapan wisudanya?"
Ferry menahan sesak di dadanya. Ingin bicara sejujur-jujur nya pada Diandra, namun pikirannya melarang.
" Nanti aku kabarin."
Setelah banyak berbincang pad Ferry, akhirnya Diandra menyelesaikan panggilannya. Tanpa Diandra sadari, sudah ada Tika di sana.
" Kak Tika, ngagetin aja."
" Kamu yang gak ngeliat kedatangan aku. Lagian ngobrolin apa sih, kok sampe segitu seriusnya"
" Ngobrolin banyak, Kak. Ya salah satunya kenapa lamaran Dayana aku gak di kabari. Aku kan saudara kembarnya, Kak."
Melihat wajah Diandra yang sedih, membuat Tika menghiburnya.
" Ya udah, ntar waktu nikahnya kita tanya, kenapa waktu lamaran dia gak ngabarin kita."
Diandra mengangguk. Setelah itu, dirinya pun kembali mendapat panggilan telepon dari Alisha. Mereka berbincang banyak, namun Alisha sama sekali tak menyinggung soal pernikahan Ferry dan Dayana. Karena Alisha sendiri pun tak menginginkan pernikahan mereka terjadi.
" Lo kapan pulang, Di?"
" Hm...kayaknya sebelum pernikahan Dayana.."
" Kkaammuu uuddaahh tau, kkalau Dayana mau nikah..."
Ucap Alisha terbata, membuat Diandra mengerutkan keningnya.
" Udah...kenapa sih, Al? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Rabiatul Addawiyah
Harusnya Alisha sbg sahabat Diandra ceritain yg sejujur2nya spy Diandra ga salah faham ttg Fery. klo Fery pasti ga mau jujur krn dia ga mau lihat Dian sedih.
lanjut thor
2022-12-16
2
Adfazha
Diandra "Dian & Andra" 😁klo emang gk berjodoh sm Ferry 😁 Raka Tika & bude pakde jg shbt2nya pasti bkln slalu jd support sistem tuk Dian biar bs MoveOn
2022-12-16
3
Adfazha
Ayo AL ksh tau Diandra, sepait apapun kebenarannya itu lbh baik drpd manisnya kebohongan... biar Diandra bs siapin mental dihari prnkhn Sdra kmbr laknatnya
2022-12-16
2