Tak terasa waktu cepat bergulir, kini Diandra dan Dayana sudah menyelesaikan pendidikannya di jenjang SMA.
" Di, gimana kamu jadi kuliah di luar kota?"
Tanya Alisha saat mereka tengah menikmati makan malam di warung bebek pinggir jalan. Kali ini hanya mereka berdua. Karena Satya dan Ferry tengah asik menonton bola di cafe yang mereka janjikan.
" Aku gak tu, Al. Tabunganku kayaknya gak mencukupi. Aku gak mau bebani Ayah."
Alisha pun mengangguk. Untuk tempat tinggal Diandra bisa menumpang di rumah Raka. Karena Raka yang kuliah sambil bekerja. Jadi Raja sudah mempunyai rumah, dan tentu saja sebagian uangnya dari orang tuanya.
" Ya di coba aja lah, Di. Mana tau rezeki kamu kan."
" Iya juga ya, Al."
Setelah berbicara dengan Alisha. Dan menyelesaikan makan malam mereka berdua pun pulang berboncengan dengan menggunakan sepeda motor. Alisha yang membonceng Diandra.
Setibanya di rumah, Ayah, Ibu serta Dayana tengah berbicara di ruang keluarga.
" Mas, gak bisa gitu dong. Bagaimana pun, Dayana harus tetap kuliah di kampus terbaik. Mas lihat kan, hasil ujian Dayana lebih baik dari Diandra. Kalau memang Diandra harus kuliah di luar kota, Diandra harus bisa mandiri. Ya, cari uang buat tambahan sendiri lah. Udah deh Mas. Aku pusing kalau setiap saat berdebat soal ini."
Diandra yang mendengar ucapan Ibunya langsung melangkah menuju kamar. Disana, Dayana tengah membuka kembali buku-buku yang dimilikinya.
" Di, kamu jadi kuliah di luar kota?"
Diandra melihat ke arah Dayana. Lalu menghela nafasnya.
" Gak tau, Yan. Aku gak mau bebani Ayah. Aku juga gak mau denger Ayah dan Ibu setiap hari debat soal keuangan ku nanti disana."
Dayana bangkit dari duduknya dan duduk di sebelah Diandra.
" Kalau kita kuliah di kampus yang biasa aja, gimana?"
" Ibu gak bakalan setuju, Yan. Udahlah, aku udah biasa. Kamu gak perlu memikirkan aku. Aku akan cari jalan keluarnya sendiri nanti."
Diandra akhirnya merebahkan diri. Rasanya setiap pulang ke rumah dan mendengar perdebatan Ayah dan Ibunya membuat Diandra sesak.
Pagi hari, seperti biasa, Diandra bangun lebih awal. Mengerjakan semua pekerjaan rumah. Namun hari ini, ibunya tidak ikut ke pasar, hanya Ayahnya saja. Ibu beralasan, jika sedang tidak enak badan. Belum selesai Diandra mengerjakan pekerjaan rumah, sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah mereka. Diandra segera meletakkan sapu lidi yang di pakainya untuk menyapu halaman.
Dari mobil itu, tampak wanita yang sudah tidak muda lagi turun. Dan mata Diandra terbelalak melihat siapa yang datang.
" Assalamualaikum, Dian."
" Waalaikumsalam, Bude ayu."
Jawab Diandra antusias. Wanita itu bernama Ayu. Kakak ipar dari Ayahnya. Ya,bude ayu adalah ibu dari Raka. Ayah Raka dan Ayah Diandra bersaudara kandung.
" Apa kabar, Sayang? Kamu harus selesai nyuci dan sekarang nyapu?"
Diandra menunduk, sejak dulu bude ayu lah orang yang paling tak menyukai jika Ibu mereka memperlakukan mereka berbeda. Bude Ayu menghela nafasnya. Lalu membelai bahu Diandra. Bude ayu ternyata tak datang sendirian, setelah menumpang parkir di. halaman rumah tetangga yang luas, Kak Tika anak tertua bude Ayu pun menghampiri.
" Diandra...."
" Kak Tika..."
Tika dan Diandra saling berpelukan. Mendengar suara berisik di depan rumah, Dayana da. Bu Maya pun melihat ke depan. Bu Maya terkejut melihat kakak iparnya itu datang.
" Bude.."
Sapa Dayana dan melangkah menuju Bude Ayu. Dayana menyalami bude Ayu, dan juga Tika anaknya.
" Ayo masuk Bude."
Dayana pun mempersilahkan Bude nya itu untuk masuk. Setelah bude dan sepupu serta saudara kembarnya itu masuk, Diandra kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Assalamualaikum, Mbak. Apa kabar?"
Bu Maya bertanya pada Bude Ayu yang sudah duduk di ruang tamu mereka.
"Alhamdulillah, May. Aku baik. Kamu dan Bayu apa kabar?"
" Alhamdulillah, kami semua sehat, Mbak."
Mata Bude Ayu memindai mereka berdua. Tika anak perempuan bude ayu pun menyentuh lengan Bude ayu, lalu menggeleng.
" Kalau kalian sehat semua, kenapa cuma Diandra saja yang melakukan pekerjaan rumah? Yana, apa kamu gak bisa bantu Diandra sedikit? Kasihan kan adik mu itu?"
Yana menundukkan wajahnya. Setiap kali bude nya datang, selalu saja dirinya mendapat pertanyaan yang sama.
" Mbak, Yana kan kesehatannya tidak sebaik Diandra, jadi dia-"
" Kamu terlalu memanjakannya. Bukannya dokter pernah bilang, kalau Dayana sudah baik-baik saja."
Bu Maya langsung terdiam. Diandra yang sudah selesai dengan pekerjaan nya pun masuk melalui pintu belakang, setelah membersihkan tangan, Diandra pun segera membuatkan teh untuk mereka.
Sedangkan Dayana, pun undur diri karena ingin melihat kampus yang akan menjadi tempatnya melanjutkan pendidikan.
" May, aku pernah bilang sama kamu. Jika kamu memang tidak menginginkan Diandra, kamu berikan dia sama aku. Aku masih sanggup mengurusnya. Kamu tahu, dia seperti pembantu di rumahnya sendiri. Bahkan kamu selalu saja membedakan mereka. Kamu itu Ibunya, May. Kenapa kamu selalu berat sebelah?"
Setelah kepergian Dayana, Bude Ayu bertanya pada Bu Maya.
" Mbak, aku hanya takut, penyakit Yana kambuh. Mbak kan tau dia gak boleh kecapean."
Bude ayu mencebik.
" Kamu berlebihan. Bilang saja, kalau kamu takut kalau tangan anak kesayangan kamu itu kasar. Udahlah, kamu terlalu memanjakan dia, Maya. Sampai kamu abai sama anak kamu yang lain. Lihatlah, Diandra lebih kurus dari yang terakhir aku lihat. Kulitnya juga semakin gelap. Beda banget sama Dayana."
Sejak dulu, Bude Ayu memang sangat menyayangi Diandra. Beliau adalah orang pertama yang sangat marah, saat mengetahui, Diandra mencuci pakaian mereka semua sejak SMP. Bude ayu juga pernah membawa Diandra untuk tinggal di rumahnya, namun hanya bertahan satu Minggu. Karena Pak Bayu menjemputnya.
Tanpa mereka sadari, Diandra mendengar kan pembicaraan mereka. Air mata Diandra luruh, saat mengetahui, Bude nya lebih menyayangi dirinya ketimbang Ibu kandungnya.
" Ma, udah dong, nanti kalau Diandra dengar kan gak enak."
Bude ayu menghela nafasnya.
" Mama cuma kasihan sama adik kamu itu Tika. Kalau Bulek kamu ini keberatan untuk mengurus Diandra, mama mau kok ngurus adik kamu itu. Dia itu keponakan mama, ya anak mama juga."
Setelah berkata seperti itu, Diandra pun keluar dari dapur membawa nampan berisi Teh dan juga cemilan.
" Dian, kamu mau kuliah dimana?"
" Dian mau kuliah di kampus nya Bang Raka, Bude. Tapi-"
" Bagus itu. Nanti kamu bisa tinggal bareng Raka dan Tika disana. Kakak dan abangmu itu juga masih kuliah disana. "
Bu Maya membulatkan matanya saat melihat ke arah Diandra. Membuat Diandra menundukkan wajahnya.
" Kamu gak perlu takut, nanti biaya sehari-hari bisa Bude dan Pakde bantu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
muthia
Hiatus k
2022-09-21
2
Rismawati Makmur
up
2022-08-12
2
Rismawati Makmur
up
up
2022-08-09
1