" Mereka minta pertanggung jawaban dari Abang. Dayana saat ini masuk rumah sakit, karena perbuatan Abang..."
Ferry terdiam.
" Meminta pertanggung jawaban? Maksudnya apa Bun?"
" Sebaiknya Abang temui Bu Maya dan Pak Bayu sekarang."
Bunda Mira pun melangkah keluar kamar bersama dengan Ferry. Di ruang tamu sudah ada Pak Bayu dan Bu Maya. Bu Maya tampak meremas tangan sementara Pak Bayu tampak lebih tenang.
Melihat kedatangan Ferry, Bu Maya langsung bangkit dari duduknya dan mendatangi Ferry.
Plak..
Sebuah tamparan mendarat di pipi Ferry. Ferry memegangi pipi nya yang terasa panas. Sedangkan Pak Bayu langsung menahan tangan Bu Maya. Bunda Mira pun memegang Ferry.
" Kamu harus bertanggung jawab. Apa yang kamu lakukan padanya, Hah?? Tega-teganya kamu menyakiti putriku."
Ucap Bu Maya sambil terus meronta di pegangan Pak Bayu.
" Bu, tenang dulu. Kita bicarakan ini baik-baik."
" Baik-baik Ayah bilang. Di sudah menyakiti Dayana. Dia harus bertanggung jawab. Apa yang kamu lakukan pada putriku? Sampai dia hampir kehilangan nyawanya? Appaaaa?????"
Ferry membeku. Dirinya sungguh-sungguh tidak mengerti. Namun melihat Bu Maya yang tersulit emosi, Ferry hanya diam.
" Tante, ini salah paham. Saya tidak melakukan apapun pada putri kesayangan Tante. Justru sebaliknya Tante harus tanya pada putri Tante, apa yang di lakukan nya selama ini."
Ucap Ferry membela diri.
" Putriku anak baik-baik. Pasti kamu yang sudah melakukan kejahatan padanya. Sampai dia ingin mengakhiri hidup nya. Dan hanya menyebut nama mu. Iya kan??"
" Tante,.itu tidak benar. Saya tidak melakukan apapun pada putri Tante. Kita bisa tanya putri Tante saat ini. Dimana dia sekarang?"
Ferry lagi-lagi membela dirinya. Dan itu semakin membuat kemarahan di diri Bu Maya tersulut.
" Dayana ada di rumah sakit, Fer. Pagi tadi, Dayana pulang langsung masuk kamar. Dan tak lama, Dayana berteriak memanggil nama kamu. Saat di lihat oleh Ibu nya..."
Bunda Mira tampak menyeka air matanya. Sementara Ferry hanya menggeram. Setelah menunggu sesaat, Ferry dan Ibunya serta kedua orang tua Dayana pergi ke rumah sakit.
Di sebuah kamar, tampak Dayana tergolek lemah, dengan luka di pergelangan tangannya. Mereka yang melihat hanya menatap iba. Namun tidak dengan Ferry. Ferry merasa sangat geram.
" Lihat, saat ini putriku sedang terbaring lemah di sana. Apa yang kamu lakukan? Jawab Ferry...jawab saya..."
Lagi-lagi Bu Maya lepas kendali. Mendengar suara keributan, Dayana pun mengerjabkan matanya. Wajahnya sangat pucat.
" Ibu..."
Bu Maya yang mendengar suara lirih Dayana segera menghampiri. Dayana masih terbaring lemah di ranjangnya. Dengan selang infus yang masih melekat di tangannya. Dan sebelah tangannya yang masih berbalut perban akibat ulahnya dini hari tadi.
" Ya, Sayang. Ibu disini. Yana mau apa?"
" Bu,...Ferry..."
Mendengar nama Ferry, Bu Maya pun langsung melirik ke arah Ferry.
" Ada apa, Nak?"
" Yana ingin ketemu Ferry. Yana mau bicara sama dia."
Ucap Yana lirih dan sangat pelan. Melihat kondisi Dayana yang masih sangat lemah, Pak Bayu pun meminta Dayana untuk berisitirahat.
" Iya, nanti kamu bisa bicara dengan Ferry. Untuk sekarang, kamu istirahat ya."
Pak Bayu meminta Dayana untuk beristirahat. Setelah memastikan Dayana tertidur, Pak Bayu pun keluar ruangan, dan menemui Ferry serta ibunya.
" Nak, Om percaya, kamu tidak mungkin melakukan hal yang tidak baik. Tapi untuk saat ini, tolong, bicaralah jujur pada Om, ada apa antara kamu dan Dayana."
" Om...sebenarnya, malam tadi, Saya dan Dayana..."
Namun belum selesai Ferry bercerita, Bu Maya datang dan mengatakan jika Dayana ingin segera bicara. Akhirnya, Ferry pun masuk ke dalam ruang perawatan Dayana.
Ferry duduk di samping Dayana. Dayana yang melihat Ferry duduk di dekatnya tersenyum.
" Jangan aneh-aneh, Yan. Gue benci di libatkan dengan sesuatu yang gak gue tau."
Ucap Ferry dengan nada yang tidak enak di dengar oleh Dayana.
" Aku seneng kamu mau jenguk aku. Makasih ya, Fer."
" Terpaksa. Lagian ngapain sih Lo, pake acara mau bunuh diri segala. Udah Gilak Lo ya?"
Ucap Ferry masih dengan kesalnya.
" Aku cinta sama kamu, Fer."
" Tapi gue benci liat Lo. Gara-gara ulah Lo, gue di sangka yang enggak-enggak sama orang tua Lo."
Ferry pun meninggal kan Dayana di ruangannya. Sedangkan Dayana tersenyum penuh arti saat Ferry meninggalkan nya.
" Lo akan jadi milik gue, Fer. Gue gak akan ngalah lagi dari Diandra."
Setelah bicara sejenak, Ferry dan ibunya pun pergi dari rumah sakit. Saat di perjalanan, Bunda Mira bertanya pada Ferry tentang apa yang terjadi. Ferry pun menjelaskan tanpa ada yang di tutupi.
" Astaghfirullah...Abang gak bohong kan?"
" Enggak, Bun. Abang gak mungkin bohongin Bunda. Makanya tadi Ferry gak tega mau ngomongin yang sebenarnya ke Om Bayu."
" Terus, katanya Kamu harus tanggung jawab. Itu bagaimana Bang? Bunda khawatir banget."
" Abang juga gak tau, Bun. Tadi Dayana juga gak ngomong apa-apa."
Setibanya di rumah. Ferry pun kembali masuk ke kamarnya. Lalu membersihkan diri, dan ingin segera menghubungi Diandra. Namun ponselnya mati akibat lupa mengisi daya.
Tengah hari, saat ponsel Ferry sudah terisi. Dan Ferry ingin menghubungi Diandra, tiba-tiba ada dua orang polisi mendatangi kediaman Ferry.
" Sebaiknya Saudara ikut bersama kami. Dan memberikan penjelasan di kantor polisi."
Ucap salah seorang polisi tersebut.
" Tapi salah saya apa, Pak?"
" Saudara di tuduh sudah melakukan tindakan pelecehan seksual kepada saudari Dayana. Dan untuk itu saudara ikut kami ke kantor."
" Apaaaa...."
Ucap Ferry dan Bundanya. Tanpa Ferry sadari, jika Bundanya sejak tadi sudah ada di sana. Bunda Mira sangat kaget dengan apa yang di tuduhkan oleh putranya.
" Pak, sepetinya ini salah. Gak mungkin anak saya melakukan perbuatan sebejad itu. Anak saya anak baik-baik, Pak."
Namun tetap saja, sangkahan Ferry dan Ibunya tidak di gubris oleh kedua aparat tersebut. Dengan terpaksa Ferry pun ikut ke kantor polisi guna memberikan keterangan nya.
Pak Bayu dan Bu Maya yang sudah ada di sana, menatap Ferry dengan pandangan yang tidak suka. Sedangkan Bunda Mira meminta kepada Bu Maya agar Dayana segera mencabut laporannya. Bunda Mira memikirkan bagaimana nasib Ferry kedepannya. Masa depannya pasti hancur. Saat ini, mereka semua sudah berada di tingkat akhir kuliahnya. Tinggal menunggu gelar yang akan tersemat di belakang nama mereka masing-masing.
Bu Maya dan Pak Bayu tampak tak menggubris permohonan Bunda Mira. Bahkan Bu Maya langsung meninggalkan kantor polisi saat Ferry masih di periksa. Bunda Mira terus saja menangis di sana. Memikirkan bagaimana nasib anaknya ke depan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Rabiatul Addawiyah
kasian Ferry... jahat bgt Dyana.. yg sabar ya Ferry & Diandra
2022-12-06
2
Adfazha
pasti tuh Yana ksh syarat Ferry nkhin dy biar bs bebas dr tuntutan Yana .. pak Bayu jg gk bs objektif blg percaya ferry gk mgkn lakuin hal yg gk baik tp skrg mlh terpengaruh sm rubah licik
2022-12-06
2
Adfazha
Saksi kunci utama Rey, yg tau kelakuan bejat si Yana... Hadeehh Ferry bnr2 msk jebakan batman Yana yg sakit ODGJ
2022-12-06
2