Bab 11

"Yana, ayo makan. Nih, ibu udah buatin nasi goreng dan telur ceplok. Oiya, ini ada ayam juga. Ibu udah gorengkan untuk kamu. Di makan ya, Sayang."

Diandra melirik sekilas ke arah piring Dayana. Tak lama, Pak bayu pun menyodorkan sepotong ayam ke piring Diandra.

" Kamu juga makan ayamnya."

" Tapi itu kan-"

Pak Bayu menatap Bu Maya secara tajam. Melihat itu, Bu Maya pun hanya bisa diam. Mereka kini tengah menikmati sarapan pagi dengan baik. Sesekali Pak Bayu menanyakan bagaimana kehidupan Diandra selama di sana.

Diandra yang menceritakan kehidupannya di sana membuat Dayana sedikit cemburu. Ternyata Diandra benar-benar sangat dimanjakan disana.

" Kamu jaga diri baik-baik disana ya, Nak. Jangan sampai salah bergaul."

Diandra pun menjawab dengan anggukan dan senyum manis yang mengembang di bibirnya.

" Iya, jangan buat malu keluarga kamu. Ingat ya, Di. Kalau sampai kamu buat malu keluarga ini, ibu gak akan segan-segan mengusir kamu dari rumah ini."

Ucapan Bu Maya sontak membuat mata ketiga menuju ke arah Bu Maya. Bahkan Pak Bayu sudah membulatkan matanya.

" Kamu kok gitu sih ngomongnya. Mestinya sebagai seorang ibu, kamu mendoakan yang baik-baik untuk mereka, Bu."

Ucap Pak Bayu dengan nada yang tegas.

" Kalau ibu sih, percaya Yana gak akan macem-macem, secara sejak dulu, Yana itu gak pernah keluar rumah. Kerjanya cuma belajar. Kalau Dian, ya kamu tau sendiri, Mas. Anak kamu itu, masih SMA aja pulangnya malem, apalagi sekarang, terus tinggalnya jauh pula dari kita."

" Cukup, Ka-"

Pak Bayu sampai berdiri dari tempatnya duduk. mendengar Bu Maya menyudut kan Diandra. Bahkan mata Diandra kini mulai berkaca-kaca. Hatinya terasa pedih, melihat Ibu kandungnya sendiri menyepelekan dirinya.

" Udah, Yah. Dian gak apa-apa. Ibu cuma takut Dian kebablasan. Dian gak marah kok, Yah."

Ucap Diandra memenangkan Ayahnya. Hampir saja, pagi itu rusak karena emosi Pak Bayu yang hampir meledak. Pak Bayu pun akhirnya kembali duduk setelah berulang kali mengucapkan istighfar.

Sedangkan Yana yang melihat kejadian itu, hanya bisa menatap sendu ke Ibunya. Tak lama makan pagi itu pun berakhir. Dan seperti waktu - waktu lalu, setelah selesai makan pagi, maka Diandralah yang akan membersihkan semua peralatan kotor.

Tengah hari saat Diandra tengah duduk di halaman rumahnya, Alisha dan Satya datang. Memang sejak dulu, mereka selalu saja berkumpul bersama. Tak lama, Ferry pun datang bergabung bersama mereka. Mereka bersenda gurau bersama. Dayana yang mendengar suara dari luar pun melihat dari dalam rumah. Lalu kemudian mendekati mereka.

" Hai, ini aku bawain cemilan untuk kalian."

Ucap Yana membuat mata mereka berempat melihat ke arah Yana. Yana datang dengan membawa nampan yang berisikan empat gelas minuman dingin, serta toples yang berisi keripik singkong.

" Wih, tumben nih. Biasanya kamu gak pernah keluar kalau kita ngumpul. Ada angin apa nih?"

Ucap Satya dan berhasil mendapat sikutan dari Alisha yang membulatkan mata dan mengerutkan bibirnya.

" Ah, gak ada apa-apa kok. Aku liat kalian seru banget ngobrolnya, dan aku liat belum ada makanan atau pun minuman, jadi aku-"

" Makasih ya, Yan. Tapi sebenarnya kita udah bawa makanan sendiri kok. Tuh di mobil, cuma Satya lupa aja bawa turun."

Alisha langsung memotong ucapan Yana. Karena Alisha selalu memperhatikan pandangan Yana yang selalu mencuri-curi ke arah Ferry.

" Hm..kalau gitu, aku masuk dulu ya."

" Kamu gak mau gabung sama kita?"

Ferry berkata dan langsung mendapat injakan di kakinya oleh Alisha. Membuat Ferry melihat ke arah Alisha yang sudah membulatkan mata, dan tangan di bawah yang terkepal.

" Hm...Emangnya-"

" Hehehehe...Ferry emang suka basa-basi, Yan. Jangan di anggap serius yah. Lagian kamu pasti sibuk belajar kan? Baiknya kamu lanjutin aja belajarnya ya."

Ucap Alisha yang membuat Yana menghela nafas, lalu mengangguk. Saat Yana sudah berada di dalam rumah, Alisha pun memukul kepala Ferry. Membuat Ferry mengaduh, dan mengusap kepalanya.

" Apaan sih, Al.."

Ucap Ferry sambil mengelus kepalanya.

" Jangan aneh-aneh Lo ya."

Sedangkan Diandra yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka hanya mampu menggelengkan kepalanya.

Mereka kembali bercengkrama, makanan dan minuman yang di bawakan oleh Dayana, masih tersimpan rapi di atas meja. Sedangkan saat ini mereka tengah menikmati cemilan dan minuman ringan yang di bawa Alisha serta Satya tadi.

Dayana yang melihat minuman dan makanan ya g dirinya hidangkan tak tersentuh pun pada akhirnya hanya bisa menghela nafas.

" Kenapa begitu sulit ya, untuk bisa masuk ke pertemanan mereka. Aku juga ingin seperti Diandra, punya sahabat, dan kekasih yang sangat menyayangi dirinya. Hhuuff..."

Menjelang sore, barulah mereka bubar. Diandra membawa kembali makanan dan minuman itu masuk ke dalam rumah.

" Makanan dan minumannya gak di sentuh, Di?"

Diandra menoleh, ke arah suara yang bertanya padanya.

" Enggak, Yan. Tadi Alisha bawa makanan banyak banget, dan bawa minuman macem-macem, jadi gak tersentuh sama sekali. Maaf ya.."

Ucap Diandra sambil menyusun toples di atas meja. Serta meletakkan kembali gelas ke tempatnya.

" Ya udah lah,..Hm, Di.... besok-besok kalau kalian ngumpul lagi, boleh gak aku ikutan?"

Ucap Dayana ragu-ragu. Diandra yang sedang menyusun gelas pun terdiam sesaat.

" Hm...aku gak tau, Yan. Soalnya Alisha itu orangnya gak bisa gampang menerima orang lain."

Dayana terdiam dan menunduk, lalu mengangguk kan kepalanya.

" Ya udah deh. Aku masuk dulu, ya."

" Iya..."

Setelah kepergian saudari kembarnya itu, Diandra pun menghela nafas. Diandra hanya mampu menatap sedih ke saudara kembarnya itu. Di dalam kamar, Yana memperhatikan foto Ferry yang diambilnya secara diam-diam.

" Aku hanya ingin bisa lebih dekat dengan kamu, Fer. Tapi ternyata sulit."

Diandra yang sudah menyelesaikan pekerjaannya di dapur, segera mengambil sapu dan membersihkan rumah dan halaman. Dayana hanya melihat dari dalam kamar.

" Assalamualaikum..."

Diandra melihat ke arah suara, ternyata Ferry yang sudah berdiri di sana.

" Waalaikum salam, Ferry. Ngapain kamu pagi-pagi ke rumah?"

Ferry hanya melebarkan senyum. Melihat wajah kekasih hatinya pagi ini membuatnya semangat.

" Nih, aku anterin ini untuk kamu. Bunda buat pesanan kue, jadi aku minta buatin juga untuk kamu. Nih..."

Ferry menyodorkan sekotak kue basah pada Diandra, di sambut dengan senyuman manis oleh Diandra.

" Makasih ya. Sampaikan salam ku untuk Bunda."

" Jangan salam doang, Kamu juga di minta bunda untuk ke rumah. Katanya Bunda kangen sama kamu."

" Iya...iya, nanti aku ke rumah."

" Ya udah, aku pulang ya. Soalnya Bunda minta tolong aku untuk nganterin pesanan nih."

" Iya, kamu hati-hati yah.."

Di jawab deheman oleh Ferry, dan juga mengusap kepala Diandra dengan sayangnya.

Terpopuler

Comments

Adfazha

Adfazha

Ferry gk peka... mukutmu harimaumu ya Bu, bs jd nanti mlh Yana yg halalin sgla cara tuk dptin Ferry apalgi Dian sm Ferry LDR hmm Diandra emang hrs pya stok sbr yg tak terbatas

2022-11-17

1

v

v

si dayana makin kesini makin nyebelin, ntar pasti ngerebut ferry dari diandra

2022-11-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!