Bab 6

Akhirnya dengan berat hati, Pak Bayu mengizinkan Diandra untuk bekerja paruh waktu. Setiap hari, Diandra selalu pulang jam sepuluh malam. Andra sengaja memberikan keringanan pada Diandra.

" Kamu udah makan? Kita mau makan dulu gak?"

Tanya Ferry sambil menyematkan helm di kepala Diandra. Setiap malam, Ferry lah yang menjemput Diandra.

" Aku udah makan, Fer. Tapi kayaknya makan burger di Deket taman enak juga. Apalagi malam Minggu gini, liatin orang pacaran, hihihi..."

Ferry tertawa sambil menggeleng kepalanya. Diandra selalu ada aja tingkahnya. Segala orang pacaran juga di liatin.

" Ayok lah..."

Mereka pun berboncengan pergi meninggalkan cafe tempat Diandra bekerja. Lima belas menit kemudian, Diandra dan Ferry pun tiba. Dan benar saja, walau sudah malam masih banyak muda mudi yang berduaan disana. Ferry memesan burger langganan mereka.

" Nih..makan dulu."

Ferry menyodorkan burger ke Diandra. Mereka pun saling bercanda. Hingga pada akhirnya, Ferry pun mengungkapkan perasaanya.

" Di, sebenarnya aku mau bicara serius sama kamu."

Diandra diam, mencerna ucapan Ferry. Karena selama ini, Ferry tidak pernah bicara seserius itu.

" Ada apa, Fer?"

" Di, hm...kamu, mau gak jadi pacar aku? Sebenarnya, aku udah lama suka sama kamu. Sayang juga ke kamu."

Diandra membawa wajahnya ke arah samping. Senyum terkulum di bibirnya. Sejak lama, Diandra memang menyimpan rasa untuk Ferry. Namun masih mampu di tahan. Karena tak ingin merusak persahabatan mereka semua.

Tapi malam ini, Ferry mengutarakan perasaannya. Membuat Diandra bahagia. Baginya tak ada yang membahagiakan baginya saat ini.

" Gimana, Di. Kamu mau terima cinta aku?"

" Hm..aku, aku..."

Ferry menghela nafasnya. Lalu mencoba tersenyum ke arah Diandra. Ferry membelai rambut Diandra.

" Gak apa-apa, gak usah di paksa. Kita-"

" Aku mau, Fer..."

Ferry terdiam sejenak, mencoba meyakinkan dirinya jika memang jawaban itu keluar dari bibir Diandra.

" Kamu terima aku?"

" Iya, Fer..."

Ferry menggumam yes, dan membuat Diandra tersenyum.

" Jadi, sekarang kita pacaran?"

Diandra hanya mengangguk. Dan Ferry memberanikan diri menggenggam tangan Diandra. Malam itu, adalah malam yang sangat membahagiakan bagi kedua remaja itu.

Melihat jam di pergelangan tangan nya. Ferry pun segera membawa Diandra pulang. Waktu sudah menunjukkan pukul sepulu lebih tiga puluh menit. Pasti Ayahnya Diandra sudah cemas.

Setibanya di depan rumah Diandra. Pak Bayu, Ayah Diandra sudah berdiri di depan pintu. Dan Ferry pun langsung mendekati dan mencium takzim tangan Ayah Diandra itu.

" Kenapa lama pulangnya, Nak?"

" Iya, Yah. Tadi Dian makan dulu. Soalnya cafe ramai, Dian gak sempat makan."

Ucap Dian. Pak Bayu menatap sendu anak gadisnya itu. Bagaimana pun, Pak Bayu tak ingin anaknya itu terlalu lelah.

" Ya sudah, masuk, bersih-bersih dan istirahat. Sudah malam."

"Kalau begitu, Ferry juga permisi, Om. Assalamualaikum."

" Waalaikumsalam, terima kasih ya, Fer. Setiap malam kamu mau capek, dan kedinginan untuk menjemput Dian."

"Gak apa-apa, Om. Saya malah senang."

Setelah itu, Ferry pun pergi. Diandra pun langsung masuk.ke rumah. Diikuti oleh Pak Bayu dari belakang. Saat Diandra tengah membersihkan diri, Pak Bayu membuatkan segelas susu untuk putri nya itu.

" Dian, sebelum tidur,kamu minum dulu susunya ya, Nak. Kelihatannya kamu itu capek banget."

" Iya, Yah. Makasih ya Yah."

Ucap Diandra lalu memeluk Ayahnya.

" Setelah minum susu, langsung tidur. Ayah juga mau istirahat. Sudah malam."

Ucap Pak Bayu pada Diandra. Diandra pun patuh. Setelan meminum susu buatan Ayahnya, Diandra pun masuk ke kamar. Dayana sudah tertidur pulas di ranjangnya. Sedangkan Diandra masih berchatingan dengan Ferry. Hingga satu jam kemudian, Ferry meminta Diandra untuk berisitirahat.

Minggu pagi, setelah menyelesaikan pekerjaannya, Alisha pun datang berkunjung. Bersama dengan Satya dan Ferry. Mereka datang membawa banyak cemilan. Ferry dan Satya bahkan menggelar tikar untuk mereka duduk di bawah pohon mangga di depan rumah Diandra.

Dayana hanya bisa melihat keakraban mereka dari balik tirai jendela kamar yang memang terhubung langsung dengan halaman. Dayana dapat melihat keakraban Diandra dan Ferry yang berbeda. Sesekali Ferry menggenggam tangan Diandra. Bahkan saat mereka duduk berdekatan, Ferry membelai rambut Diandra dari arah belakang.

Dayana yang menyaksikan itu semua hanya bisa menahan rasa sakit di hatinya. Bagaimana pun usia remaja seperti mereka saat ini memang lagi di tahap saling menyukai lawan jenis. Dayana tak bisa mendengar pembicaraan mereka. Tapi yang jelas keempat orang itu tampak sangat serius. Sesekali Diandra menggoyang tangannya sebagai tanda tidak mau. Namun sepertinya ketiga sahabatnya itu tidak menghiraukan.

Sampai pada akhirnya, Alisha dan Diandra masuk ke dalam rumah. Alisha bahkan menggandeng tangan Diandra. Ternyata mereka semua membantu pekerjaan rumah yang di Bebani ke Diandra.

"Di, ini di sapu dan di pel kan?"

" Iya,Lis."

Setelah semua pekerjaan selesai, akhirnya Diandra pun membersihkan diri. Dan keempat remaja itu sedang berada di dekat motor yang akan membonceng mereka. Bahkan Dayana melihat Ferry memakaikan helm ke Diandra. Dan Satya sudah berjalan lebih dulu berboncengan dengan Alisha.

"Bentar ya, Fer. Aku bilang ke Dayana dulu."

" Iya,Sayang."

Bahkan Dayana mendengar jelas saat Ferry memanggil Sayang pada Diandra. Gadis itu patah hati. Cintanya belum bersambut, namun sudah lebih dulu hancur. Dayana menyeka sudut matanya. Dan mengalihkan pandangannya saat tanpa sengaja matanya dan mata Ferry bertemu.

" Yan, aku pergi dulu. Kamu gak apa-apa kan?"

" Gak apa, Di. Kamu pergi aja."

Diandra pun pergi bersama dengan Ferry. Saat mereka sudah pergi, Dayana menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang dan menangis di sana. Dayana sendiri tak tahu kenapa bisa sesakit itu rasanya. Memang sejak awal memasuki sekolah itu, Dayana sudah mulai jatuh hati. Ferry orangnya sangat ramah selain itu Ferry juga yang menyapa nya pertama kali saat di sekolah.

Dayana memandangi foto Ferry yang di simpan di ponselnya. Foto yang diambil secara diam-diam oleh nya. Dayana membelai foto itu.

" Apa kamu tau, Fer. Aku cinta sama kamu. Tapi kamu lebih dekat dengan Diandra. Apa kamu tahu,.hatiku sakit setiap kali melihatmu berdekatan dengan Diandra."

Ucap Dayana sambil memandangi foto Ferry. Kepala Dayana berdenyut. Dengan segera, Dayana mengambil obat yang sudah tersedia di laci meja belajarnya. Dayana meminum obat tersebut, untuk meredakan rasa sakit di kepalanya. Tak lama, Dayana pun tertidur. Dayana terbangun dari tidurnya saat telinganya mendengar sayup-sayup suara di halaman rumahnya. Benar saja , kini mereka berempat pun sudah kembali. Tampak Alisha dan Diandra berbicara dan bergurau. Kedua lelaki yang ada di dekat mereka hanya ikut tertawa. Lagi-lagi Dayana hanya mengintip dari tirai jendela yang ada di kamarnya.

Terpopuler

Comments

Adfazha

Adfazha

Slma ini Dian ngalah & sabar dg ke tdk adilan ibunya jgn smpe Dian hrs ngalah jg tuk cintanya demi sang adik

2022-07-06

1

mbuh

mbuh

jgn sampe alurnya gini thor
si emak tau yana suka ferry trs nyuruh dian buat nglepas ferry
ogahhhhhhhhh

2022-06-25

4

Ella al maghfiro

Ella al maghfiro

ku tunggu selalu up nya kk,,,,jangan lama² kalau bisa😁😁

semangaaat💪🏻💪🏻❤❤❤
next,,,

2022-06-25

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!