14. Diusir

Suasana didalam kamar inap Erliana menjadi ramai,, karena celotehan dari dua orang somplak itu. Tak ayal Dika yang menjadi penengah pun ikut tertawa. Ketiga gadis yang melihat tingkah aneh kedua orang somplak itu pun ikut tertawa. Walau menahan nyeri Erliana ikut tertawa.

"Aduuh," Erliana menggigit bibirnya menahan nyeri.

Kedua sahabat Erliana mendengar sahabatnya kesakitan langsung berhenti tertawa dan menghampirinya.

"Kenapa Er,? Ada yang sakit,?" Ririn mendekati Erliana

"Gak kok cuma nyeri aja,,"

"Yakin gak papa,,?"

"He'emm,," diangguki Erliana

"Dokter tolong dong,," Lani berteriak memanggil Dika

Ketiga orang yang masih asyik bercanda pun melihat ke arah suara. Mereka sedikit terkejut dengan teriakan Lani,, karena takut terjadi sesuatu pada Erliana.

"Ada apa,,?" Dika bergegas mendekati Erliana, Tama dan heru mengekori Dika

"Perut Er nyeri katanya," sambung Lani

"Kamu tadi ikut tertawa ya,?" tanya Dika pada Erliana

"Iya dok,, habisnya mereka itu berisik banget. Dah gitu lucu lagi.."

Tama dan Heru terkejut dan melongo mendengar perkataan Erliana. Pasalnya Tama yang selalu menyuruhnya istirahat dan tidak banyak bergerak malah membuat gaduh,, mengganggu istirahatnya saja.

"Hah,, lucu,,!!" Tama terkejut

Erliana hanya mengangguk malu..

"Dimananya yang lucu,,?" tanya Tama lagi

"Itu tadi sampai mau lempar lemparan vas bunga segala,,"tersenyum kecil menahan sakit.

"Maaf, bikin istirahat kamu terganggu,," Tama menyenggol lengan Heru memberi kode untuk meminta maaf.

"Ah iya,, maaf ya Erli. Jadi ganggu kamu lg istirahat. Ya kita kalau lagi becanda emang begitu,, gak liat tempat,, hehehe." sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Kamu belum terbiasa aja, tapi nanti kalau udah terbiasa pasti gak bakalan kaget.. hehehehe." sambungnya lagi dengan menunjukkan dua jarinya.

"Sementara jangan terkena air dulu ya, tunggu sampai lukanya kering." Sambung Dokter Dika

"Berarti gak boleh mandi dong,?" kata Erliana lemas..

"Iya belum boleh,, dilap aja dulu,, tapi kalau untuk mandi langsung jangan dulu yah.?!"Dokter Dika melarang.

"Nanti akan ada Perawat yang akan membantu mengganti perban."kata Dika lagi

"Perawatnya cewek aja,, jangan cowok,," larang Tama

"Iyaaaa boss, tenang aja, posesif amat."

Tama hanya mengangguk,, lalu mengusir kedua temennya itu..

"Kalian berdua udah selesai kan,,?"

Kedua sahabatnya itu mengerutkan dahi.

"Kenapa emang,?"tanya Heru

"Kalau udah selesai mending kalian pergi deh,, ganggu orang mau istirahat aja."Tama mengatakan dengan nada dibuat sebal.

"Sialan,," kata Heru

"Dasar gak ada akhlak,, semalam pas bawa Erli kesini nangis nangis minta tolong,, sekarang ngusir aku.."

Tama salah tingkah mendengar perkataan Dika.Erliana yang mendengar itu sedikit kaget, begitu juga dengan sahabatnya. Sedangkan kedua sahabat Tama terkekeh melihat dia yang salah tingkah.

"Eh,, gak,, gak,, gak begitu.." Tama menggoyang goyangkan kedua tangannya.

Erliana diam dia malu,, terlihat dari wajahnya yang merona..

"Udah sana kalian pergi aja,, nanti Kalau aku panggil baru deh kalian kemari,," Tama masih salah tingkah, dan mendorong kedua sahabatnya

"Ehh,, tunggu,," sergah Heru

"Apalagi,," jawab Tama

"Bener-bener ini bocah minta di kasih bogem,," Kata Dika

"Itu Ipad, sama berkas masih dimeja dodol.."

"Ya udah buruan ambil,," kata Tama

Heru pun membereskan berkas berkasnya dan mengambil Ipadnya.

Erliana dan kedua Sahabatnya masih melihat perdebatan antara ketiga cowok somplak tersebut. Erliana tak menyangka kalau Tama mengusir kedua sahabatnya itu, Dia bingung kenapa Tama tidak pergi bersama sahabatnya. Erliana berfikir jika Sahabat dia sudah datang maka Tama akan pergi. Tapi ternyata dugaannya salah,,.

"Kakak gak ikut pulang juga,," tanya Erliana pada Tama

"Gak,, kenapa,,?"

"Kakak kalau mau pulang juga gak papa,, disini kan udah ada temen aku.."

Dika dan Heru cekikikan mendengar perkataan Erliana..

"Mampus," kata Heru lirih

Dika pun tersenyum mengejek Tama.

"Emangnya kenapa,? kamu gak mau kalau aku jagain kamu disini,?"Tama menatap Erliana

"Bukan,, bukan gitu kak,,"

"Cuma aku gak enak sama kakak, semalam kan kakak udah jagain aku,,"

"Terus kenapa,?"

"Iya gak papa,, emang kakak gak kerja,,?"

"Maaf,, jangan gara gara aku terus kerjaan kakak berantakan." suara Erliana lirih

"Gak,, gak akan berantakan,, tenang aja." "Lagian aku udah ijin sama temen ku mau jagain kamu disini sampai beberapa hari."

"Oohh,," Erliana hanya diam

Tama pun langsung melihat kearah sahabatnya lagi. Lalu mengibaskan ngibaskan tangannya,, Keduanya mendengus kesal.. Setelah mengusir kedua sahabatnya, dia meminta tolong kepada sahabat Erliana untuk membantu membersihkan badan Erliana..

"Kok masih belum pergi,? udah sana sana,," usir Tama

"Ishh, dasar kadal buntung,, Iya iya kita pergi.."Heru kesal

"Awas jangan macam-macam,," kesal Dika

"Ririn,,Lani,," Tama memanggil Sahabat Erliana

"Iya pak,,"

"Saya minta tolong yahh,, tolong bantu Erli membersihkan badan ya.. Gak mungkin saya yang bantu dia bersihkan badan.."

"Iya pak,," Ririn

"Siap pak,," Lani

"Oh ya itu ada paper bag, itu baju ganti buat Erli." Tama menunjuk ke arah paper bag yang ada dikursi meja makan.

"Saya keluar dulu,"

Mereka memperhatikan kepergian Tama sampai tidak terlihat dibalik pintu. Setelah kepergian Tama,, kedua sahabat melihat Erliana penuh dengan tanda tanya.

"Kenapa,,? jangan bilang kalian mau penjelasan dari aku," Erliana

"Iya,, kamu hutang penjelasan sama kita,,"Ririn

"Apa yang kalian pengen tau,,?"

"Semuanya,,"

"Tentang apa,? Kalian kan udah aku kasih tau,, Terus kan kalian tadi udah liat sendiri.."

Ririn dan Lani menatap Erliana menyelidiki

"Ya ampun,, mending kalian bantuin aku,, udah gerah banget ini.."

"Nanti aku ceritain sambil bebersih,,"

"Oke, janji,?" kata Lani

"Iya,,"

Ririn mengambil paper bag dikursi meja makan, dan Lani mengambil air hangat menggunakan baskom yang disediakan rumah sakit. Mereka menutup korden yang mengelilingi ranjang Erliana,, mereka membantu Erliana membuka baju dan hijab yang dia kenakan dengan hati-hati. Sejujurnya mereka sangat takut karena Erliana sering kali meringis menahan sakit. Tapi mau bagaimana lagi, mereka harus melakukannya bukan takut ditegur Tama tapi Erliana yang meminta karena sudah tidak nyaman dengan pakaian yang dikenakan. Disela sela mereka membantu Erliana,, Erliana menceritakan kejadian yang menimpanya. Kedua sahabatnya terkejut mendengar cerita dari Erliana.

Episodes
1 1. Selamat kan Dia
2 2. Menawarkan diri
3 3. Ohh.. Erliana namanya
4 4. Perhatian
5 5. Sudah lewat masa kritisnya
6 6. Sudah bangun
7 7. Nyawaku
8 8. Salah Tingkah
9 9. Hutang
10 10.Tidak Pulang
11 11. Sahabat bar bar
12 12. Tatapan Mengintimidasi
13 13. Ulet bulu dan Ulet jadi jadian
14 14. Diusir
15 15. Dia itu siapa..?
16 16. Pertanyaan Tama
17 17. Sudah Nyaman
18 18. move on
19 19. Di Tikung
20 20. Foto
21 21. Isi hati Tama
22 22. Gara-gara Tiang infus
23 23. Tama Galau
24 24. Kedatangan Kakung Praba
25 25. Rasa ingin tahu Erliana
26 26. Opss, keceplosan
27 27. Mengantarkan Pulang
28 28. Cari tahu
29 29. Kesepakatan Tama dan Kakung Praba
30 30. Saingan
31 31. Kesambet
32 32. Mengawasi
33 33. Masa lalu Heru
34 34. Informasi dari Heru
35 35. Penjelasan Tama
36 36. Rencana Rosma
37 37. Takut Kecewa
38 38. Jadi Mantu
39 39. Bukan hakku melarangmu
40 40. Bicara hati ke hati
41 41. Menunggu kabar
42 42. Kompor Mledug
43 43. Tiga nenek lampir
44 44. Malunya sampai ke ubun-ubun
45 45. Jodoh Rahasia Tuhan
46 46. Filling Tama
47 47. Ditolak
48 48. Janjian dulu
49 49. Pak Boss
50 50. Rencana untuk Rosma
51 51. Cemburu
52 52. Membuntuti Tama
53 53. Ancaman Tama
54 54. Hukuman
55 55. Belum waktunya
56 56. Bikin kapok
57 57. Cek Cok
58 58. Kedatangan Heru
59 59. Perjanjian
60 60. Terpojok
61 61. Ucapan adalah doa
62 62. Menjemput Erliana
63 63. Penyesalan Rosma
64 64. Minta Maaf
65 65. "Nduk, Nduk"
66 66. Pura-pura lupa
67 67. Kakung Mau Pulang
68 68. Sama-sama gak pengalaman
69 69. Ketemu Mantan
70 70. Cincin Pemberian Tama
71 71. Saudara angkat rasa Saudara kandung
72 72. Ciuman panas
73 73. Berbelanja
74 74. Pelakor
75 75. Salah lawan
76 76. Gagal ngedate
77 77. Ngeyel
78 78. Mas itu siapa?
79 79. Kalah Telak
80 80. Mungkin Ini Cara Tuhan
81 81. Bukan Cewek yang Egois
82 82. Calon istri
83 83. Mengungkapkan Kebenaran
84 84. Boleh, Tapi dikacangin
85 85. Bukan ragu tapi berhati-hati
86 86. Kamu Dalam Pengawasan Saya
87 87. Besok Aku Pulang, Nduk
88 88. Teman Gak ada Akhlak
89 89. Pasti Nanti Ada Ember Bocor
90 90. Emak-Emak kompleks
91 91. Tau ih, keponya kebangetan
92 92. Bukan Orang Sembarangan
93 93. Kamu Pikir Aku wes om om
94 94. Tak Kenal Maka Tak Sayang
95 95. Cerita Erliana
96 96. Prioritas Utama
97 97. Serah Jabatan
98 98. Sopo iku Erliana?
99 99. LDRan
100 100. Ngabisin Waktu berdua
101 101. Kecurigaan Tama
102 102. Magang
103 103. Berasa Para normal
104 104. Mulai Magang
105 105. Ucapan Selamat Datang
106 106. Orang Misterius
107 107. "Pak Dimas siapa, Mbak?."
108 108. So Sweet Gundulmu
109 109. Sebelum Janur Kuning Melengkung
110 110.Masuk Jebakan
111 111. Bertemu Klien
112 112. Butuh Refresing
113 113. Rasa Penasaran Wildan
114 114. Cinta itu Buta
115 115. Sisi lain dari Tama
116 116. Sebelas Dua belas
117 117. Bagai Pinang dibelah kampak
118 118. Ungkapan hati Erliana
119 119. Jomblo Ngenes
120 120. Curhatan Tama
121 121. Perang Dunia ke Lima
122 122. Bolos Kuliah
123 123. Pikir Keri
124 124. Gara-gara Fokus Ngegame
125 125. Sekali Mendayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui
126 126. Lembur Dadakan
127 127. Heru Mulai Waspada
128 128. Heru Meyakinkan Tama
129 129. Siap Membantu
130 130. Tidak Percaya
131 131. Di Interogasi
132 132. Menjalankan Misi
133 133. Penyamaran Arif
134 134. Mau Cerita juga Butuh Tenaga
135 135. Dua Sahabat Yang Unik
136 136. Pulang bareng
137 137. Senyuman Manis
138 138. Rita Cemburu
139 139. Menyerang secara terang-terangan
140 140. Katro sih Katro
141 141. Gawe Geger
142 142. Lampu Hijau
143 143. Ruangan Cctv
144 144. Mana Ada Maling Ngaku
145 145. Cuci Tangan
146 146. Demi Kepentingan Pribadi
147 147. Memberi Kesempatan
148 148. Dilarang Protes
149 149. Cogan Perusahaan
150 150. Ikut Ke Kota A
151 151. Sudah Saatnya
152 152. Menghibur
153 153. Jalan Pintas
154 154. Hukum Karma
155 155. Datang ke Kantor Heru
156 156. Lupa atau Pura-pura Lupa
157 157. Hampir Keceplosan
158 158. Ditraktir
159 159. Berasa Tua
160 160. Gak Pamit
161 161. Aku gak sekatro itu
162 162. Erliana Gugup
163 163. Drama
164 164. Kembali Jadi Sosok yang hangat
165 165. Ngeles melulu
166 166. Penyakit aneh
167 167. Tolong jangan ditolak
168 168. Martabak
169 169. Ngelamar
170 170. Pemimpin bijaksana
171 171. Selonong Boy
172 172. Persiapan Interview
173 173. Tidak menyangka
174 174. Kakung yang mengajari Aku
175 175. Citra
176 176. Muring-muring
177 177. Refreshing
178 177. Membolak-balikan pertanyaan
179 179. Kebanggaan orang tua
180 180. Ohh, atasan
181 181. Jangan Panggil saya, Pak
182 182. Martabak
183 183. Nindi bikin kaget
184 184. Promosi Citra
185 185. Undangan Makan Malam
186 186. Ora Kakung Ora Putune Podo wae
187 187. Bukan anak kecil lagi
188 188. Di Interogasi
189 189. Pagi-pagi buta sudah di kantor
190 190. Orangnya jutek
191 191. Podo-podo Atose
192 192. Iih Narsis
Episodes

Updated 192 Episodes

1
1. Selamat kan Dia
2
2. Menawarkan diri
3
3. Ohh.. Erliana namanya
4
4. Perhatian
5
5. Sudah lewat masa kritisnya
6
6. Sudah bangun
7
7. Nyawaku
8
8. Salah Tingkah
9
9. Hutang
10
10.Tidak Pulang
11
11. Sahabat bar bar
12
12. Tatapan Mengintimidasi
13
13. Ulet bulu dan Ulet jadi jadian
14
14. Diusir
15
15. Dia itu siapa..?
16
16. Pertanyaan Tama
17
17. Sudah Nyaman
18
18. move on
19
19. Di Tikung
20
20. Foto
21
21. Isi hati Tama
22
22. Gara-gara Tiang infus
23
23. Tama Galau
24
24. Kedatangan Kakung Praba
25
25. Rasa ingin tahu Erliana
26
26. Opss, keceplosan
27
27. Mengantarkan Pulang
28
28. Cari tahu
29
29. Kesepakatan Tama dan Kakung Praba
30
30. Saingan
31
31. Kesambet
32
32. Mengawasi
33
33. Masa lalu Heru
34
34. Informasi dari Heru
35
35. Penjelasan Tama
36
36. Rencana Rosma
37
37. Takut Kecewa
38
38. Jadi Mantu
39
39. Bukan hakku melarangmu
40
40. Bicara hati ke hati
41
41. Menunggu kabar
42
42. Kompor Mledug
43
43. Tiga nenek lampir
44
44. Malunya sampai ke ubun-ubun
45
45. Jodoh Rahasia Tuhan
46
46. Filling Tama
47
47. Ditolak
48
48. Janjian dulu
49
49. Pak Boss
50
50. Rencana untuk Rosma
51
51. Cemburu
52
52. Membuntuti Tama
53
53. Ancaman Tama
54
54. Hukuman
55
55. Belum waktunya
56
56. Bikin kapok
57
57. Cek Cok
58
58. Kedatangan Heru
59
59. Perjanjian
60
60. Terpojok
61
61. Ucapan adalah doa
62
62. Menjemput Erliana
63
63. Penyesalan Rosma
64
64. Minta Maaf
65
65. "Nduk, Nduk"
66
66. Pura-pura lupa
67
67. Kakung Mau Pulang
68
68. Sama-sama gak pengalaman
69
69. Ketemu Mantan
70
70. Cincin Pemberian Tama
71
71. Saudara angkat rasa Saudara kandung
72
72. Ciuman panas
73
73. Berbelanja
74
74. Pelakor
75
75. Salah lawan
76
76. Gagal ngedate
77
77. Ngeyel
78
78. Mas itu siapa?
79
79. Kalah Telak
80
80. Mungkin Ini Cara Tuhan
81
81. Bukan Cewek yang Egois
82
82. Calon istri
83
83. Mengungkapkan Kebenaran
84
84. Boleh, Tapi dikacangin
85
85. Bukan ragu tapi berhati-hati
86
86. Kamu Dalam Pengawasan Saya
87
87. Besok Aku Pulang, Nduk
88
88. Teman Gak ada Akhlak
89
89. Pasti Nanti Ada Ember Bocor
90
90. Emak-Emak kompleks
91
91. Tau ih, keponya kebangetan
92
92. Bukan Orang Sembarangan
93
93. Kamu Pikir Aku wes om om
94
94. Tak Kenal Maka Tak Sayang
95
95. Cerita Erliana
96
96. Prioritas Utama
97
97. Serah Jabatan
98
98. Sopo iku Erliana?
99
99. LDRan
100
100. Ngabisin Waktu berdua
101
101. Kecurigaan Tama
102
102. Magang
103
103. Berasa Para normal
104
104. Mulai Magang
105
105. Ucapan Selamat Datang
106
106. Orang Misterius
107
107. "Pak Dimas siapa, Mbak?."
108
108. So Sweet Gundulmu
109
109. Sebelum Janur Kuning Melengkung
110
110.Masuk Jebakan
111
111. Bertemu Klien
112
112. Butuh Refresing
113
113. Rasa Penasaran Wildan
114
114. Cinta itu Buta
115
115. Sisi lain dari Tama
116
116. Sebelas Dua belas
117
117. Bagai Pinang dibelah kampak
118
118. Ungkapan hati Erliana
119
119. Jomblo Ngenes
120
120. Curhatan Tama
121
121. Perang Dunia ke Lima
122
122. Bolos Kuliah
123
123. Pikir Keri
124
124. Gara-gara Fokus Ngegame
125
125. Sekali Mendayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui
126
126. Lembur Dadakan
127
127. Heru Mulai Waspada
128
128. Heru Meyakinkan Tama
129
129. Siap Membantu
130
130. Tidak Percaya
131
131. Di Interogasi
132
132. Menjalankan Misi
133
133. Penyamaran Arif
134
134. Mau Cerita juga Butuh Tenaga
135
135. Dua Sahabat Yang Unik
136
136. Pulang bareng
137
137. Senyuman Manis
138
138. Rita Cemburu
139
139. Menyerang secara terang-terangan
140
140. Katro sih Katro
141
141. Gawe Geger
142
142. Lampu Hijau
143
143. Ruangan Cctv
144
144. Mana Ada Maling Ngaku
145
145. Cuci Tangan
146
146. Demi Kepentingan Pribadi
147
147. Memberi Kesempatan
148
148. Dilarang Protes
149
149. Cogan Perusahaan
150
150. Ikut Ke Kota A
151
151. Sudah Saatnya
152
152. Menghibur
153
153. Jalan Pintas
154
154. Hukum Karma
155
155. Datang ke Kantor Heru
156
156. Lupa atau Pura-pura Lupa
157
157. Hampir Keceplosan
158
158. Ditraktir
159
159. Berasa Tua
160
160. Gak Pamit
161
161. Aku gak sekatro itu
162
162. Erliana Gugup
163
163. Drama
164
164. Kembali Jadi Sosok yang hangat
165
165. Ngeles melulu
166
166. Penyakit aneh
167
167. Tolong jangan ditolak
168
168. Martabak
169
169. Ngelamar
170
170. Pemimpin bijaksana
171
171. Selonong Boy
172
172. Persiapan Interview
173
173. Tidak menyangka
174
174. Kakung yang mengajari Aku
175
175. Citra
176
176. Muring-muring
177
177. Refreshing
178
177. Membolak-balikan pertanyaan
179
179. Kebanggaan orang tua
180
180. Ohh, atasan
181
181. Jangan Panggil saya, Pak
182
182. Martabak
183
183. Nindi bikin kaget
184
184. Promosi Citra
185
185. Undangan Makan Malam
186
186. Ora Kakung Ora Putune Podo wae
187
187. Bukan anak kecil lagi
188
188. Di Interogasi
189
189. Pagi-pagi buta sudah di kantor
190
190. Orangnya jutek
191
191. Podo-podo Atose
192
192. Iih Narsis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!