Selesai sarapan Ririn dan Lani kembali ke rumah kostnya. Mereka berdua akan pergi mencari sahabatnya. Tapi mereka bingung akan mencari kemana, mereka berdua berunding akan pergi kemana dulu. Karena takut apa yang diceritakan warga itu, mereka memutuskan akan mencari kerumah sakit dahulu. Lalu jika tidak ketemu baru mereka akan melapor ke polisi.
"Gimana Rin, kamu udah denger sendiri kan tadi cerita dari Ibu yang jualan nasi uduk.."
"Iya.. Moga aja cewek itu bukan Er,,"
"Terus kita mau cari kemana? hpnya aja gak aktif.."
"Gini aja deh, kita cari dulu kerumah sakit. Kita datengin tuh rumah sakit satu-satu. Gimana,,?"
"Kok rumah sakit sih.? Jangan bikin takut deh Lan,"
"Ahh.." membuang napasnya
"Sebenarnya aku juga gak mau, tapi dengar warga pada cerita begitu. Apa salahnya coba.. soalnya kan katanya korbannya cewek."
"Bener juga sih,, Ya udah terus kita kemana dulu.."
"Mending kita ke Rumah sakit terdekat dulu, kalo gak ada kita cari ke rumah sakit lainnya.."
"Iya oke,, Ayo.."
Mereka berdua sudah memutuskan akan menyusuri setiap rumah sakit. Mereka sudah bersiap pergi, tapi saat mereka akan melangkahkan kakinya, suara lagu beautiful terdengar dari ponsel Ririn. Ririn melongo melihat layar pipihnya, karena dilayar tertera nama Erliana. Lani yang melihat itu langsung menyadarkan sahabatnya.
"Alhamdulillah,, itu telepon dari Er,,"
"Rin,, Ririn itu diangkat teleponnya." "Buruan itu Er nelfon,,
Ish,, kok malah cengo sih.. cepetan.."
"Lan, beneran ini dari Er,,?"
"Iya bener, buruan diangkat.."
"Hahh,, Iya.. Awas yah,, bikin panik aja nih bocah.."
"Er, ya ampun. Kowe ki yo, gawe wong mumet, panik wae. Di wa gur centang siji, ditelpon hpne ora aktif. Kowe ki neng ndi.? Kowe gak popo kan?"
"Halo.. Halo.. Er,, Erliana, piye toh?"
"(Halo mbak )"
"loh, kok suara cowok. Maaf anda siapa yahh,, kok hp temen saya ada sama anda..?"
"( Iya mbak maaf. Saya mau kasih tau, kalau Erli ada dirumah sakit sekarang )"
"Hahh,, Rumah sakit mana pak,? temen saya kenapa,?"
"(Temen mbak sekarang sudah baik-baik saja, tapi untuk sementara dia harus dirawat dulu disini )"
"Iya pak, rumah sakit mana yah,,? saya akan kesana sekarang."
"(Dirumah sakit *****hospital mbak. Ruangannya ada di lantai tiga kamar ***)"
"Oh ya, terima kasih Pak."
Ririn mematikan sambungan teleponnya. Dia memberitahukan kepada Lani jika Erliana sekarang ada di rumah sakit. Ririn mengunci kamar kostnya sebelum pergi. Ririn dan Lani berlari menuju pangkalan angkot didepan gang. Mereka menaiki angkutan umum menuju rumah sakit yang dituju, dalam perjalanan mereka berdua gelisah. Mereka berfikir kalau cewek yang jadi korban adalah Erliana.
"Kok perasaan aku jadi gak enak gini ya Rin..!!"
"Kok sama, aku juga ngerasa gitu.."
"Jangan jangan bener.. Ya Tuhan semoga Er gak papa."
Dengan waktu empat puluh lima menit mereka sampai di rumah sakit. Mereka langsung menuju lift, pintu lift terbuka mereka berdua masuk ke dalamnya. Memencet tombol angka tiga, sampai lantai yang dituju pintu lift terbuka. Mereka berdua keluar dari kotak besi itu dan mencari kamar yang tadi dikatakan oleh seorang yang menelpon. Sebenarnya Ririn penasaran dengan siapa Erliana sekarang, kok tadi yang menghubungnya cowok.
"Lan, tadi yang nelpon pake hp Er siapa yahh,,? suaranya cowok"
"Mungkin dia yang nolongin Er,,"
"Iya juga,, eh ini kamarnya" kata ririn.
Sahabat Erliana sudah ada didepan kamar rawat inap Erliana, mereka mengetuk pintu dan membuka pintu kamar. Dilihatnya Erliana sedang berbaring lemah diatas ranjang rumah sakit. Mereka berdua juga melihat kalau Erliana sedang makan dan disuapi oleh seorang laki-laki. Mereka juga melihat ada seorang laki-laki lagi yang sedang duduk menikmati hot kopi di Meja makan.
flass on
Saat Tama menghubungi sahabat Erliana, Heru sudah sampai dipelataran rumah sakit setelah memarkirkan mobilnya Diparkiran rumah sakit. Dia berjalan menuju depan halaman rumah sakit, ada banyak pedagang makanan disana. Dia menuju grobag yang menjual bubur ayam. Heru memesan dua porsi, tak membutuhkan waktu lama hanya sepuluh menit Heru menerima bungkusan dua porsi bubur ayam. Setelah menerimanya dan membayar dengan uang berwarna biru, Heru masuk ke dalam rumah sakit menuju kantin Rumah sakit untuk membeli dua cup kopi panas. Setelah itu dia langsung naik lift menuju kamar dimana Erliana dirawat.
"Pak, Tolong dua bungkus yah.."
"Iya mas, silahkan duduk dulu."
"Iya terimakasih." Heru duduk dibangku yang tersedia
Sepuluh menit kemudian Heru sudah mendapatkan dua porsi bubur ayam.
"Ini mas, dua bungkus bubur ayamnya.."
"Berapa pak,,?"
"Semuanya dua puluh ribu mas,,"
"Ini pak.." Heru mengeluarkan uang lima puluh ribuan.
"Terima kasih banyak ya pak.."
"Lho mas ini kebanyakan..!!"
"Ambil aja pak,, buat jajan anak bapak."
"Terima kasih mas.."
"Iya pak, sama-sama"
Heru masuk ke dalam rumah sakit dan menuju kamar rawat inap Erliana. Dia tidak mengetuk pintu karena sebelumnya dia sudah memberitahukan kepada Tama jika dia sudah ada di lift. Heru membuka pintu kamar dan memberikan dua paper bag, yang satu paper bag berisi baju ganti untuk Tama dan yang satu paper bag pesanan yang diminta oleh Tama dan kantong plastik yang berisi bubur tadi yang dia beli untuk Tama. Tama langsung menerima pemberian dari Heru dan menyuruh Erliana untuk sarapan.
flass off
"Ayo sarapan dulu, kamu harus minum obat."
Erliana mengerutkan keningnya.
Tama paham apa yang sedang Erliana pikirkan.
"Pelan pelan aja, gak akan sakit."
"Kamu harus makan, kalau gak gimana mau minum obat." suaranya lembut dan perhatian
Tama menggeser meja makan dan meletakkan bubur ayam yang tadi dibeli oleh Heru. Dibukanya sterofom yang berisi bubur itu dan menyerahkan sendok ke Erliana.
Erliana menyendok bubur dengan pelan, tangan kanannya masih terasa pegal. Tama yang melihatnya pun tidak tega.
"Sini biar aku bantu,,"
"Gak usah kak,, aku bisa makan sendiri."
"Kalau model makannya begitu kapan selesainya..?"
"Sini sendoknya,,"
"Gak usah kak.. aku bisa sen.."
Belum selesai Erliana berbicara, sendok yang dia pegang diambil paksa oleh Tama. Heru melihat kelakuan temennya itu, dia geleng geleng saja. Dia merasa sikap Tama kepada Erliana itu sedikit berbeda, lembut dan perhatian. Lain dengan wanita yang selalu mengejar ngejarnya. Tama tidak akan meresponnya. Heru merasa senang, mungkin dengan cara ini Tuhan bisa membuka hati Tama yang hampir keras jika berhadapan dengan wanita.
"Kak, aku bis..."
"Sssssstt.. Aaa, buka mulutnya.."
Erliana terdiam. Mau tidak mau Erliana membuka mulutnya. Dan Tama menyendok dan menyuapkan bubur ke mulut Erliana.
"Ya Tuhan semoga dengan dia bertemu Erliana hati Tama yang sudah hampir mengeras, bisa melunak." batin Heru.
Bibir Heru sedikit terangkat melihat pemandangan indah yang ada dihadapannya. Dan dia juga mengabadikan momen itu, akan dia berikan kepada calon istrinya. Heru bukan hanya asisten dan sahabat Tama saja. Tapi dia juga calon suami dari adik sepupu dari Tama. Elisa adik sepupu Tama, anak dari Tante Sukma.
Tok..Tok..Tok..
"Assalamualaikum.." sambil membuka gagang pintu.
"Wa'alaikumsalam," jawab mereka bersama yang ada didalam ruangan.
"Erliana tersenyum,, mereka temen aku kak.."
Saat pintu terbuka, Ririn dan Lani terkejut melihat Erliana makan disuapi oleh seorang laki-laki yang tidak mereka berdua kenal.
Tangan Tama berhenti menyuapi Erliana, dia menoleh mempersilakan dua sahabat Erliana masuk.
"Masuklah,, apa kalian teman-teman Erliana..?"
"Iya pak,," jawab mereka berdua
Tanpa menunggu lama Ririn dan Lani langsung berlari mendekati Erliana. Mereka menanyakan keadaan sahabatnya.
"Er,," Lani
"Er,," Ririn
Mereka serempak memanggil Erliana.
"Aku itu nungguin kamu semaleman, di WhatsApp gak dibaca, ditelepon hpnya gak aktif. Kamu tuh yah,, semaleman aku udah kepengin nangis. Bingung mau nyari kemana." cerocos Ririn
Tama kaget mendengar Ririn mengeluarkan uneg unegnya hanya dengan satu tarikan napas. Begitu pun dengan Heru, sama kagetnya dengan Tama. Erliana yang menyadarinya mengedip ngedipkan matanya pada Ririn. Ririn, yang sadar akan kode yang diberikan oleh Erliana langsung melihat kearah Tama, dan dia merasa malu diperhatikan oleh Tama.
"Hehehehe, maaf sambil nyengir kuda."
Tama hanya mengangguk.
Heru tertawa pelan dan menggelengkan kepala. Erliana dan Lani hanya senyum senyum saja melihat tingkah lucu Sahabatnya yang bar bar itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Rosmina Sumang
sy kira blm ada calon heru cocok Berjodoh bertiga. sm2 punya sahabat
2023-09-30
2
Muhibbah
lanjut tor 💪👍
2022-06-14
2