5. Sudah lewat masa kritisnya

Sikap Tama jadi berubah setelah kejadian itu. Dia tidak begitu percaya lagi dengan perempuan yang selalu mengejarnya. Pasalnya Dia berfikir kalau mereka hanya mau harta yang Tama punya. Dan tidak tulus dengan perasaannya.

Maka dari itu, sahabat Tama merasa ada yang aneh dengan sikap Tama kepada Erliana. Biasanya kalau yang berhubungan dengan perempuan dia selalu meminta untuk menghubungi asistenya. Tapi sekarang dia bersikeras untuk tetap menjaga Erliana gadis yang sama sekali tidak dia kenal.

Saat berada diruangan Dokter Dika. Dokter Dika menyuruh Tama untuk istirahat, selain Tama belum tidur dia juga habis mendonorkan darahnya. Sahabatnya tidak mau jika Tama jatuh sakit. Tama sempat menolak tapi Dika memberikan pengertian kepadanya, dan akhirnya Tama pun melakukan perintah Dika.

"Tama, mending kamu tidur dulu deh disini.. kamu kan belum istirahat."sahut Dika

"Makasih Dik, tapi aku baik-baik aja kok." "Tenang aja.."

"Tapi Tama, kamu itu harus nurut apa kata aku. Kalau kamu mau nemenin cewek itu."

"Erliana namanya Dika." tegas Tama

"Iya,, Iya Erliana. Namanya Erliana,, Iya kan,?"

Tama hanya menjawab dengan anggukan

"Kalau Kamu gak istirahat gimana kamu ngejaganya.."

"Broo.. kamu itu dari kemarin gak cukup tidur, terus sekarang kamu habis donor." "Misalnya Erliana sadar terus kamunya malah lemes pingsan."

"Emangnya kamu mau gak jadi jagain dia." Ucapan Dika menggoda Tama

Tama berfikir sejenak, akhirnya dia menanggapi omongan Dika.

"Bener juga," batin Tama

"Ya udah deh, aku istirahatnya disini aja. Tapi nanti kalau ada apa-apa sama Erli kalian harus bangunin aku.. Ngerti." kalimatnya penuh dengan penekanan

Tapi sebelum memejamkan matanya Tama melihat sekilas tanda pengenal Erliana dan menyimpannya di dalam dompetnya.

Tama memutuskan istirahat diruangan Dika. Begitu pula dengan Heru dan Dika, mereka mulai memejamkan matanya. Walau tidak tidur pulas, karena mereka berdua masih dengan posisi duduk dikursi sedangkan Tama tidur dibrankar diruangan Dika, meskipun tidak nyaman setidaknya bisa untuk melepaskan penat.

Jam setengah tiga pagi, hampir satu jam mereka mengistirahatkan tubuh mereka. Terdengar suara telpon kantor diruangan Dika. Dika pun terbangun dan mengangkat telfon itu yang tak lain dari perawat di ICU yang memberikan informasi jika transfusi yang pertama akan segera habis. Dika menginformasikan akan segera menuju ICU. Disaat pembicaraan ditelpon antara Dika dan perawatnya, Tama dan Heru bangun dari tidurnya karena berisik mendengar orang sedang mengobrol.

Tut.. Tut..Tut.. Tut..

"Halo.."

gagang telepon ditelinga, mendengarkan suara disebrang yang sedang berbicara.

"Ohh.. Oke baiklah, sebentar lagi saya kesana. Terima kasih." Dan menutup sambungan telepon.

Dika memberitahukan Sahabatnya kalau dia akan ke ruangan ICU untuk melihat transfusi yang kedua untuk Erliana, sekaligus mengecek kondisi Erliana.

"Aku mau ke ICU.."

"Kenapa, ada apa dengan Erliana.?"

" Dia baik-baik saja kan. Apa ada yang serius ??" Tama cemas

"Tidak, tidak ada yang serius." sambil menepuk pundak Tama

"Lalu ada apa,," masih penasaran

"Ck, kau ini cerewet sekali,"

"Tinggal ikuti saja lalu kau liat sendiri." "Sejak kapan sih seorang Dimas Arya Pratama Nugraha cerewet. Apalagi masalah cewek.."Heru sembari melirik dan terkekeh

Dan hanya dibalas dengan tatapan horor dari Tama

Mereka pun meninggalkan ruangan Dika menuju ruang ICU untuk melihat kondisi Erliana. Tak lupa Tama mengambil telepon genggam milik Erliana yang berada di atas nakas. Setelah sampai di ruang ICU Dokter Dika memeriksa kondisi Erliana,, Dika menginformasikan kondisi Erliana kepada Tama dan heru, Setelah tahu kondisi Erliana. Tama memerintahkan Heru untuk pulang beristirahat di apartemen. Dan tidak lupa mengingatkan Heru untuk membelikan baju tidur untuk Erliana dan membawakan baju ganti untuk dirinya.

"Ayo, kita lihat kondisi ceweknya Tama." Dokter Dika menggoda Tama

Dijawabi cengengesan oleh Heru.. Dan Tama hanya mengangkat bahunya.

"Eh,, hpnya nanti kelupaan.."

"Tuh kan.. Mikirin ceweknya melulu sih." masih dengan mode ngeledek

Yang bersangkutan hanya diam saja tak bersuara dan dengan ekspresi wajah pun biasa aja.

Mereka bertiga jalan beriringan di lorong rumah sakit. Dan tak butuh waktu lama sampailah didepan ruang ICU.

"Ehh,,kamu ngapain..!!"

"Mau masuk lah liat Erli." dengan nada santai

"Gak.. Gak.. kamu disini dulu belum boleh masuk." cegah Dika

"Terus aku ngapain disini, kan aku kesini mau jagain Erli," "gimana ceritanya gak dibolehin masuk,,"Jawabnya dengan muka sebal melihat Dika

Heru hanya senyum senyum saja.

"Tunggu disini dulu Pak Tama, anda tidak boleh masuk dulu."

"Saya akan masuk untuk memeriksa kondisi Ibu Erliana , paham tidak."

"Apa tidak bisa masuk bersama.?"

"Ya ampun Tama, kamu tidak sabaran banget sih.."

"Tunggu sebentar saja, nanti pasti aku kasih kesempatan kamu buat masuk tapi gak sekarang." Sambil menepuk jidat sendiri.

"Ya sudah, aku tunggu."

Dokter Dika masuk keruangan, dimana sudah ada Perawat yang menunggunya. Setelah memberikan transfusi yang kedua pada Erliana, Dika pun memeriksa kondisinya sudah stabil belum. Dan Dokter Dika pun bersyukur karena Erliana telah melewati masa kritisnya. Dia memberitahukan kondisi Erliana kepada Tama, jika kondisi Erliana sudah membaik dan bisa dipindahkan ke ruang perawatan intensif. Tama yang menunggu langsung mendekati Sahabatnya untuk menanyakan kondisi Erliana.

"Gimana,, dia baik-baik saja kan,,?"

"Iyaa,, baik baik-baik saja.."

"Terus bagaimana mana keadaannya sekarang."

"Alhamdulillah,, sudah lewat masa kritisnya"

"Syukurlah.. Terima kasih Ya Allah." Tama dengan menengadahkan tangannya

"Syukurlah dia sudah baik-baik saja sekarang," sahut Heru

"Makasih ya Broo,,"

"Ya sama-sama,,"

"Kira-kira kapan dia akan bangun.?"

"Tunggu aja, besok pagi juga bangun."

"Kamarnya sudah siapkan..??"

"Sudah,," jawab Heru

"Tadi sudah aku daftarkan di administrasi."

"Oke,, beres sudah. Aku mau istirahat dulu."

"Oh ya.. kalo kamu mau masuk silahkan."" Dia akan dipindahkan ke ruangan intensif setelah kantong darah yang ini habis.." kata Dika pada Tama

"Oke,, terima kasih ya Broo.."

Dan diangguki oleh Dokter Dika dan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan dua sahabatnya

Setelah kepergian Dokter Dika Tama memerintahkan Heru untuk pulang.

"Her,, kamu pulang lah dulu, istirahat dirumah. Besok jangan lupa bawakan aku baju ganti ya.. Pesananku juga jangan lupa." Tama pada Heru

"Kamu yakin, aku tinggal sendiri gak papa."

"Gak papa.. Tenang aja. Pulang lah dan istirahat."

"Kamu juga harus istirahat, hari ini sangat melelahkan untuk kita."

"Ya aku akan istirahat. Nanti aku kan bisa tidur disini."

"Ya sudah kalau kamu keras kepala. Aku tidak mau berdebat denganmu."

"Aku pulang dulu ya, besok aku kesini lagi. Jangan lupa istirahat."

Tama mengangguk..

Heru pun pergi. Tama melihat sekilas Heru, lalu dia masuk keruangan dimana Erliana dirawat, Tama mendekat dan duduk disebelah brankar Erliana. Dan mengajak ngobrol Erliana, dia mengucapkan terima kasih karena sudah menyelamatkan nyawanya. Dan tak terasa dia tertidur disebelah Erliana dengan posisi duduk dan kepala ada di brankar Erliana.

"Halo,, Erliana maaf sudah membuatmu repot.."

"Maaf juga karena saya telat menolong mu."

"Tapi saya benar-benar berterima kasih padamu karena telah menolongku, yang lebih penting adalah menyelamatkan nyawaku."

"Sekali lagi saya minta maaf dan terima kasih."

Dan Tama menyenderkan kepalanya dibrankar Erliana, tapi ternyata matanya terasa berat. Jadilah dia tidur sambil duduk disebelah brankar Erliana.

Episodes
1 1. Selamat kan Dia
2 2. Menawarkan diri
3 3. Ohh.. Erliana namanya
4 4. Perhatian
5 5. Sudah lewat masa kritisnya
6 6. Sudah bangun
7 7. Nyawaku
8 8. Salah Tingkah
9 9. Hutang
10 10.Tidak Pulang
11 11. Sahabat bar bar
12 12. Tatapan Mengintimidasi
13 13. Ulet bulu dan Ulet jadi jadian
14 14. Diusir
15 15. Dia itu siapa..?
16 16. Pertanyaan Tama
17 17. Sudah Nyaman
18 18. move on
19 19. Di Tikung
20 20. Foto
21 21. Isi hati Tama
22 22. Gara-gara Tiang infus
23 23. Tama Galau
24 24. Kedatangan Kakung Praba
25 25. Rasa ingin tahu Erliana
26 26. Opss, keceplosan
27 27. Mengantarkan Pulang
28 28. Cari tahu
29 29. Kesepakatan Tama dan Kakung Praba
30 30. Saingan
31 31. Kesambet
32 32. Mengawasi
33 33. Masa lalu Heru
34 34. Informasi dari Heru
35 35. Penjelasan Tama
36 36. Rencana Rosma
37 37. Takut Kecewa
38 38. Jadi Mantu
39 39. Bukan hakku melarangmu
40 40. Bicara hati ke hati
41 41. Menunggu kabar
42 42. Kompor Mledug
43 43. Tiga nenek lampir
44 44. Malunya sampai ke ubun-ubun
45 45. Jodoh Rahasia Tuhan
46 46. Filling Tama
47 47. Ditolak
48 48. Janjian dulu
49 49. Pak Boss
50 50. Rencana untuk Rosma
51 51. Cemburu
52 52. Membuntuti Tama
53 53. Ancaman Tama
54 54. Hukuman
55 55. Belum waktunya
56 56. Bikin kapok
57 57. Cek Cok
58 58. Kedatangan Heru
59 59. Perjanjian
60 60. Terpojok
61 61. Ucapan adalah doa
62 62. Menjemput Erliana
63 63. Penyesalan Rosma
64 64. Minta Maaf
65 65. "Nduk, Nduk"
66 66. Pura-pura lupa
67 67. Kakung Mau Pulang
68 68. Sama-sama gak pengalaman
69 69. Ketemu Mantan
70 70. Cincin Pemberian Tama
71 71. Saudara angkat rasa Saudara kandung
72 72. Ciuman panas
73 73. Berbelanja
74 74. Pelakor
75 75. Salah lawan
76 76. Gagal ngedate
77 77. Ngeyel
78 78. Mas itu siapa?
79 79. Kalah Telak
80 80. Mungkin Ini Cara Tuhan
81 81. Bukan Cewek yang Egois
82 82. Calon istri
83 83. Mengungkapkan Kebenaran
84 84. Boleh, Tapi dikacangin
85 85. Bukan ragu tapi berhati-hati
86 86. Kamu Dalam Pengawasan Saya
87 87. Besok Aku Pulang, Nduk
88 88. Teman Gak ada Akhlak
89 89. Pasti Nanti Ada Ember Bocor
90 90. Emak-Emak kompleks
91 91. Tau ih, keponya kebangetan
92 92. Bukan Orang Sembarangan
93 93. Kamu Pikir Aku wes om om
94 94. Tak Kenal Maka Tak Sayang
95 95. Cerita Erliana
96 96. Prioritas Utama
97 97. Serah Jabatan
98 98. Sopo iku Erliana?
99 99. LDRan
100 100. Ngabisin Waktu berdua
101 101. Kecurigaan Tama
102 102. Magang
103 103. Berasa Para normal
104 104. Mulai Magang
105 105. Ucapan Selamat Datang
106 106. Orang Misterius
107 107. "Pak Dimas siapa, Mbak?."
108 108. So Sweet Gundulmu
109 109. Sebelum Janur Kuning Melengkung
110 110.Masuk Jebakan
111 111. Bertemu Klien
112 112. Butuh Refresing
113 113. Rasa Penasaran Wildan
114 114. Cinta itu Buta
115 115. Sisi lain dari Tama
116 116. Sebelas Dua belas
117 117. Bagai Pinang dibelah kampak
118 118. Ungkapan hati Erliana
119 119. Jomblo Ngenes
120 120. Curhatan Tama
121 121. Perang Dunia ke Lima
122 122. Bolos Kuliah
123 123. Pikir Keri
124 124. Gara-gara Fokus Ngegame
125 125. Sekali Mendayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui
126 126. Lembur Dadakan
127 127. Heru Mulai Waspada
128 128. Heru Meyakinkan Tama
129 129. Siap Membantu
130 130. Tidak Percaya
131 131. Di Interogasi
132 132. Menjalankan Misi
133 133. Penyamaran Arif
134 134. Mau Cerita juga Butuh Tenaga
135 135. Dua Sahabat Yang Unik
136 136. Pulang bareng
137 137. Senyuman Manis
138 138. Rita Cemburu
139 139. Menyerang secara terang-terangan
140 140. Katro sih Katro
141 141. Gawe Geger
142 142. Lampu Hijau
143 143. Ruangan Cctv
144 144. Mana Ada Maling Ngaku
145 145. Cuci Tangan
146 146. Demi Kepentingan Pribadi
147 147. Memberi Kesempatan
148 148. Dilarang Protes
149 149. Cogan Perusahaan
150 150. Ikut Ke Kota A
151 151. Sudah Saatnya
152 152. Menghibur
153 153. Jalan Pintas
154 154. Hukum Karma
155 155. Datang ke Kantor Heru
156 156. Lupa atau Pura-pura Lupa
157 157. Hampir Keceplosan
158 158. Ditraktir
159 159. Berasa Tua
160 160. Gak Pamit
161 161. Aku gak sekatro itu
162 162. Erliana Gugup
163 163. Drama
164 164. Kembali Jadi Sosok yang hangat
165 165. Ngeles melulu
166 166. Penyakit aneh
167 167. Tolong jangan ditolak
168 168. Martabak
169 169. Ngelamar
170 170. Pemimpin bijaksana
171 171. Selonong Boy
172 172. Persiapan Interview
173 173. Tidak menyangka
174 174. Kakung yang mengajari Aku
175 175. Citra
176 176. Muring-muring
177 177. Refreshing
178 177. Membolak-balikan pertanyaan
179 179. Kebanggaan orang tua
180 180. Ohh, atasan
181 181. Jangan Panggil saya, Pak
182 182. Martabak
183 183. Nindi bikin kaget
Episodes

Updated 183 Episodes

1
1. Selamat kan Dia
2
2. Menawarkan diri
3
3. Ohh.. Erliana namanya
4
4. Perhatian
5
5. Sudah lewat masa kritisnya
6
6. Sudah bangun
7
7. Nyawaku
8
8. Salah Tingkah
9
9. Hutang
10
10.Tidak Pulang
11
11. Sahabat bar bar
12
12. Tatapan Mengintimidasi
13
13. Ulet bulu dan Ulet jadi jadian
14
14. Diusir
15
15. Dia itu siapa..?
16
16. Pertanyaan Tama
17
17. Sudah Nyaman
18
18. move on
19
19. Di Tikung
20
20. Foto
21
21. Isi hati Tama
22
22. Gara-gara Tiang infus
23
23. Tama Galau
24
24. Kedatangan Kakung Praba
25
25. Rasa ingin tahu Erliana
26
26. Opss, keceplosan
27
27. Mengantarkan Pulang
28
28. Cari tahu
29
29. Kesepakatan Tama dan Kakung Praba
30
30. Saingan
31
31. Kesambet
32
32. Mengawasi
33
33. Masa lalu Heru
34
34. Informasi dari Heru
35
35. Penjelasan Tama
36
36. Rencana Rosma
37
37. Takut Kecewa
38
38. Jadi Mantu
39
39. Bukan hakku melarangmu
40
40. Bicara hati ke hati
41
41. Menunggu kabar
42
42. Kompor Mledug
43
43. Tiga nenek lampir
44
44. Malunya sampai ke ubun-ubun
45
45. Jodoh Rahasia Tuhan
46
46. Filling Tama
47
47. Ditolak
48
48. Janjian dulu
49
49. Pak Boss
50
50. Rencana untuk Rosma
51
51. Cemburu
52
52. Membuntuti Tama
53
53. Ancaman Tama
54
54. Hukuman
55
55. Belum waktunya
56
56. Bikin kapok
57
57. Cek Cok
58
58. Kedatangan Heru
59
59. Perjanjian
60
60. Terpojok
61
61. Ucapan adalah doa
62
62. Menjemput Erliana
63
63. Penyesalan Rosma
64
64. Minta Maaf
65
65. "Nduk, Nduk"
66
66. Pura-pura lupa
67
67. Kakung Mau Pulang
68
68. Sama-sama gak pengalaman
69
69. Ketemu Mantan
70
70. Cincin Pemberian Tama
71
71. Saudara angkat rasa Saudara kandung
72
72. Ciuman panas
73
73. Berbelanja
74
74. Pelakor
75
75. Salah lawan
76
76. Gagal ngedate
77
77. Ngeyel
78
78. Mas itu siapa?
79
79. Kalah Telak
80
80. Mungkin Ini Cara Tuhan
81
81. Bukan Cewek yang Egois
82
82. Calon istri
83
83. Mengungkapkan Kebenaran
84
84. Boleh, Tapi dikacangin
85
85. Bukan ragu tapi berhati-hati
86
86. Kamu Dalam Pengawasan Saya
87
87. Besok Aku Pulang, Nduk
88
88. Teman Gak ada Akhlak
89
89. Pasti Nanti Ada Ember Bocor
90
90. Emak-Emak kompleks
91
91. Tau ih, keponya kebangetan
92
92. Bukan Orang Sembarangan
93
93. Kamu Pikir Aku wes om om
94
94. Tak Kenal Maka Tak Sayang
95
95. Cerita Erliana
96
96. Prioritas Utama
97
97. Serah Jabatan
98
98. Sopo iku Erliana?
99
99. LDRan
100
100. Ngabisin Waktu berdua
101
101. Kecurigaan Tama
102
102. Magang
103
103. Berasa Para normal
104
104. Mulai Magang
105
105. Ucapan Selamat Datang
106
106. Orang Misterius
107
107. "Pak Dimas siapa, Mbak?."
108
108. So Sweet Gundulmu
109
109. Sebelum Janur Kuning Melengkung
110
110.Masuk Jebakan
111
111. Bertemu Klien
112
112. Butuh Refresing
113
113. Rasa Penasaran Wildan
114
114. Cinta itu Buta
115
115. Sisi lain dari Tama
116
116. Sebelas Dua belas
117
117. Bagai Pinang dibelah kampak
118
118. Ungkapan hati Erliana
119
119. Jomblo Ngenes
120
120. Curhatan Tama
121
121. Perang Dunia ke Lima
122
122. Bolos Kuliah
123
123. Pikir Keri
124
124. Gara-gara Fokus Ngegame
125
125. Sekali Mendayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui
126
126. Lembur Dadakan
127
127. Heru Mulai Waspada
128
128. Heru Meyakinkan Tama
129
129. Siap Membantu
130
130. Tidak Percaya
131
131. Di Interogasi
132
132. Menjalankan Misi
133
133. Penyamaran Arif
134
134. Mau Cerita juga Butuh Tenaga
135
135. Dua Sahabat Yang Unik
136
136. Pulang bareng
137
137. Senyuman Manis
138
138. Rita Cemburu
139
139. Menyerang secara terang-terangan
140
140. Katro sih Katro
141
141. Gawe Geger
142
142. Lampu Hijau
143
143. Ruangan Cctv
144
144. Mana Ada Maling Ngaku
145
145. Cuci Tangan
146
146. Demi Kepentingan Pribadi
147
147. Memberi Kesempatan
148
148. Dilarang Protes
149
149. Cogan Perusahaan
150
150. Ikut Ke Kota A
151
151. Sudah Saatnya
152
152. Menghibur
153
153. Jalan Pintas
154
154. Hukum Karma
155
155. Datang ke Kantor Heru
156
156. Lupa atau Pura-pura Lupa
157
157. Hampir Keceplosan
158
158. Ditraktir
159
159. Berasa Tua
160
160. Gak Pamit
161
161. Aku gak sekatro itu
162
162. Erliana Gugup
163
163. Drama
164
164. Kembali Jadi Sosok yang hangat
165
165. Ngeles melulu
166
166. Penyakit aneh
167
167. Tolong jangan ditolak
168
168. Martabak
169
169. Ngelamar
170
170. Pemimpin bijaksana
171
171. Selonong Boy
172
172. Persiapan Interview
173
173. Tidak menyangka
174
174. Kakung yang mengajari Aku
175
175. Citra
176
176. Muring-muring
177
177. Refreshing
178
177. Membolak-balikan pertanyaan
179
179. Kebanggaan orang tua
180
180. Ohh, atasan
181
181. Jangan Panggil saya, Pak
182
182. Martabak
183
183. Nindi bikin kaget

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!