Suasana canggung masih terasa untuk mereka berdua. Tidak ada pembicaraan lagi antara dua insan tersebut, mereka berdua hanya diam dan sibuk dengan pemikiran masing-masing. Suasana hening antara mereka terhenti saat Dokter Dika dan seorang Perawat masuk untuk memeriksa kondisi Erliana.
"Selamat pagi nona..?"
"Pagi dokter.."
Tama langsung berdiri memberikan ruang untuk Dika dan Perawat tersebut memeriksa Erliana. Dia berdiri berjalan bermutar, pindah di sebelah kiri Erliana dengan bersedakep dan Dika bersama Perawatnya sebelah kanan Erliana langsung memeriksa kondisi Erliana.
"Jam berapa anda terbangun,,?"
"Sekitar jam lima pagi Dok.."
"Lalu apa orang yang ada disamping anda itu, menjaga anda dengan baik,,?" matanya melirik pada Tama
"Ck,," Tama memutar bola matanya sambil bedecak
"Maksud dokter,,?" Erliana memiringkan kepala karena bingung
"Ahh,,tidak,, tidak saya hanya bercanda." Terkekeh melihat Tama kesal
"Anda tau jika dia mengkhawatirkan anda," dagunya menunjuk kepada Tama. Erliana langsung melirik ke arah yang ditujukan.
"Dia tidak pulang semalaman hanya untuk menjaga anda." Lanjut Dokter Dika
Erliana hanya terdiam dan menundukkan kepalanya,, tidak merespon omongan Dika. Dia merasa malu dan tidak enak kepada Tama.
"Selang darah sudah dilepaskan,," "Sekarang apa yang anda rasakan..? Masih terasa pusing,,?"
Selang darah yang diberikan kepada Erliana sudah dilepaskan saat Tama ke kantin membeli air mineral. Saat Tama kembali dia melihat seorang Perawat telah selesai melepaskan selang darah itu.
"Sedikit,, Dokter kira-kira kapan saya bisa pulang,,?"
Tama dan Dika terkejut mendengar perkataan Erliana, mereka berdua saling berpandangan
"Untuk saat ini anda masih harus dirawat secara intensif dulu nona, karena luka anda lumayan dalam. Kalau pun anda mau pulang sekarang boleh saja, tapi apa anda kuat untuk bangun sendiri tanpa bantuan dari orang lain..?"
"Tidak bisa.." Erliana menggelengkan kepalanya
"Anda jangan terlalu banyak bergerak dulu, luka anda masih basah. Salah salah nanti bisa keluar darah lagi."
"Baiklah Dokter,," menganggukan kepalanya
"Anda jangan terlalu khawatir,, akan ada yang menjaga anda selama anda dirawat disini.." Memberikan senyum jailnya, dan dibalas tatapan horor Tama
"Siapa.."batin Erliana. Dia penasaran tapi tidak berani mengungkapkan. Dia hanya memandang bergantian dua orang laki-laki yang sedang berhadapan.
"Apa sekarang dia bisa dipindahkan ke ruang perawatan,,?" akhirnya Tama bersuara
"Iya sudah bisa,,"
"Suster tolong di bantu untuk dipindahkan keruang perawatan,,"
"Baiklah Dokter," diangguki oleh Perawat tersebut
Sambil menunggu perawat yang sedang membereskan Erliana untuk pindah ke kamar perawatan. Dika menanyakan tentang keluarga Erliana.
"Piye bro,, wes mbok kabari keluargane,,?" (Gimana bro,, sudah dikasih tau keluarganya )?
"Dekne dewe'an ning kene, ora ono sedulure. Jane arep tak kabari wong tuane, tapi gak entuk dekne. Jare enko gawe kwatir wong tuane. Soale dekne neng kene merantau." (Dia disini sendirian, gak ada saudara juga. Tadinya aku mau kasih tau orang tuanya, tapi tidak gak dibolehin sama dia. Katanya takut bikin orang tuanya kuatir, soalnya dia disini merantau).
"Lah koncone..?" ( kalau temennya)
"Ono, tapi durung tak hubungi. Enko nek wes pindah kamar wae tak kabari." (Ada, tapi belum aku hubungi. Nanti saja kalau sudah pindah kamar mau aku kabari).
"Baik Baik kamu sama tuh cewek,, nyawa kamu itu."
"Ya sudah, aku mau visit pasien dulu." "Nanti kita ketemu lagi,," menepuk pundak Tama
"Okee,, makasih broo.."
Tanpa mereka berdua sadari Erliana melihat keakraban antara keduanya. Erliana tersenyum dan berkata dalam hati.
"Ohh,, mereka berdua saling kenal dan ternyata mereka juga orang jawa." batin Erliana
Tama mendekat kearah Erliana, sekilas dia melihat Erliana dan tersenyum. Tak ayal dia memikirkan omongan sahabatnya itu.
"Dia adalah nyawa ku," batin Tama sambil tersenyum
Setelah itu dia membereskan barang barang yang ada di atas nakas dan membawanya. Karena perawat sudah siap untuk memindahkan Erliana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments